RADARJAMBI.CO.ID, SAROLANGUN- Hasil tender proyek jalan Bukit Kukup, Kecamatan Batang Asai belum diketahui pemenangnya, tapi Tokoh Masyarakat (tomas) masyarakat yang berada di enam desa di seputaran Bukit Kukup, seperti Desa Raden Anom, Padang Jering, Datuk Nan Duo, Kasiro, Kasiro Ilir dan Bukit Salak sangat meragukan kontraktor pelaksana kegiatan proyek yang bernilai Rp 4,5 Miliyar yang bersumber dari APBD Kabupaten Sarolangun 2016. Pasalnya, jalan yang akan dibangun tersebut merupakan salah satu urat nadi masyarakat. Ini akan berpengaruh terhadap ekonomi kerakyatan, pendidikan dan mempermudah akses masyarakat menuju ibu kota kecamatan Batang Asai. Bukan hanya itu, pembangunan jalan Kukup tersebut salah satu impian masyarakat yang masuk dalam kategori kebutuhan prioritas masyarakat. Jikalau dikerjakan kontraktor yang tidak professional, maka akibatnya bisa mubazir terhadap serapan anggaran belanja langsung, karena dikhawatirkan jalan tersebut cepat rusak atau dikerjakan secara asal jadi. Soalnya, kondisi jalan kukup berada di daerah ekstrim, misalkan di perbukitan dan pembangunan jalan tersebut juga terletak di lokasi pendakian yang disertai dengan pengkolan tajam.
Salah satu tokoh pemuda yang tergabung dalam kampung empat kalbu yang limo, Syafi’i Masri saat dikonfirmasi harian ini via ponsel Minggu (27/3), kemarin sore yang mengatakan secara nurani, ia tidak mempermasalahkan siapa yang mengerjakan proyek tersebut, namun dirinya sangat menginginkan proyek yang bernilai miliaran rupiah bisa dikelola oleh kontraktor professional, atau memang telah teruji hasil kerjanya, serta kontraktor yang memiliki fasilitas pendukung yang memadai, yakni alat berat, dump truk dan lainnya.
Ditambahkan Syafii, masyarakat enam desa yang bakal menikmati jalan tersebut sudah menunggu sekian tahun, namun andai kata memang dikerjakan oleh si A, lalu dibangun asal jadi, maka kekecewaan masyarakat akan sangat terasa.
“Memang informasi resminya belum ada, namun isu yang hangat di masyarakat proyek jalan bukit Kukup sudah didapatkan oleh seseorang. Kami heran proses tender belum selesai, tapi kok bisa muncul nama pelaksana kegiatan proyek,â€ujar Syafi’i.
Selain itu, kata Syafii, dari nama yang muncul sebagai pelaksana kegiatan proyek jalan kukup sangat diragukan dalam menerapkan pekerjaan, terutama kualitas hasil kerjanya sudah terlihat kurang memuaskan dan teruji, malah fasilitas pendukung tidak dimilikinya. Pembanguan jalan bukit Kukup menyangkut hajat hidup masyarakat enam desa yang setiap hari melewati jalan ini.
â€Jikalau kontraktor yang tidak profesional mengerjakannya, kami rasa lebih baik proyek ini ditunda, dari pada pekerjaan asal-asalan, anggaran habis secara mubazir,â€tambahnya.
Lebih jauh Syafii menjelaskan, dirinya tidak mempermasalahkan pekerjaan tersebut di kelola oleh orang luar Kabupaten Sarolangun, asalkan memang hasil pekerjaannya bagus.
â€Makanya kami minta pada pemangku kebijakan untuk memikirkan kembali untuk memakai kontraktor tersebut, sebab dua tahun yang lalu jalan tersebut sempat dibangun, namun sekarang sudah hancur, makanya kejadian serupa kami harap jangan terulang lagi,â€harapnya.
Bukan hanya itu, hal senada juga diungkapkan Idris tokoh masyarakat pada bupati sarolangun Drs H Cek Endra saat kunjungan kerja ke Kecamatan Batang Asai beberapa waktu lalu.
â€Kami titip pesan pada bapak bupati agar jalan kukup dikerjakan oleh orang yang benar-benar profesional,â€pesan Idris dihadapan ribuan masyarakat Batang Asai waktu itu.
Terpisah, Bambang Gunawan SE anggota DPRD Sarolangun asal Batang Asai yang juga anggota komisi III DPRD Kabupaten Sarolangun saat dikonfirmasi via ponselnya kemarin sore menjelaskan, belum lama ini ia didatangi sejumlah tokoh masyarakat, agar proyek jalan kukup ditinjau ulang yakni, terutama sisi dari pelaksana kegiatan tersebut.
â€Masyarakat sangat khawatir, kalau pekerjaan proyek dikerjakan oleh orang yang belum teruji karyanya dalam bidang proyek bernilai besar. Bisa saja nanti, uang daerah habis, tapi jalan yang dibangun tidak maksimal,â€ujar Bambang.
Sementara itu, H Arief Ampera ME Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sarolangun saat dihubungi harian ini via ponselnya kemarin belum bisa dikonfirmasi.
Reporter: Charles Rangkuti
Editor: Gustav
Tiga Bulan Tak Gajian, Honorer Kerja Sampingan jadi Tukang Ojek
Ferry Satria Dari Cawawako, Malah Turun Jadi Saksi Pleno PPK