Petani Kopi Tanjabbar Mulai Lesu, Harga Kopi Turun Signifikan

Rabu, 21 November 2018 - 20:08:33


Kopi di Tanjabbar
Kopi di Tanjabbar /

 

Radarjmbi.co.id - KUALA TUNGKAL - Dalam beberapa bulan terakhir, harga kopi kering di Kabupaten Tanjabbarat mengalami penurunan harga yang signifikan. Bahkan turunnya harga kopi ini mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 17 ribu perkilogramnya.


Para petani kopi liberica di Tanjabbarat enam bulan lalu sempat menikmati harga kopi yang menguntungkan yakni di angka Rp 40.000 ribu perkilogramnya.

Namun saat ini, harga kopi mengalami penurunan tajam menjadi Rp 23.000 ribu per-kilogram. Kondisi ini tentu membuat petani kopi di Tanjabbar, khususnya di Desa Mandala Jaya Rt 02 Kecamatan Betara mulai lesu dan mengeluh karena merasakan dampaknya.

Seperti diungkapkan Arfan (35), salah seorang petani Kopi Desa Mandala Jaya, jika harga kopi saat ini mengalami penurunan harga yang signifikan jika dibandingkan dengan harga enam bulan lalu.

"Enam bulan lalu harga kopi kering dijual dengan harga Rp 40 ribu perkilogramnya. Namun saat ini harga kopi turun menjadi Rp 23 ribu perkilogramnya," ungkapnya.

Dikatakannya, tidak tahu pasti apa penyebab turunnya harga kopi ini. Namun saat ditanya dengan para tengkulak turunnya harga kopi saat ini dikarnakan banyaknya pasokan kopi dipetani hingga ada beberapa Provinsi yang ada saat ini lagi melakukan panen serentak.

Keluhan warga ini juga diungkapkan Kepala Desa Mandala jaya, Suhaili, yang mengatakan, akibat murahnya harga kopi saat ini membuat kebanyakan membuat para petani kopi mengeluh. Bahkan warga desa tidak lagi bersemangat untuk menanam kembali kopi-kopi milik mereka yang sudah tua.

Menurutnya, hal ini mengingat harga upah tanam dan upah panen saat ini tidak lagi sebanding dengan harga jual.

Suhaili dan para petani kopi lain berharap bantuan pemerintah setempat agar dapat kembali menstabilkan harga.

"Ya kalau bisa ada solusi dari pemerintah, harapan saya mewakili para petani harga kopidistabilkan lagi diangka Rp 40 ribu perkilogramnya," harap Kades diamini oleh warga.

 

 

Reporter : Kenat

Editor     : Ansori