Mengingat kisah yang telah lama berlalu ada tiga remaja perempuan yang baru saja lulus Sekolah Dasar tiga remaja tersebut bernama Rara, Tia, dan Vani.
Mereka bersekolah di dekat sebuah desa yang mereka tinggali, sehari-harinya tiga remaja perempuan tersebut selalu bermain dan pergi sekolah bersama karena jarak antara rumah mereka yang tidak jauh dari sekolahan tersebut.
Mereka selalu berjalan kaki ketika hendak pergi ke sekolah karena jarak sekolahan dari rumah mereka cukup dekat.
Mereka sangat tidak menyangka karena waktu sangat cepat berlalu dan tidak terasa mereka akan berpisah dan melanjutkan sekolah pilihan mereka masing-masing.
Tiga remaja tersebut sudah sejak dari masi duduk di kursi TK saling berteman dan selalu bermain bersama, mereka baru saja selesai mengikuti ujian nasional disekolahnya dan akan menunggu hasil kelulusannya bersama-sama.
Sejak dari kelas 1 SD Rara, Tia, dan Vani selalu sekelas sampai kelas 6 pada saat itu, mereka sangat menikmati masa-masa disekolah belajar, bermain, bercanda gurau, dan ke kantin juga selalu bersama.
Jika ada yang mengganggu salah satu dari mereka, maka Rara lah yang akan mengadukannya kepada guru disekolah, karena Rara sangat tidak suka jika ada yang mengganggu teman dekatnya yaitu Tia dan Vani.
Penantian mereka yang sudah sangat ditunggu-tunggu yaitu pengumuman kelulusan disekolah mereka telah dibuka dan ternyata kabar baik mereka bertiga lulus bersama dengan nilai yang cukup memuaskan.
Mereka sangat senang dan gembira Rara, Tia dan Vani “saling berpelukan”. Tetapi Vani sedikiti merasa sedih karena ia sadar akan berpisah dengan Rara dan Tia dikarenakan Vani akan melanjutkan sekolahnya di luar Desa.
Jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal Rara dan Tia, oleh sebab itu Vani merasa sangat sedih karena akan berpisah dengan teman dekatnya yang sedari TK.
Lalu Rara menenangkan Vani ia berkata “kamu tidak boleh bersedih Vani ini kan demi pendidikan kamu juga dan kamu juga tidak perlu khawatir setiap liburan sekolah dimulai kamu boleh kok main dan nginap dirumah aku”
Tia menjawab “benar sekali ap yang dibilang Rara van, kamu tidak perlu merasa sedih karena suatu saat kita pasti akan bisa berjumpa dan bermain lagi bersama-sama”. Rara, Tia (memeluk erat Vani agar tidak merasa sedih lagi).
Pada hari Senin Rara, Tia, dan Vani akan melaksanakan perpisahan di sekolahnya, seluruh siswa kelas 6 diberi tugas untuk mempersiapkan pentas seni.
Rara dan teman-temannya akan mempersiapkan acara perpisahan tersebut pada hari Sabtu, mereka akan membuat pertunjukkan pentas seni ada yang menampilkan tarian, bernyanyi, dan drama.
Semua para siswa selalu menyempatkan waktu untuk latihan mempersiapkan diri untuk menampilkan sebuah pertunjukkan yang bagus yang tidak akan pernah bisa dilupakan karena momen acara perpisahan adalah momen yang sangat berharga bagi mereka.
Pada hari Jumat selurus siswa dan siswi sudah datang, mereka semua sangat berpartisipasi dan kompak untuk menentukan lagu apa yang akan di persembahkan, karena harus dipikirkan yang sesuai dengan tema acara perpisahan sekolah.
Setelah sepakat menentukan lagu untuk yang akan mereka tampilkan, mereka berlatih bernyanyi bersama dan salah satu temannya Vani ia akan membacakan sebuah puisi.
Rara dan teman-teman yang lainnya mendapatkan bagian memainkan alat musik yang telah di sediakan.
Mereka mulai berbaris dan berlatih menyanyikan lagu yang telah mereka pilih dan akhirnya mereka semua sudah kompak dan saling berkerja sama untuk dapat menghasilkan kekompakan tersebut, mereka semua sudah diperbolehkan pulang kerumah masing-masing karena latihannya sudah selesai.
Tibalah saatnya pada hari Sabtu seluruh siswa kelas 6 masuk menuju ruang untuk mengisi acara perpisahannya, dan semua guru serta orang tua murid dipersilahkan juga untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
Kelas Rara mendapat giliran yang pertama, mereka memasuki ruangan dan kompak berbaris, alat musik telah mainkan dan semua mulai bernyanyi bersama dengan serius sehingga para guru mulai berkaca-kaca dan terharu.
Vani mulai membacakan puisinya. Vani tidak bisa menahan air matanya. Vani pun menangis dan yang lain juga ikut terharu dan mengeluarkan air mata. Setelah selesai pertunjukan bernyanyi selurus siswa mendekati semua guru.
“Bapak / Ibu Guru, kami ucapkan banyak terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama 6 tahun ini, selama kami disini kita dapat berkumpul dan belajar bersama. Senang dan susah bisa dirasakan semua.
Bapak / Ibu Guru sekalian mohon maafkan kalau kami semua selama sekolah disini telah berbuat kesalahan dan ke tidak nyamanan. “ kata semua teman Rara. “Iya anak-anak kami maafkan semua kesalahan kalian.
Jika bapak / Ibu Guru memiliki kesalahan kepada kalian semua kami mohon maaf” (Kata Bapak dan Ibu Guru ).
“Iya Pak / Bu Guru kami maafkan juga dan terima kasih banyak telah mendidik dan mengajarkan kami disekolah tercinta ini sekali lagi kami semua ucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu guru disini semoga kalian sehat selalu dan jangan lupakan kami (kata semua siswa).
Iya semoga kalian mendapatkan kesuksesan dan keberkahan serta keberhasilan dimasa yang akan datang tetap menjadi murid yang patuh akan peraturan disekolah dan harus bisa membanggakan kedua orang tua kalian (kata Bapak / Ibu Guru).
“Aamiin” (kata semua anak-anak). Mereka pun bersalaman kepada semua guru dan saling berpelukan (dalam suasana yang haru). (***)
Karya : Ernita Sari . Mahasiswi Universitas Jambi
Maulana-Diza Mendapat Deklarasi Dukungan Dari Ketua Golkar Kota Jambi Budi Setiawan