Berawal Dari Warga Keturunan Turki

Menelusuri Asal Usul Nama Desa Lidung

Senin, 15 November 2021 - 20:07:28


Suasana Desa  Lidung Sarolangun
Suasana Desa Lidung Sarolangun /

Desa Lidung merupakan desa yang terletak di kecamatan Sarolangun, kabupaten Sarolangun, Jambi. Mayoritas masyarakat Lidung bekerja sebagai petani. Bagaimana sejarah penamaan desa Lidung, berikut laporannya.

Desa Lidung yang dahulu bernama Dusun Lidung. Dusun Lidung merupakan salah satu Dusun di Marga Batin Limo Sarolangun Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarko.

Nama Lidung adalah simbol dari nama Biaro, Batin Limo dan Dusun Tuo.
Yang mana masyarakat Dusun Lidung merupakan pindahan dari Dusun Tuo yang sekarang sisa Dusun Tuo masih ada terletak di seberang Desa Lidung.

Kepindahan masyarakat nya di akibatkan terjadi erosi daerah aliran sungai Tembesi sehingga menjadi aliran Sungai Tembesi sampai sekarang.

Penamaan Dusun Lidung menurut penulis buku Asal- usul Sarolangun dan asal usul Cokroaminoto keturunan Turki, nama aslinya Syekh Abdul Ghani.

Tiblawi Syarif, tokoh adat Desa Lidung menuturkan bahwa asal usul nama Lidung bermula dari musyawarah masyarakat untuk pembuatan nama desa setelah salat isya di masjid.

Masjid yang pertama kali dibangun mayarakat untuk beribadah yang di hadiri cucu dan cicit keturunan dari Singopati.

Masyarakat membaca Yasin, zikir, dan dilanjutkan salat istikharah dan berdoa meminta petunjuk untuk nama desa.

“Mohon petunjuk dan ketetapan Allah atas nama terbaik tempat pemukiman yang baru ini”.

Sudah ada beberapa masyarakat yang hadir berkeinginan untuk memasukkan jejak dari yang ada kaitan historis dengan kehidupan Cokroaminoto (orang tuo biaro).

Ada juga yang mengusulkan nama dusun tuo dan biaro. Cucu dan cicit Singopati berkeinginan dengan jejak-jejak dari nama buyut dan kakeknya dahulu.

Beberapa hari setelah melakukan salat istikharah ada yang mengusulkan nama Lindung yang di ambil dari peristiwa Cokroaminoto meletakkan ubi di pohon beringin tempat dia berlindung.

Akan tetapi nama lindung punya sejarah tetapi tidak punya makna. Ada juga yang mengusulkan Lidung. Lidung mempunyai makna tapi tidak mempunyai sejarah.
Kata Lidung di kaji-kaji lagi ada simbol yang berkaitan dengan peristiwa meletakkan ubi, nama dusun tuo, biaro, dan bathin V.

Masyarakat juga mengaitkan dengan kehidupan religius orang tuo biaro dan Singopati (anak bungsu Cokroaminoto).

Kata Lidung mempunyai enam huruf yang mempunyai simbol rukun iman, kemudian masuk bathin v di disimbolkan rukun Islam.

Kemudian disebutlah angka enam dan lima. Angka enam jumlah huruf pada kata "Lidung",dan angka Lima sebutan dari Batin V. angka lima juga menyimbolkan rukun Islam.

Tercantumlah rukun iman dan rukun Islam yang di artikan bahwa Lidung itu adalah pangkal dari bathin v. Dari itulah munculnya nama desa Lidung pada tahun 1640.(***)

 

Penulis : Aiinun Siha, Lidung, Sarolangun