Radarjambi.co.id - SAROLANGUN - Sebanyak 93 orang peserta dari siswa SMA sederajat baik sekolah negeri, swasta bahkan dari pondok pesantren mengikuti seleksi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Sarolangun tahun 2019.
Seleksi Paskibraka tersebut dilaksanakan selama tiga hari, sejak tanggal 8 hingga 10 April 2019 di Gedung Olah Raga (GOR) Sarolangun, atau tepatnya di Kantor Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sarolangun.
Kabid Pemuda Disparpora Sarolangun, M Sokian, Selasa (09/04) kemarin mengataka, dalam seleksi tersebut pihaknya membentuk tim seleksi yang dipimpin langsung Perwira Penghubung Kodim 0420 Sarko Mayor Abdu Aziz, beserta anggota TNI, petugas medis dari RSUD Sarolangun, pengurus Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Sarolangun serta Disparpora Sarolangun sendiri.
"Seleksi ini selama tiga hari dari tanggal 8 hingga 10 April 2019. Peserta sebanyak 93 orang, dari target kita kemarin 100 orang. Peserta ini utusan dari seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan CNG karena memang tidak mengirim peserta, sementara peserta paling banyak ada dari Kecamatan Sarolangun dan Kecamatan Mandiangin," katanya saat diwawancarai pada hari kedua seleksi Paskibaraka tersebut.
"Melibatkan tekhnis terkait tim kesehatan, yakni tiga orang perawat dari RSUD Sarolangun. Ketua tim kita dari pihak TNI yakni Pabung Kodim Sarko 0420 Mayor Abdul Aziz, kompi dua orang, dan dari PPI ada tiga orang, Ketua PPI dan dari Limun yang pernah jadi Paskib Provinsi Jambi,"ucapnya.
Kata Sokian, pada seleksi Paskibraka ini pihaknya akan mengumumkan kelulusan pada Rabu (10/04) besok, sebanyak 33 orang yang lulus seleksi. Dimana dari 33 orang tersebut akan diumumkan juga utusan Kabupaten Sarolangun untuk peserta seleksi di tingkat Provinsi pada 22 April mendatang sebanyak 8 orang yakni 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.
"Cadangan ada 8 orang nanti, ketika utusan 8 orang yang di kirim ke provinsi lulus maka cadangan ini akan masuk, sesuai dengan jumlah utusan yang lulus seleksi provinsi," katanya.
Katanya, pada hari pertama seleksi kemarin ada 24 orang yang sudah tidak mememuhi syarat sehingga langsung didiskualifikasi dan ada dari beberapa kecamatan mengundurkan diri. Dari Kecamatan pelawan satu orang, dari mandiangin juga ada karena tidak datang,"terangnya.
Selain itu, katanya dalam seleksi ini tentu ada indikator kelulusan para peserta, selain harus siswa SMA sederajat kelas 1, sehat jasmani dan rohani.
Tentu yang paling utamanya salah satunya tinggi badan, sesuai dengan Permenpora Nomor 17 tahun 2015, yakni tinggi badan, berat badan yang ideal, tensi darah, postur badan.
Tes kesehatan meliputi tinggi badan, berat badan, tensi, riwayat penyakit. Sedangkan tes kesehatan jasmani, yakni fisik dan tes materi akademik berupa wawasan kebangsaan dan ideologi pancasila, sebanyak 15 soal
"Laki-laki minimal 170-178 centi meter, dan perempuan dari 165-171 centi meter. Ketika di kabupaten kita kesulitan cari yang tinggi, pertama kita seleksi sesuai dengan standar nasional, ketika tidak mencapai standar itu kita cari yang mendekati dengan memperharikan standar," katanya.
Ia berharap ketika nanti para peserta ada yang tidak lulus karena saat pelaksanaan tes ada kekurangan, bisa berbenah untuk kedepan. Misalnya, peserta laki-laki akan ketahuan sudah merokok apa tidak, terlihat pada saat tes lari.
"Ketika dia tidak lulus berarti sudah tahu kelemahan dia karena merokok, jadi kita harapkan kedepan dia tidak merokok lagi," katanya.
Reporter : C. Rangkuti
Editor : Ansori
LPJU Tidak Menyala, Masyarakat Mengeluh, Juanda:Kita Akan Cek kelapangan
Pemkot Peringati Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H.
PDK : TPP Guru dan Pegawai Dinas Pendidikan Batanghari Cair Tiga Hari Lagi
Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Satgas PASTI Lakukan Soft Launching Indonesia Anti-Scam Centre