Kembali ke Sekolah Setelah Pandemi

Kamis, 24 Maret 2022 - 14:18:58


/

Sejak Maret 2020, kebijakan dari pemerintah mengharuskan anak sekolah belajar dari rumah dan menyelesaikan tugas dari rumah dalam rangka mengurangi rantai penularan Covid-19.

Penutupan sekolah pada masa pandemi COVID-19 yang terjadi beberapa bulan lalu, menimbulkan dampak yang merugikan anak-anak, seperti penurunan kemampuan siswa, ketaktercapaian belajar, rentan putus sekolah.

Semakin melebarnya ketimpangan pengetahuan dan terganggunya perkembangan emosi serta kesehatan psikologis. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dikutif rise.smeru.or.id, menemukan angka anak putus sekolah meningkat pada masa pandemi ini, terutama pada kelompok anak dari keluarga berstatus sosial ekonomi rendah.

Melihat kenyataan tersebut, akhirnya membuka kembali sekolah tatap muka namun masih dalam kondisi pandemi yang belum berakhir, ini tentu menjadi pilihan yang harus dipertimbangkan.

Berdasar hasil survei yang dilakukan, sebagian besar orang tua masih takut melepas putra-putrinya kembali ke sekolah saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa para orang tua masih khawatir sekolah mempunyai risiko penularan Covid-19.

Dalam aktivitas sekolah memang banyak terjadi kontak, baik itu sesama murid, murid dengan guru, guru sesama guru dan lainnya. Saat kembali ke sekolah dalam kondisi pandemi yang belum berakhir tentunya sangat diperlukan protokol kesehatan yang baik.

Mulai dari mempersiapkan tempat cuci tangan, menjaga higiene kamar mandi, disinfektan alat-alat sekolah, memakai masker, menjaga jarak serta menjaga kesehatan.

Penerapan protokol kesehatan tidak mudah bagi sekolah, tiap-tiap sekolah mempunyai kendala, mengingat tidak semua fasilitas bisa terpenuhi untuk mengikuti protokol kesehatan.

Persiapan kembali ke sekolah harus dipersiapkan secara matang, bisa dilakukan ketika Covid-19 sudah terkendali minimal sudah melewati puncaknya.

Diperlukan persiapan yang matang dari siswa, orang tua, guru, sarana dan prasarana, hingga yang terpenting persiapan budaya baru yaitu budaya hidup sehat. Dengan begitu pendidikan bisa berjalan dengan baik serta selalu mematuhi protokol kesehatan.


Penulis ; Kurnia Safitriyani
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi