Kenangan Ki Samudera Biru

Kamis, 09 September 2021 - 22:13:07


H.Maulana
H.Maulana /

JAMBI.Meninggalnya Supardi bin Muchtar (63 tahun) yang dikenal dunia pelukis dengan nama Ki Samudera Biru, banyak meninggalkan kenangan bagi kalangan pelukis.

Wakil Walikota Jambi Dr.dr.H.Maulana MKM menyatakan turut berduka cita atas wafat pelukis Ki Samudera Biru. "Saya turut berduka cita atas wafatnya Ki Samudera Biru" kata Maulana.

Walau belum pernah ketemu dengan Almarhum tetapi sudah melihat karyanya, kata Maulana.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menerima cobaan ini" akhir Maulana.

Pemerintah Kota Jambi apresiasi dunia lukisan, Walikota Jambi Dr.H. Syarif Fasha, ME rental lukisan, termasuk Wakil Walikota Dr.dr.H.Maulana MKM. Walikota Jambi juga pernah membuka Pameran Lukisan se-Sumatera di hotel berbintang tahun 2014.

Pelukis Wanita Bogor Widyani Edelwis mengatakan, sebagai teman satu profesi dengan Almarhum sangat sedih dan kehilangan.

"Sosok teman dan pelukis yang baik, punya ciri khas tersendiri untuk gaya lukisannya" kata Widyani yang turut pameran lukisan di Gedung DPRD Jambi.

"Pernah 3 kali pameran bersama Almarhum, suka duka pernah kita rasakan bersama, sungguh sosok yang berkesan untuk saya" kata Widyani Adelwis.

"Selamat jalan untuk sahabatku Ki Samudera Biru" kata Ketua Perupa Jakarta Raya (PERUJA) Andi Suandi

Kehidupan memang misteri, kita sekarang dialog dan komunikasi kedepan kita juga mendengar kabar yang mengejutkan dan itu terjadi dengan sahabatku Ki Samudra Biru yang telah mendahului kita, kata Andi Suandi.

"Semoga Allah SWT memberikan jalan dan Khusnul khatimah kepada beliau" kenang Andi.

Saya ingat ketika Pameran Tunggal beliau di Cikindo Galery Parung dan saya sempat memberikan sambutan dalam pembukaan pameran beliau salah satu anggota Peruja, kata Andi.

Pameran Tunggal ke 3 Ki Samudera Biru dilaksanakan di Cikindo Galery awal tahun 2021 sebagai tahun ganjil, merupakan sebuah perjalanan kehidupan sebagai pelukis.

Pameran Tunggalnya dia menyoroti tentang "99" karakter dari Nyi Roro Kidul. Sebuah pergulatan berkesenian yang patut diapresiasi, kata Andi Suandi.
(Saw)