Kerjasama ASEAN Dalam Menanggulangi Covid-19 : Bagaimana Dampaknya Kepada Masyarakat Indonesia?

Minggu, 12 Juli 2020 - 19:12:04


Ilustrasi
Ilustrasi /

Tercatat data Covid-19 8 Juli 2020 di Indonesia, sebanyak 68.079 juta jiwa yang tercantum dalam kasus Covid-19. 60.079 juta bukan angka yang sedikit bagi Indonesia.

Angka tersebut bisa dapat mengancam masyarakat Indonesia. Terlebih lagi, angka tersebut akan terus bertambah seiring perkembangan waktu.

Pergerakan dinamis dari angka tersebut menyulut Indonesia untuk bergerak cepat. Pada umumnya, Covid-19 tersebut sudah menyebar begitu masif.

Diawali beberapa bulan yang lalu di Wuhan, China, Covid-19 disebabkan oleh banyaknya orang yang pulang pergi dari satu negara ke negara lainnya. Tentunya, penyebaran tersebut berdampak kepada masyarakat.

Dari kejadian yang ada, banyaknya perusahaan yang memutuskan hubungan kerja kepada pekerjanya, lemahnya pergerakan pasar karena harus mentaati protokol kesehatan, serta sampai kepada meningkatnya dampak kemiskinan.

Hal ini, tentunya menjadi konsentrasi Indonesia dalam membantu masyarakat yang terdampak oleh Covid-19. Jika dilihat secara berkala bahwa, pemerintah sudah memberikan bantuan kepada masyarakat berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT), menyiapkan anggaran kepada UMKM, mendiskonkan tarif listrik kepada masyarakat yang terpapar Covid-19.

Tetapi, dalam belakangan, bantuan ini mulai banyak kritik karena anggaran yang sudah diberikan tidak dikeluarkan secara masif. Sedangkan dalam hal lain, Presiden marah kepada kabinet-kabinetnya dengan memberikan ultimatum untuk mengganti kabinet.

Dalam skala nasional, dampak yang diberikan oleh pemerintah sudah begitu cukup besar namun kurang efektif kepada masyarakat. Lalu, jika melihat skala yang lebih luas, bantuan tidak hanya berada dalam skala nasional.

Namun, Indonesia menjalin kerjasama dengan pihak-pihak luar untuk dalam turut andil untuk menangani Covid-19. Baiknya, Indonesia tergabung ke dalam ASEAN yang merupakan organisasi Asia Tenggara yang terbentuk pada 1967.

Melihat penyebaran yang ada, 10 negara yang berada di ASEAN mulai membahas Covid-19 ini sebagai masalah yang krisis. Dari data yang ada, terdapat sekitar hampir 20 ribu jumlah kasus yang ada di ASEAN.

Sehingga, Pada 14/04/2020, ASEAN menggelar rapat secara virtual untuk membahas Covid-19. Dalam pertemuan tersebut dalam KTT ASEAN, membuat beberapa agenda yang cukup masif untuk diterapkan dalam masyarakat.

Agenda tersebut berupa memperkuat kerjasama, perlindungan untuk warga ASEAN, memperkuat komunikasi publik, membuat aksi dan kebijakan yang terkoordinasi untuk memotivasi dampak ekonomi dan sosial, ASEAN menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dan melibatkan stakeholder dan multisektoral, mendukung relokasi trust fund ASEAN.

Tentunya, sudah banyak yang terpapar Covid-19 dan ASEAN bergerak cepat untuk menanggulangi hal tersebut dengan membuat beberapa agenda. Tetapi, dari masalah yang ada dalam skala internasional, ASEAN yang memakai konsep non-intervensi akan sulit membuat kerjasama yang masif.

Hal ini dibuktikan dengan adanya, agenda ASEAN yang hanya biasa-biasa saja, seperti pertukaran informasi. Untuk itu, sebenarnya tugas ASEAN hanya diplomatis untuk menjalin kerjasama.

Tetapi, kerjasama tersebut tidak berdampak besar kepada masyarakat Indonesia. Implementasinya pun tidak begitu diterapkan karena kelemahan ASEAN hanya pada ketergantungan pemerintah masing-masing. Jadi, percuma jika punya setumpuk agenda hanya karena agenda tersebut bisa diterapkan sesuai kondisi negara masing-masing. Formalitas yang ada di ASEAN lah yang terkadang menjadi kritik.

ASEAN Realokasi Bersepakat untuk Realokasi Dana

Pada pertemuan KTT ASEAN secara virtual, setelah menjelaskan beberapa agenda untuk dijalankan. Dalam pertemuan tersebut (14/04/2020) ASEAN membahas tentang perealokasian dana respon Covid-19.

Hal ini untuk menjamin perlindungan dalam krisis global yang akan menimpa dunia. Dalam beberapa hal, perealokasian dana tersebut disampaikan oleh PM Tahiland, Prayuth Chan-Ocha.

Dalam penyampaiannya, Chan-Ocha mengusulkan agar 10 persen dana dari ASEAN Development Fund dan ASEAN Cooperation Fund bersama dengan China, Jepang, dan Korea Selatan. Dana-dana tersebut akan dipergunakan sebagai membantu tim medis seperti APD, Alat-alat medis, dan juga mendukung penelitian dan pengembangan vaksin.

Dalam penyampaian yang dilakukan oleh PM tersebut. Disambut baik oleh negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Tujuan yang diinginkan cuma satu yaitu ingin bebas dari virus tersebut caranya hanya dengan bersatu untuk melawan Covid-19.

Pergerakan yang dilakukan oleh ASEAN tersebut menjadi hal yang pantas dilakukan oleh organisasi regional sebagai bentuk regionalime dalam kawasan regional. Tidak hanya ada ASEAN yang menjadi aktor dalam menangani Covid-19 tersebut.

Jepang, Korea Selatan, bahkan sampai kepada China membantu untuk menangani Covid-19. Hal ini disampaikan oleh PM Jepang, Shinzo Abe untuk membantu Asia Tenggara melawan wabah dengan cara mendirikan pusat penanganan penyakit menular di kawasan.

Tidak hanya itu, dalam ASEAN plus Three juga mempertimbangkan wacana untuk pembentukan pusat kebutuhan medis untuk hal yang darurat.

ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara sudah melakukan banyak hal bagi kawasan. Hal ini juga dilakukan oleh Indonesia yang semata-mata untuk memperbaiki ekonomi masyarakat yang terpapar Covid-19.

Agenda yang dilakukan sudah banyak seperti adanya realokasi dana yang disampaikan didalam pertemuan virtual KTT ASEAN. Tetapi, implementasi yang kurang masif akan sulit diterima kepada masyarakat karena dampaknya kepada masyarakat tidak terlalu besar.

Dan kritik yang banyak dilontarkan adalah pertemuan-pertemuan seperti itu hanya akan menjadi sesuatu yang formalitas untuk kepala negara dengan tidak ada implementasi yang besar kepada masyarakat.

Apalagi agenda tersebut hanya agenda-agenda yang biasa dibandingkan agenda nasional yang sudah besar tetapi masih saja menuai kritik dari masyarakat maupun kepada negara. (***)

 

 

Penulis : M Habib Pashya
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia