Mahasiswi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan(UAD) Yogyakarta, berhasil mengembangkan kreativitasnya dengan menciptakan progam wisata pasar djadoel di daerah asalnya.
Ia adalah Dian Ariyani yang berasal dari Progam Studi (Prodi) Manajemen, ia mahasiswi penerima beasiswa Kip Kuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Berawal dari obrolan ringan dengan kakaknya dirumah, Dian menuangkan ide kraeatifnya untuk kembangkan progam pasar djadoel di daerah kelahirannya di dusun Wonokerto Rt.07/Rw.01 Desa Wonokerto, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi guna meningkatkan perekomian warga.
Latar belakang dari ide tersebut ialah banyak dari warga setempat khususnya ibu-ibu dan Sebagian Bapak-bapak kehilangan pekerjaannya akibat dari pandemi Covid-19 sejak 2020.
Dampak yang terjadi akibat pandemi tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat yaitu perekonomian keluarganya semakin menurun. Selain itu, setiap tahunnya warga mengadakan kegiatan untuk merayakanhari kemerdekaan RI.
Namun, sejak pandemi berlangsung kegiatan tersebut tidak boleh dilaksanakan kembali mengingat penyebaran covid-19 semakin meningkat.
Kegiatan yang dilaksanakan sudah tidak banyak lagi, karang taruna mulai pasif dan masyarakat semakin haus hiburan.
Dari permasalahan diatas, ia kemudian mengeksekusi ide kreatifnya melalui progam wisata pasar djadoel ini.
Untuk pelaksanaan kegiatannya Dian menggandeng karang taruna Pandan Wangi Junior (PWJ) wonokerto RT.07 untuk membantu merealisasikan progam, tanpa bantuan mereka mungkin progam ini hanya bayang-bayang saja.
Ia mensosialisasikan progamnya dengan pengurus harian karang taruna dan penanggung jawab karang taruna PWJ Wonokerto RT.07 dengan harapan progam tersebut diterima dan dapat bermanfaat untuk orang banyak terutama warga Dusun wonokerto RT.07.
Setelah itu baru dimusyawarahkan di forum rapat karang taruna PWJ Wonokerto RT.07. dengan hasil kesepakatan bahwa progam wisata pasar djadoel tersebut akan direalisasikan, dan untuk grand opening pada tanggal 19 September 2021.
Progam wisata pasar djadoel ini juga menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, cek suhu badan dan wajib memakai masker.
Dian menerangkan bahwa pasar djadoel merupakan Pasar tradisional yang menyediakan aneka produk djadoel mulai dari makanan dan minuman djadoel, kerajinan tangan, spotfoto tempo doloe.
Hiburan jawa dan pertunjukan lesung oleh ibu-ibu warga Dusun Wonokerto RT.07. Pasar djadoel buka setiap Ahad Kliwon (Kalender Jawa) berlangsung selama 3 jam yaitu mulai jam 14.00 sampai jam 17.00.
Dengan mengambil konsep nuansa tempo dulu serta makanan yang dijajakanya itu makanan jaman dulu diantaranya kicak, gethuk, utri, klepon, ketanoran, sawut, jenang grendul, tepo dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan pasar biasa pada umumnya dimana alat tukar jual beli yang berlaku di pasar ini tidak menggunakan uang, panitia menyediakan koin khusus dari kayu sebagai alat tukar.
Jadi pengunjung dapat membeli koin ini untuk dapat digunakan untuk ditukar dengan makanan dan minuman yang tersedia. Ada juga spot foto dengan nuansa tempo dulu.
Terkait pedagang pasar djadoel panitia membuka pendaftaran dengan biaya pleser Rp. 5.000 untuk booking tempat dan sarana prasarana. Pedagang kita utamakan masyarakat RT 07 Dusun Wonokerto.
Pasar djadoel ini bertujuan untuk melestarikan makanan tempo dulu yang hampir punah, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, pemberdayaan pemuda karangtaruna PWJ Wonokerto RT 07, pemberdayaan untuk ibu-ibu khususnya para pedagang agar dapat meningkatkan pendapatan.
Selain jajanan ada juga penampilan tari-tarian dari anak-anak RT 07 Dusun Wonokerto, hal ini juga untuk menggali bakat dan mencintai budaya jawa.
Pasar djadoel juga menyediakan sebuah panggung hiburan alunan karaoke dengan tema lagu-lagu nostalgia dan pertunjukan lesung ibu-ibu untuk lebih menambah kesan djadoel.
Kegiatan ini berhasil karena dorongan semangat dari inspirator serta gotong royong dari masyarakat RT 07 Dusun Wonokerto untuk mensukseskan pasar djadoel.
Setelah 3 kali pasar dibuka, pasar djadoel mulai dikenal masyarakat luas bahkan sampai kabupaten, pengunjung dari luar Desa pun juga sangat antusias untuk berkunjung ke wisata pasar djadoel.
Tak disangka, progam ini berhasil dan sukses hingga mendatangkan banyak pengunjung, media online juga ada yang mulai untuk meliput, sponsor berdatangan dan masih banyak lagi.
Panitia bekerja dengan sangat luar biasa dan memberikan yang terbaik untuk melayani pedagang dan pengunjung.
Panitia juga terlihat kompak pada saat memakai baju seragam lurik, tidak mau kalah dengan panitia pedagang pun juga berpartisipasi mengenakan seragam lurik untuk menambah kekompakan pedagang pasar djadoel.
Harapan Dian Ariyani dengan adanya progam wisata pasar djadoel ini nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat Desa Wonokerto, kerukunan antar warga semakin erat, perekonomian masyarakat juga dapat meningkat dan terus berkelanjutan.
Selain itu, pemuda karang taruna selaku panitia dapat mengambil pembelajaran dan pengalaman yang berharga serta dapat menjadikan pemuda yang kreatif dan inovatif. (***)
Penulis ; Dian Ariyani Mahasiswi dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kuliah Secara Online Sangat Tidak Efektif Dalam Penyampaian Materi Kuliah
Apakah Sistem Informasi Manajemen dapat Meningkatkan Pengangguran?
Pertamina EP Jambi Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Kumpeh Ulu dengan PMT