Radarjambi.co.id - SAROLANGUN – Kebutuhan pangan masyarakat di Kabupaten Sarolangun yang berasal dari hasil panen padi lokal, sepertinya masih belum mencukupi . Buktinya, kini Pemerintah Kabupaten Sarolangun masih impor beras 5.000 ton per tahunnya.
“Sarolangun belum bisa kalau hanya mengandalkan panen padi lokal. Kebutuhan beras kita masih kurang 5.000 ton setiap tahun,”kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sarolangun Dulmuin, baru-baru ini.
“Kesenjangannya dilihat dari banyaknya jumlah populasi penduduk, dengan jumlah hasil panen yang didapat dari petani padi,” tambahnya.
Menurutnya, sumber beras impor yang diterima ini dikirim dari berbagai jenis beras.
“Paling banyak dibantu dari stok beras perdagangan. Selebihnya dibantu oleh pemerintah melalui program Rastra,”ucapnya.
Meski sebagian besar beras didapat dengan cara inpor, Dulmuin mengaku jika harga beras masih tetap stabil. Yakni diangka Rp 13 ribu per kilo.
“Masalah harga beli beras jangan lagi dicemaskan. Tidak ada pedagang yang berani memainkan harga jual. Sebab semua pihak terlibat untuk mengontrol. Seperti Diskoperindag dan pihak Bulog,” tandasnya.
Reporter : C. Rangkuti
Editor : Ansori
Bupati Buka Dua Pasar Beduk di Kota Bangko, Beli Cendol dan Takzilan
Arakan Sahur Melestarikan Khazanah Budaya Wisata Religi Tahunan di Tanjab Barat
Pertamina EP Jambi Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Kumpeh Ulu dengan PMT