Pemilik Keramba ikan Batasi Pemberian Pelet

Jumat, 11 Maret 2022 - 10:34:17


Keramba ikan di Pematang Jering
Keramba ikan di Pematang Jering /

Radarjambi.co.id-MUAROJAMBI-Dampak perubahan iklim beberapa hari belakangan ini juga berpengaruh terhadap budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA) salah satunya di wilayah Desa Pematang Jering, Kecamatan Jalukoi Kabupaten Muarojambi.

Helmi (35) salah seorang pemilik KJA di Pematang Jering menyebutkan, jika kondisi cuaca saat ini membuat dirinya dan pemilik KJA lainya mengalami kerugian.

Rasa was-was terngiang di benak petani karena kondisi cuaca ini salah satunya Helmi (35). “Beberapa hari terakhir, cuaca dan kualitas air sungai ini sedang tidak baik. Suhu air tidak karuan,” katanya sambil memandang kerambah ikannya, Jumat (08/03).

Helmi mengatakan bahwa, waktu hujan turun makanan ikan berupa pelet yang disebar di atas keramba, sebagian tidak termakan oleh ikan. Sisa makanan yang tidak termakan ini kemudian mengendap di dalam air dan menjadi racun bagi ikan-ikan itu sendiri.

“Kalau lagi hujan, pelet ikan yang disebar diatas keramba sering tidak dimakan ikan, nah sisa makanan yang tidak termakan itulah kemudian yang mengendap di dalam air dan menjadi racun,” imbuhnya.

Untuk mengantisipasi agar ikan-ikan tersebut tidak banyak mati, ia menyelingi pemberian makan ikan. Biasanya ikan-ikan kecil yang mati diberikan kepada ikan-ikan yang besar agar dimakan.

“Kalau cara untuk mengantisipasi kerugian, biasanya ikan-ikan kecil yang sudah mati itu diberikan kepada ikan-ikan yang besar agar dimakan,” katanya.

Helmi juga berharap agar cuaca di Pematang Jering stabil, apalagi ini mendekati waktu panen. “Saya sih berharap semoga cuaca stabil, agar bisa panen ikan lebih banyak, apalagi panennya hanya Lima bulan sekali, itupun normalnya hanya 500 kg per petak,” tuturnya waktu ditemui di kerambah.

Dengan cuaca seperti ini Helmi bersama petani lainya tidak berani menabur makan ikan ke kolam miliknya.

''Idealnya waktu panen ikan sudah molor dari jadwal. tapi kalu cuaca seperti ini saya tak berani menabur pakan. Kalaupun nekad, sekitar 500 kg ikan dalam satu petak bisa mati keracunan,'' pungkasnya.

Pembudidaya pusing oleh fenomena itu. Mereka begadang di keramba berjaga hingga subuh untuk mempertahankan sepetak kolam ikan dengan untung tak seberapa. (mg8/akd)