Pisang merupakan buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Indonesia juga merupakan salah satu Negara yang dikenal sebagai produsen pisang dunia. Indonesia telah memproduksi pisang sebanyak 6,20% dari total produksi dunia, 50% produksi pisang Asia berasal dari Indonesia.
Sulawesi Selatan adalah pulau diluar Jawa penghasil pisang terbesar yaitu 183.853 ton (Suyanti dan Supriyadi, 2008).
Produksi pisang yang melimpah juga menghasilkan permasalahan klasik, yaitu limbah kulit pisang. Kulit pisang adalah merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya.
Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energy dan antibodi bagi tubuh manusia (Munadjim,1983:84).
Berdasarkan analisis kimia, kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan makanan yang mengandung zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Munadjim, 1983:63).
Selama ini kulit pisang yang di anggap sebagai sampah yang tidak berguna, ternyata memiliki banyak manfaat yaitu untuk meredakan nyeri, mengobati gatal, kutil, dan menjaga kesehatan retina.
Itu hanya sebagian kecil manfaat dari kulit pisang yang sering membuat orang jatuh terpeleset karena menginjaknya ternyata ekstrak kulit pisang mengandung antioksidan cukup tinggi dan juga mengandung senyawa serotonin yang bermanfaat sebagai antidepresi.
Berbicara tentang pemanfaatan kulit pisang bukanlah hal yang baru.
Kandungan senyawa kimia yang dikandung oleh kulit pisang sangat banyak sekali, bahkan penelitian terakhir menunjukkan bahwa ekstrak air kulit pisang kaya akan senyawa serotonin.
Serotonin adalah neurotransmitter yang diperlukan tubuh kita terutama pada orang yang menderita depresi.
Perasaan sedih, rasa lelah berlebihan, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, gangguan pola tidur, merasa bersalah, rasa putus asa , tak berdaya dan keinginan untuk bunuh diri merupakan karakteristik depresi.
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin dan latar belakang. Depresi dapat di sebabkan karena beberapa faktor yaitu factor psikologi, genetik, sosial - lingkungan dan kadang – kadang dapat muncul tanpa penyebab yang jelas.
Pada penderita depresi kadar serotonin berkurang hal ini dikarenakan aktivitas enzim monoamine oksidase yang terlalu kuat dalam menguraikan amin biogenik seperti serotonin ini. Kekurangan serotonin dapat dihilangkan dengan pemberian ekstrak air kulit pisang yang kaya akan senyawa serotonin dengan mengolah limbah kulit pisang tersebut menjadi permen. Permen merupakan salah satu jenis produk olahan pangan yang banyak digemari. Permen atau kembang gula merupakan produk sejenis gulagula (confectionary) yang dibuat dengan mendidihkan campuran gula dan air bersama dengan bahan perwarna dan pemberi rasa sampai mencapai kadarair kira-kira 3%.
Menurut SII (StandarIndustri Indonesia), permen ataukembang gula adalah jenis makananselingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya.
Semoga dengan adanya kegiatan pengolahan kulit pisang ini hasil olahannya dapat bermanfaat bagi kesehatan dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan melimpahnya limbah kulit pisang yang ada dimasyarakat.
Penulis : Mega Anis Silvia
Mahasiswa Prodi S1.Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi
Keseruan Selfi dengan Bebek, di Acara Amazing Journalist Race
Pencegahan Korupsi (Melalui Pendekatan Budaya) Oleh: Navarin Karim
Sanksi Administratif Politik Uang, Kewenangan Hampa Bawaslu dalam Revisi UU Pilkada
Tinjau Pasar Angsoduo Jambi, Wamendag Roro Pastikan Harga Bapok Stabil Jelang Nataru