radarjambi.co.id-TANJABBARAT-Fluktuasi gelombang laut di wilayah sekitar perairan Kualatungkal masih belum memasuki zona aman.
Sepanjang tahun 2020, tinggi gelombang air laut yang dibarengi dengan insentitas angin berkecepatan tinggi masih terus meningkat hingga berpotensi mencapai tinggi 2,5 meter.
Informasi dihimpun, Data BMKG mencatat rekaman potensi tinggi gelombang laut diwilayah perairan Lingga antara 2,5 - 4 meter. Selain diikuti potensi cuaca hujan lokal, tinggi gelombang juga berbarengan dengan kondisi angin Utara-Timur dengan kecepatan rerata 3-14 knot. Tinggi gelombang laut mencakup wilayah perairan Selat Berhala, Perairan Lingga dan Selat Berhala.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelayaran (KSOP) Kelas IV Kualatungkal, Prayitno SH melalui KPLP, Junaidi Koto mengatakan kondisi perairan belum stabil di kisaran tinggi gelombang diatas 2 meter.
"Kondisi ini masih bertahan sejak dua bulan terakhir atau sepanjang awal tahun 2020," ujarnya.
Pihaknya juga mengeluarkan himbauan kepada nelayan dan pengguna jasa transportasi laut agar lebih berhati-hati dan waspada dalam menghadapi perubahan cuaca yang terbilang ekstrim terutama di wilayah perairan Lingga sekitarnya yang mencakup perairan Kualatungkal.
"Sejak dua bulan terakhir, kondisi gelombang laut masih terbilang tinggi. Tetapi kalau untuk wilayah pesisir sampai batas ambang luar masih aman," tutur Junaidi.
Meski tak bedampak banyak, namum tinggi gelombang diakui sempat menjadi kendala pemberangkatan KMP Senangin dengan tujuan Kualatungkal - Batam. Jadwal keberangkatan malam hari digeser hingga pagi hari menunggu kondisi gelombang laut sedikit reda dan tidak membahayakan pelayaran.
"Walaupun hanya himbauan, namun diharapkan warga yang beraktifitas terutama bagi pengusaha angkutan laut dan Nelayan agar dapat berhati-hati," paparnya.
Sebagai antisipasi, pihak KSOP Kualatungkal terus menjalin koordinasi dengan BMKG untuk memantau perubahan gelombang setiap saat.
Tinggi gelombang laut yang tak kunjung reda juga dikhawatirkan oleh nelayan. Selain memilih tidak melaut malam hari, sebagaian nelayan memilih waktu melaut saat ombak sedikit reda.
"Kalau turun, kami sekarang jarang nginap. Biasanya pergi pagi sampai sore sudah mulai siap-siap balek (pulang,red). Takut kemalaman ombak tinggi dan anginya lebih kencang," ujar Adi, salah satu nelayan pencari udang. (ken)
Editor : Ansory S
Editor : Ansory S
Bupati Harap Jajaran Pemkab Muarojambi Bisa Gunakan Vidio Telekomonikasi
H A Waldi : Peserta SKB CPNS Diikuti Berdasarkan Peringkat Nilai SKD
Wujudkan KLA, Bupati Tanjabbar Desak Seluruh OPD Berkerja Keras
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada