Perjuangan Siswa SDN 10 Mata Gual Lewati Jembatan Gantung Untuk Sekolah

Rabu, 23 Maret 2022 - 12:46:45


Jembatan Ganung Desa Mata Gual
Jembatan Ganung Desa Mata Gual /

Pagi hari yang cerah dengan semangat pagi yang luar biasa saya berniat untuk mengunjungi salah satu SD yang amat sangat jauh dari kota yakni SDN 10 Mata Gual Kecamatan Batin XXIV.

Saya memanaskan kendraan dan prepare karena perjalanan yang ditempuh cukup memakan waktu dan bisa dikatakan jauh dari kota.

Seiring perjalanan saya menikmati perjalanan dimana masih banyak hutan yang membentang dan rumah yang jaraknya masih berjauhan.

Sebelum sampai di sekolah itu saya ingin menjemput teman saya Roni terlebih dahulu yang rumahnya tidak jauh dari SD tersebut.

Sesampai itu tibalah saya dirumah Roni di tembesi yang tepatnya berada di Desa Karmeo.

Roni berkata, bahwa untuk sampai ke sekolah tersebut tidak bisa memakai kendaraan roda empat, harus melewati jembatan gantung dahulu. Dengan berat hati saya dan roni menggunakan sepeda motor miliknya.

Saya dan Roni melewati Sungai Batanghari untuk bisa sampai di sekolah tersebut, Jembatan yang hanya bisa di lalui oleh satu motor itu membuat saya menjadi khawatir dengan anak-anak yang setiap hari berangkat ke sekolah bertaruh nyawa agar mendapatkan ilmu dengan baik.

Setelah melalui perjalanan yang amat jauh dan juga melewati jembatan yang kalau dilalui oleh dua sepeda motor menjadi goyang.

Jujur saya selama di atas jembatan takut, tidak berani untuk melihat langsung ke bawah Sungai Batanghari.

Pandangan saya lurus saja berdoa agar sampai dengan selamat,jarak tempuh yang saya lalui untuk sampai ke Sdn 10 Mata Gual dari kota yaitu hampir memakan waktu 3 setengah jam.

Sampai lah kami di sekolah tersebut, kami melihat sekeliling SD ternyata berada di tepi Sungai Batanghari, yang mana bisa saja kemungkinan terkena longsor diakibatakan dekat dengan aliran sungai batanghari.

Lalu kami menemui salah satu guru yang mengajar di SDN 10 Mata Gual yaitu ibu Eva. Menurutnya Bu Eva, sekolah ini terdiri dari 62 siswa dan 6 kelas kursi siswa pun baru 2 kelas yang menggunakan satu kursi dan satu meja,selain itu masih menggunakan kursi dan meja yang lama.

Juga untuk ruang kepala sekolah belum ada. Akses sinyal tidak ada kalau pun ada tidak kuat terkadang hilang timbul.

Ibu eva juga berkata masih banyak anak anak yang kalau berangkat ke sekolah melewati jembatan gantung,sebenarnya ada jalan lain tetepi jarak tempuh nya jauh bisa dibilang jadi keliling - keliling untuk sampai ke sekolah.

SD ini bersebrangan langsung dengan Kelurahan Muara Jangga masih mengandalkan aliran listrik dari sebrang Sungai Batanghari tepatnya di kelurahan Muara Jangga.

Saya sangat salut terhadap anak anak yang sekolah disini mereka sangat memiliki semangat yang tinggi buktinya untuk dapat menikmati duduk di bangku Sekolah dasar dan menimba ilmu.

Mereka rela menyebrangi sungai batanghari menggunakan jembatan gantung,juga ada beberapa orang yang menghindari lewat jemabatan mereka lebih memilih memutar jalan dan memakan waktu hampir 1 jam perjalanan dan letak sekolah ini pun di pinggir sungai batang hari tetapi mereka tidak pernah mengeluh dengan wajah mereka yang selalu tersenyum. (***)

Penulis : Ketty Yuska Armadhani
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi