AMANAH GURU PADA MURID DI HARI GURU

Rabu, 24 November 2021 - 19:27:34


H.EM Yogiswara (sastrawan/wartawan Jambi)
H.EM Yogiswara (sastrawan/wartawan Jambi) /

"Bijaklah memakai pikiran, muridku, karena setiap apa
yang kau pipikirkan kan terwujud," amanah guru pada murid
di hari guru yang kian tua dan merapuh.

Muridku, kehidupan adalah benih dari penyemaian
pikiran. Saat tumbuh kembang, tak ada jarak antara
pikiran dengan yang dipikirkan. Pikiran mati, disebabkan
keterkungkungan piikiran. Pikiran menjadi bermakna,
karena ikhlas menjalani amanat-Nya.

Muridku, pikiran kerap menemukan ketidaknyamanan di
kenyamanan hati, dan menjumpai ketidak-terbatasan di
keterbatasan jiwa. Pelajari pikiran, jika tak ingin melepas
akal dari batin. Sirnakan dunia selagi memiliki kesadaran
membayar kecerobohan.

Muridku, jika hati dilekati kebencian, maka semanis
apapun kebijakan disuapi ke jiwa, semua manjadi hambar.
Sebaliknya, bila batin diliputi kedamaian, sepahit apapun
derita kan dinikmati dengan ikhlas. Agar pegangan hidup
tak lepas, maka nikmati kehidupan dengan hati-hati
dan amanah.

Muridku, mengikhlaskan yang berharga terlepas dari kehidupan
adalah bentuk kesetiaan manusia sebagai hamba-Nya. Belajar
menghilangkan kebencian, membuat hati tentram. Pikiran
yang dinaungi amanah, membawa kalbu ke pencerahan diri
di kehidupan.

Muridku, rela kehilangan yang dicintai, petanda hidup tak kekal.
Menikmati kebahagiaan yang raib, wujud dari penjagaan
kebersahajaan ruh sebelum menghadapan-Nya. Teruslah
belajar melepas kebencian di hati, agar kesabaran dalam
menjalani ketidakkekalan kehidupan, kian lembut.

Muridku, usah memelihara keangkuhan. Jika keangkuhan
berlalu dari hati, jiwa menjadi damai. Saat celaan enyah dari
mulut, kegelapan batin kan menyingkir.

Muridku, menata akal dalam kehidupan, membuat hidup
terbebas dari nafsu menguasai dunia. Cacian yang menusuk
hati adalah cobaan kecil dunia, karena ujian terbesar
adalah manahan amarah. Hidup tanpa tercemar celaan,
impian menuju ke keabadianku.

Muridku, akar kesalahan adalah ketamakan atas dunia
akar kebenaran adalah ketakutan atas azab kesalahan
melahirkan kebencian. Kebenaran menyatukan kedamaian

Muridku, lewat kebenaran, kesalahan bisa diperbaiki
kebenaran menenangkan hati tuk tak tamak menjajakan
kefaanaan duniawi. "Menjalani kebenaran, penderitaan berlalu.
Pintu pilihan terbuka tuk menyambut kehidupan yang abadi,"
titah guru pada murid.

"Bijaklah memakainya hati dan pikiran, muridku, karena
hati dan pikiran yang kelak menghantarnu menuju pintu
kesuksesan," amanah guru pada murid di hari guru
yang kian tua dan merapuh.

Teater AiR Jambi,, 21112021