Pada dirinya tersembunyi hati yang tak pernah lelah Selalu tersenyum, apapun adanya, selalu tersenyum meski tiada itulah yang tertinggal, selain tentunya karya tulis, berita, karya teater, drama kehidupan yang keras tetap saja dilakoni dengan senyum
Tentu berbagai berita dialah, mengejar apalah, tentu berbagai kritik menggelitik, namun orang menerima tanpa bergidik. - kredonya adalah mengkritik tanpa menyakiti
Pada dirinya tersembunyi seluas senyum, hati yang tak pernah gundqh. Gelisah akan cita cita yang luhur demi negeri.
Mungkin berawal dari koran kuning, stensilan, atau apapun itu, namun pada puluhan tahun menjelang, sejarah mencatat, akulah sosok sang pewarta. Akulah sosok sang aktor.
Pada dirinya tersembunyi seluas senyum, hati yang ikhlas, jiwa yang selalu pasrah, meski aku hanya bisa menikmati lewat foto, lewat kisah yang dikisahkan.
Jambi, 1 September 2020
By Dimas Agoes Pelaz
SARAPAN PAGI, KORAN KU
Koran pagi ku, koran pagi ku
Musim gugur di Bosnia, aku tak sempat nikmati dedaunan melayang bagai burung manyar meluncur dari sangkar, aku hanya bisa nikmati lewat laporan koran pagi ku
Pembantaian anak anak tak berdosa, kenapa kau biarkan, tuhan?
Bagai tontonan mengharu biru rasa, menyesak di dada anak anak muslim sekarat melawan laknat
Koran pagi ku, koran pagi ku
Melapor malapetaka, berebut kata kata dari mancanegara
Musim gugur di Bosnia, hati kita teriris, makin giris menatap saudara makan saudara sendiri tak lagi tanda tanda kehidupan, mereka simpan dendam berkarat kebangkitan menyulut api revolusi, pada abad entag ke berapa nantinya
Sang penentu akan meniupkan satu komando takbir bagai di padang mahsyar, orang orang berbaris tak bersungut
Masing masing bicara, masing masing bicara tanpa rekayasa :
Tak ada tipu muslihat disini
Koran pagi ku, koran pagi ku
Kenapa laporannya bau anyir, belepotan gula gula
Kebenaran bukan hakiki, melainkan relatif katanya
Kini bagai memanen buah zaitun yang lezat rasanya
Ketabahan demi ketabahan terkandung
Mengantarkan ke syorga jannah, takbir yang tak kendat terucap melicinkan jalan titian serambut dibelah tujuh
Oi, wajah putih itu adalah cermin budi baik, wajah bersih itu adalah senyuman menggenang luka, teramat panjang hari penantian kepergian yang tentu, kehadiran selalu, disetiap wirid tahajud
: ia tetap ada dan selalu ada, dihati bagai monumen
Koran pagi ku, koran pagi ku
Koran pagi ku, koran pagi ku
Sebekas iman menyulut api rindu
Jambi, 3 September 2016
By. Dimas Agoes Pelaz
KPU Gelar Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Merangin