radarjambi.co.id-KOTAJAMBI-Untuk memastikan kesehatan daging kurban, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Jambi melakukan pengecekan daging kurban ke sejumlah peternak dan pedagang, Selasa (6/8).
Disampaikan Kepala DPKP Kota Jambi Damiri, pengecekan akan dilakukan dua tahap, sebelum disembelih dan sesudah di sembelih.
"Yang sudah kita periksa kita beri tanda sehat, kita sarankan pembeli untuk memilih yang sudah ada label sehatnya," kata Damiri.
Dirinya mengatakan pengecekan dilakukan oleh tim yang sudah dibentuk, yang akan memonitoring sejumlah titik pemotongan hewan kurban.
Menurut Damiri, pengecekan ini guna menjamin keamanan daging kurban yang disebar ke masyarakat aman dikonsumsi setelah pemotongan, termasuk untuk mendata berapa total hewan yang bakal dikurbankan.
Hewan yang dikurbankan di Kota Jambi di cek kesehatan hewan dari postmortem hingga antemortem.
Pemeriksaan rutin ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi beredarnya daging kurban yang mengandung cacing hati atau penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis) seperti antraks.
Tahun 2019 ini stok hewan qurban Kota Jambi mencapai 1900 ternak, sementara kebutuhan hewan kurban diperkirakan hanya 1800. "Total ada sekitar 80 pedagang hewan kurban," ujarnya.
Kata Damiri, pengecekan hewan kurban tersebut gratis sesuai dengan instruksi Walikota sehingga jika ada pedagang atau peternak yang ingin memastikan kesehatan hewannya dapat melaporkan ke dinas pertanian dan ketahanan pangan Kota Jambi.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi, Akhmad Maushul mengatakan secara keseluruhan jumlah hewan yang ada di provinsi Jambi untuk dikurbankan sebanyak 13.100 terdiri dari 8.200 sapi 673 ekor kerbau dan 4000 lebih ekor kambing.
"Jumlah meningkat 4 persen dari tahun lalu. Stok yang paling banyak tentu di Kota Jambi," katanya.
Menurutnya jika nanti terjadi kekurangan maka pihaknya akan mendatangkan lagi sapi dari luar provinsi Jambi."Kebanyakan kita datangkan dari Lampung, itu bisa 60 persen dari sana," katanya.
Dokter Hewan (DRH) Aris, mengatakan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia. Oleh karena itu jika nantinya ada ternak yang dinyatakan positif penyakit tersebut, maka tidak disarankan untuk dikonsumsi.
Selain itu sebelum membeli juga perlu dilakukan pengamatan ciri-ciri fisik hewan tersebut, misalnya dia tidak cacat, jalannya tidak pincang, lalu pada mulut, hidung dan anusnya tidak mengeluarkan leleran atau cairan yang berlebihan.
Reporter ; Ria
Editor : Ansory S
Diduga Tidak Ada Benang Jahitan, Pasien Cesar RSUD Kerinci Pindah Paksa
Disnaknakbun Tanjabarat Terjunkan Puluhan Petugas Berantas Pengecekan Hewan Kurban
Polres Tebo Gelar Apel Operasi Lilin 2024, Siap Amankan Nataru