radarjambi.co.id-MUAROJAMBI-Sejak tahun 2018 hingga 2020, Kabupaten Muaro Jambi bebas dari kasus malaria.
Eliminasi kasus malaria di Muaro Jambi ini tidak hanya bebas saja, namun pihak Dinas Kesehatan terus menekan agar tidak muncul lagi kasus malaria tersebut.
Bebasnya dari kasus malaria tersebut disampaikan langsung oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Muaro Jambi Yes Isman.
Kata Yes Isman, kasus demam malaria ini tidak sama dengan Demam Berdarah Dengue (DBD), padahal penyebab komplikasinya hampir sama dari gigitan nyamuk yang menimbulkan gejala demam tinggi, sakit kepala, mual muntah, berkeringat, dan mengigil.
Ia juga mengatakan kasus malaria yang paling berbahaya adalah disebabkan oleh parasit plasmodium falciparum, artinya, jika tidak ditangani dengan cepat bisa menyebabkan komplikasi fatal.
"Seperti mengalami tiga gejala ini, stadium dingin, stadium demam, dan stadium berkeringat," kata Yes Isman, Rabu (11/11/2020).
Stadium dingin adalah ketika pasien selama 15 menit hingga 1 jam mengalami demam menggigil, bibir dan jari-jarinya tampak pucat.
Sementara stadium demam setelah pasien dingin hebat pasien akan mengalami demam tinggi, denyut nadinya terasa cepat disertai sakit kepala dan mual muntah.
Sedangkan stadium berkeringat pasien akan merasakan berkeringat banyak hingga basah sekujur tubuh, suhu badan menurun cepat mencapai diangka bawah normal.
"Sejauh ini tidak ada lagi kasus demam malaria tersebut di Muaro Jambi dari pihak puskesmas kita juga tidak ada lagi laporan orang yang mengalami gejala stadium tersebut," ujarnya.
Kabupaten Muaro Jambi masuk dalam kategori kawasan eliminasi penyakit Malaria. Artinya, kasus malaria di Muaro Jambi, dalam tiga tahun terakhir, belum ditemukan.
Hal ini disampaikan oleh Kabid P2P (Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit) Dinas Kesehatan Muaro Jambi, Afif Udin.
Katanya, meskipun pada tahun 2018 ditemukan ada tiga orang yang terkena penyakit malaria. Tapi dari tiga positif tersebut bukan penularan setempat. Artinya penularan tiga positif tersebut di luar dari wilayah Kabupaten Muarojambi.
"Setelah di konfirmasi dari tiga positif tersebut dan dilakukan pemeriksaan, diketahui bukan dari penularan setempat. Yaitu ada kasus dari provinsi papua dan provinsi lain," terangnya.
Malaria merupakan penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk anopheles.
"Saat ini Muarojambi melalui penilain dari Kementerian Kesehatan pada Oktober lalu. Muaro Jambi dikatakan sebagai wilayah eliminasi malaria, artinya Muarojambi bebas dari penularan malaria setempat," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam kategori kabupaten menerima sertifikat Eliminasi Malaria ada beberapa kategori yang harus di penuhi. Yaitu bahwa kabupaten tersebut dalan tiga tahun terakhir tidak di temukan kasus malaria penularan setempat.
"Kemudian Annual Parasite Incidence (API) kurang dari 1 per 1000 penduduk dalam satu tahun. Dan, Slide Positivity Rate (SPR) dari kasus malaria yang dj periksa mikroskopis positif kurang dari 5 persen," terangnya. (akd)
Fesdiamon : Siapa Yang 'Dinasti' Sebenarnya, Fikar Azami atau Ahmadi Zubir
Hadiri Haul Warga di Betung Bedarah, KH Fauzi Mansyur Kembali Doakan Al Haris jadi Gubernur
Peringati Hari Guru Syafril Nursal Beri Semangat Untuk Generasi Masa Depan
Masya Allah, Habib Muhammad Syahab Sebut Cagub Fachrori Umar Orang Baik dan Mengerti Agama
Riduan Ibrahim Ungkap Alasan Ulama Pengisi Islam Itu Indah Dukung Fachrori-Syafril
Mewakili Pj Wali Kota, Staf Ahli Moncar Tutup Diklat PKA Pemerintah Kota Jambi