Minat Literisasi Remaja di Indonesia

Minggu, 11 Juli 2021 - 20:51:25


Tri Kinanti
Tri Kinanti /

radarjambi.co.id-Secara umum literasi merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu literacyyang memiliki arti sebagai sumber sarana belajar berkomunikasi, berbahasa, dan membuka pikiran seseorang lebih terbuka.

Namun, tahukah Anda bahwa minat membaca masyarakat di Indonesia sangat rendah?  Hal ini diperkuat dengan hasil survei yang dilakukan oleh Program for International StudentAssessment (PISA) pada tahun 2019, yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada 10 negara terendah soal literasi dunia dari 70 negara.

Sedangkan pada data yang diambil oleh UNESCO pada awal tahun 2020, Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah peringkat literasi dunia.

UNESCO juga mengatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,0001% yang artinya hanya 1 orang saja yang rajin membaca buku dalam satu tahun.

Kepala Perpustakaan RI, Muhammad Syarif  Bando dalam webinar-nya mengatakan bahwa rendahnya minat membaca masyarakat Indonesia disebabkan murni oleh rasio antara ketersediaan bahan bacaan dengan jumlah penduduk yang berbeda jauh.

Bagaimana tidak, jumlah penduduk Indonesia saja pada tahun 2020 adalah 270,20 juta jiwa yang mana ini tidak sebanding dengan angka bahan bacaan atau sarana dan prasaranan membaca yang tersedia di Indonesia.

“Jika setiap tahun perpustakaan hanya menyediakan 50 juta buku bacaan terbaru, secara de facto kita kekurangan sekitar 217 juta buku (1 buku baru/orang) per tahun. Sementara UNESCO menetapkan standar minimal 3 buku baru setiap orang per tahun,” begitu kata Syarif pada Selasa (20/10).

Selain keterbatasan bahan bacaan, masyarakat Indonesia jauh lebih tertarik dengan gawai dan teknologi masa sekarang daripada sebuah buku.

Orang Indonesia bisa bertahan selama 9 jam menatap layar gawai dan tidak bisa bertahan selama satu jam di dalam perpustakaan.

Ini membuat orang-orang Indonesia dinobatkan menjadi netizen paling aktif di media sosial menurut Microsoft pada survei yang mereka lakukan pada awal tahun 2021.

Untuk memulihkan kondisi ini pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk meningkatkan minat membaca dengan melihat pesatnya perkembangan teknologi dan pandemi pada saat ini, Dirjen AptikaKemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan pada pembukaan acara WebinarDigital Society “Paradigma Literasi Baca Tulis di Era Digital” yang diadakan pada Kamis (1/4) mengatakan bahwa semua pihak harus bergerak cepat dan kompak untuk memanfaatkan teknologi saat ini.

Menurut Samuel, diadakannya literasi digital ini diharapkan masyarakat Indonesia tidak hanya mengenal teknologi saja tetapi tahu cara memanfaatkannya dengan bijak.

Selain upaya pemerintah dalam meningkatkan minat membaca dengan memanfaatkan teknologi informasi, seorang penulis terkemuka yang buku-bukunya selalu menjadi bestseller, TereLiye baru-baru ini membuka sebuah program ‘Literasi Bersama TereLiye’ untuk anak TK atau SD.

Ini merupakan langkah awal untuk membangun kembali minat baca anak-anak muda di Indonesia. Melalui akun instagram miliknya, dia mengatakan bahwa anak muda sekarang lebih suka membacaquotespendekdaripada buku. Oleh karena itu dia mengadakan acara literasi secara gratis ini.

TereLiye juga beberapa kali melakukan workshop menulis ataupun bedah buku yang dilakukan secara gratis.

Di masa pandemi ini TereLiye mengadakan workshop secara virtual melalui ruang pertemuan Zoom. Pertemuan itu dilakukan berbagai sekolah dan wilayah di Indonesia. (***)

 

 

Penulis ; Tri Kinanti

(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan)