Radarjambi.co.id - SAROLANGUN – Kondisi cuaca yang buruk menyebabkan sebanyak 22 bencana alam terjadi di Kabupaten Sarolangun sepanjang tahun 2019.
Ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sarolangun Trianto, melalui Kepala Bidang Kedaduratan dan Logistik Yen Aswadi, Selasa (9/4).
Dikatakannya, bencana banjir menjadi yang terbanyak dari beberapa bencana yang terjadi.
Kata dia, ini disebabkan karena banyaknya desa dan kelurahan di Kabupaten Sarolangun yang berada di Daerah Aliran Sungai.
“Untuk tahun 2019 ini tidak ada Karhutla. Karena bertepatan dengan musim penghujan. Jadi bencana banjir paling banyak terjadi, disusul longsor dan bencana lainnya,” ungkapnya.
“Selebihnya ada bencana longsor, angin puting beliung dan bangunan disambar petir,” tambahnya.
Akibatnya sebanyak 43 desa dan ribuan Kepala Keluarga (KK) terkena dampak banjir beberapa waktu lalu. Selain itu, ratusan hektar sawah masyarakat dan beberapa kolam ikan juga terdampak banjir.
Sementara bencana longsor hanya terjadi sebanyak empat kali sepanjang tahun ini. Akibat longsor juga tidak terlalu parah, diantaranya hanya menyebabkan beberapa titik jalan umum terputus, dan beberapa rumah warga mengalami rusak ringan.
“Ada 7 kecamatan di Kabupaten Sarolangun yang terdampak bencana banjir dan longsor beberapa waktu lalu. Yakni Kecamatan Sarolangun, Bathin VIII, Limun, Pauh, Mandiangin, Cermin Nan Gedang dan Batang Asai,” terangnya.
Dijelaskannya, bahwa tujuh kecamatan tersebut merupakan daerah yang berada di kawasan sungai dan perbukitan. Kata dia, bencana banjir terbaru terjadi pada Selasa (2/4) lalu di Kecamatan Pauh.
Dalam bencana ini sebanyak dua desa yang terdampak banjir, Yakni Desa Lamban Sigatal dan Sepintun.
“Kalau Desa Lamban Sigatal sebanyak 59 unit rumah, dua kolam ikan dan satu Madrasah yang terkena dampaknya. Sedangkan di Desa Sepintun hanya rumah sebanyak 170 unit,” paparnya.
Kata dia, untuk saat ini semua bencana sudah teratasi dengan baik. Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pemantauan rutin ke lokasi rawan bencana banjir dan longsor. Ini mengingat kondisi cuaca yang belum stabil.
“Untuk sekarang aman. Makanya ketinggian air sungai juga kita pantau terus. Kita harapkan tidak naik lagi, karena sangat cepat terjadi banjir kalau airnya naik, ini karena sungai kita mengalami pendangkalan,”tandasnya.
Reporter : C. Rangkuti
Editor : Ansori
40 Tahun Tak Miliki Wakil di DPRD, Kemantan Komit Dukung Putra Daerah
Seleksi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Berprestasi Tingkat Kabupaten Kerinci
Gunakan Rekaman Adegan Suami Istri Berdua E Terus Minta ''Jatah'' pada TS
Jalan Penghubung Antar Tiga Desa di Batangasan Rusak Parah, Warga Khawatir Terisolir
Dukung Inklusi Keuangan, OJK Resmikan 552 TPAKD di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota