radarjambi.co.id-JAMBI-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kec. Rimbo Ilir, terus berupaya melakukan peningkatan mutu pendidikan di semua sekolah.
Kali ini guru-guru dan kepala Sekolah Dasar (SD) di Tebo mengikuti diseminasi mandiri pelatihan modul I Program PINTAR Tanoto Foundation, beberapa waktu lalu.
Sebanyak 58 peserta dari 18 sekolah mengikuti kegiatan tersebut. Mereka berasal dari sekolah yang berada di Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.
“Ketika saya melihat di pelatihan dan praktik mengajar, banyak sekali perubahan, keaktifan guru sebagai fasilitator siswa terlihat,” ujar Sindi, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tebo, Jum’at, (5/2).
Lanjutnya, adapun cara yang dilakukan sangat efektif sekali, karena sejak pelatihan, semua peserta diajak aktif, mulai dari berdiskusi, mempresentasikan hasil lembar kerja, serta diakhiri dengan praktik mengajar.
“Diharapkan, apa yang telah didapatkan para guru dan kepala sekolah ini dapat menerapkan kegiatan pendidikan dengan baik, sehingga dapat mengimplementasikan pembelajaran aktif terhadap setiap peserta didik,” tambahnya.
Sementara itu Wahyu Widiya Ningrum selaku fasilitator daerah pembelajaran sekolah dasar, berharap tiap guru mampu mengimplementasikan apa yang dilatihkan oleh fasilitator.
Apalagi ditambahkan Ningrum, kegiatan tersebut juga melibatkan kepala sekolah. Sehingga tahu betul kebutuhan guru di sekolah.
“Ini tentu saja catatan semua. Kepala Sekolah harus mendukung kebutuhan guru di sekolah, yang terpenting adalah bagaimana guru menerapkan pembelajaran aktif, tidak diam saja mengandalkan buku teks mata pelajaran,” tegasnya.
Sutardi, guru SDN 095/VIII Karang Dadi mengaku mengapresiasi pelatihan tersebut, ia mangatakan guru terlibat aktif dalam semua kegiatan.
“Saya lihat bagus ya, semua aktif terlibat untuk mengubah pola pikir guru dalam mengajar di kelas, termasuk saya yang mendapatkan materi tentang MIKiR,” tukasnya.
Tarmiati, guru SDN 108/VIII Sari Mulya mengakui sebagai guru harus mengubah pola pikir untuk dapat berbuat lebih baik sesuai hasil pelatihan tersebut.
“Sekarang harus dibalik, bagaimana siswa yang aktif, namun guru harus bisa mengarahkannya dengan menjadi fasilitator. Melalui pelatihan ini sangat cocok agar siswa menjadi aktif meskipun di tengah pandemi,” pungkasnya. (rvi/akd)