Pandemi dan Turunnya Pertumbuhan Ekonomi
Penyebaran covid-19 yang semakin meluas dalam beberapa bulan terakhir tidak hanya berpengaruh kepada aspek kesehatan saja, namun juga mempengaruhi pergerakan roda ekonomi di ranah Internasional termasuk Indonesia.
Seperti yang disampaikan oleh Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor 14 April lalu bahwa hampir semua negara di dunia dan berbagai lembaga internasional baik IMF dan Bank Dunia sudah memprediksi ekonomi global 2020 akan memasuki periode resesi.
Beliau juga menyebutkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi internasional akan tumbuh negatif sebesar 2,8% di tahun 2020.
Meski telah ada perkiraan bahwa ekonomi akan mengalami penurunan, Menaker tetap menerapkan kebijakan agar masyarakat yang memiliki usaha diwajibkan mengurangi aktivitas mereka atau berhenti untuk sementara waktu sampai situasi kembali normal.
Hal ini diberlakukan sebagai langkah antisipasi dalam mencegah semakin naiknya grafik angka korban positif di Indonesia.
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap PKL di Jambi
Momentum pandemi covid-19 di Indonesia memang memberikan berbagai dampak negatif tidak hanya kepada perusahaan-perusahaan besar, namun juga kepada para pegiat usaha kecil seperti UMKM dan PKL.
Di Jambi sendiri, Para pegiat usaha kecil seperti PKL yang selama ini menggantungkan perekonomian dari aktivitas berjualan mereka mengalami kerugian yang cukup besar selama pandemi berlangsung.
Kerugian para PKL mulai terasa sejak diberlakukannya kebijakan pemberhentian sementara kegiatan belajar di sekolah serta diterapkannya penyesuaian kerja ASN seperti kebijakan bekerja dari rumah dalam upaya mencegah terjadinya penyebaran covid-19 di Jambi sesuai surat edaran nomor 921/SE/GUB/I/III/2020.
Konsumen PKL di Jambi yang sebagian besar merupakan para pekerja instansi hingga kalangan pelajar menjadikan para PKL mengalami penurunan omset hingga berkali-kali lipat, bahkan tidak jarang para PKL mengalami kerugian hingga pada akhirnya memutuskan untuk berhenti berjualan.
Meski telah diberlakukan kebijakan new normal, para pegiat usaha masih mengalami kerugian yang signifikan sebab rasa antisipasi dari masyarakat yang lebih memilih berbelanja di tempat-tempat yang lebih besar dibanding PKL sebagai bentuk upaya terhindar dari virus corona.
Upaya PKL Bertahan di Masa Pandemi
Pemerintah Jambi sendiri telah mengupayakan beberapa kebijakan tertentu guna membantu para pegiat usaha seperti UMKM dengan memberlakukan penjualan berbasis online, sehingga pelaku UMKM masih mendapatkan keuntungan.
Namun, pemerintah tampak belum melakukan upaya yang signifikan dalam membantu para pegiat PKL yang terpapar kerugian besar selama masa pandemi, sehingga sebagian PKL di jambi harus mengambil langkah-langkah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan konsumen bagi usahanya.
PKL yang biasanya berdiam diri di suatu lokasi tertentu hingga makanan yang dijualnya habis, terpaksa harus berkeliling hingga ke lorong-lorong kecil sebagai upaya mendapatkan konsumen yang lebih banyak dan meminimalisir terjadinya kerugian.
Lain halnya dengan para PKL yang menggantungkan usaha dari berdagang baju atau benda lain selain makanan, kebanyakan dari mereka pada akhirnya memilih menutup usaha untuk sementara waktu sebab tidak mampu membayar uang sewa toko selama masa pandemi berlangsung.
Tidak jarang, sebagian dari mereka melakukan berbagai usaha baru seperti berjualan makanan, menjadi buruh serabutan demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Berbagai Kebijakan yang Seharusnya Diterapkan Pemerintah Kota Jambi
Dalam hal ini, seharusnya pemerintah dapat memberlakukan berbagai upaya dalam membantu para PKL agar tetap memiliki pemasukan selama masa pandemi.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan pemerintah kota jambi adalah dengan menetapkan protokol kesehatan yang ketat bagi penjual dan pembeli sehingga keduanya memiliki rasa aman antar satu dan yang lainnya.
Kemudian selayaknya para pegiat UMKM, seharusnya pemerintah juga mampu menciptakan ruang gerak yang lebih luas bagi usaha PKL seperti dengan memberlakukan proses jual-beli melalui jalur online sehingga meminimalisir kontak langsung dan masyarakat tetap mampu melakukan transaksi jual-beli tanpa khawatir terpapar virus corona.
Dengan partisipasi serta pemberdayaan aktif dari pemerintah, diharapkan para PKL dapat mengatur dirinya, mengelola serta beradaptasi dengan lebih mudah di masa pandemi sehingga semua kalangan masyarakat kota Jambi mampu bertahan dengan berbagai perubahan yang sedang dihadapi.
Penulis ; Muslihah Faradila
Mahasiswi HI UII, Yogyakarta
Tantangan Industri Kelapa Sawit Jambi Berbenah atau Tenggelam
Peran Nahdlatul Ulama dalam Membantu Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19
Hak Konstitusional Masyarakat Adat di Pusaran Wabah Covid-19
Robinson Sirait Hadiri Peresmian dan Syukuran Jembatan Sungai Kandang Desa Bukit Mas