500 Tenaga Pengajar di Tanjabbar Pensiun Hingga 2020

Rabu, 19 Desember 2018 - 20:06:43


H. M. Yusuf
H. M. Yusuf /

 

Radarjambi.co.id - KUALA TUNGKAL - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjung Jabung Barat mencatat, sebanyak 500 guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan memasuki masa pensiun hingga 2020 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjung Jabung Barat, Martunis melalui Sekretaris, M Yusuf mengatakan, hal itu menyebabkan Tanjabbar kekurangan tenaga pengajar. Tiap tahun, kata dia, lebih kurang 100 guru pensiun.

"Termasuk yang angkatan guru pertama di Tanjabbar, rombongan dari Medan dan Kerinci, sudah masuk pensiun semuanya. Jadi kita memang sangat membutuhkan tenaga guru dalam jumlah banyak,” kata M Yusuf, Selasa (18/12).

Untuk mengatasi kekurangan tenga pengajar itu, kata M Yusuf, Dikbud Tanjabbar banyak bergantung pada tenaga guru honorer.

"Guru honorer menjadi salah satu jalan keluarnya. Mau tidak mau dihandle sama guru honorer,” jelasnya.

Sebelumya diberitakan, untuk honor insentif sebanyak 1.340 guru honor yang selama ini mengabdi di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di 13 kecamatan di Tanjabbar naik mulai tahun 2019.

Insentif honorer yang sebelumnya Rp 5.000/jam menjadi Rp 8.000/jam. Kenaikan insentif guru honor ini dituangkan dalam APBD 2019.

"Ya, mulai tahun 2019 nanti semua sama-sama naik jadi dibayarkan Rp 8.000/jam. Sejak hampir sekitar 5 tahun baru ini ada kenaikan lagi," kata Kepala Dinas Pendidikan Tanjung Jabung Barat, Martunis melalui Sekretaris Dikbud, M Yusuf, Senin (10/12).

Dikatakan M Yusuf, total anggaran sekitar Rp 5 Miliar digelontorkan dari APBD Tanjab Barat 2019.

"Untuk guru SD dan SMP disamakan, agar tidak ada kesenjangan,” kata Yusuf.

Dengan perhitungan rata-rata jumlah jam mengajar guru honorer sebanyak 24 jam per minggu.

"Nanti dibayarkan per triwulan. Karena kadang ada pembaharuan tiap tiga bulan kadang ada guru yang keluar atau baru masuk. Ya diperkirakan mereka bisa terima gaji Kisaran Rp 700. 000 per bulan. Intinya sesuai jam ngajar lah," paparnya.

 

 

Reporter : Kenata

Editor     : Ansori