radarjambi.co.id-Ramadhan tahun 2022 ini sedikit berbeda dengan ramadhan 2 tahun sebelumnya, walaupun sama-sama dilaksanakan dalam era pandemi covid-19, setidaknya ramadhan kali ini sudah tidak se ketat ramadhan 2 tahun lalu.
Tradisi ramadhan masih bisa dijalankan walaupun dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu warga masih bisa menjalankan ibadah ramadhan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ditentukan.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Masudi Syuhud mengatakan bahwa masa pandemi covid-19 ini tidak akan mencabut atau menghilangkan tradisi inti Ramadhan dan Idul fitri. Masyarakat tetap dapat melaksanakan idadah bulan suci ramadhan dengan tetap mematuhi protokol penanganan covid-19.
Bisa dikatakan ramadhan kali ini lebih meriah dibandingan ramadhan tahun sebelumnya, hal ini karena banyak tempat wisata yang masih ramai pengunjung dikala libur ramadhan seperti saat ini, selain itu, banyak ditemui pasar ramadhan yang menjual berbagai macam takjil atau makanan street food.
Masyarakat juga bisa melakukan ziarah kubur tahunan yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia dikala bulan suci ramadhan seperti saat ini, hanya saja masyarakat dihimbau agar tetap mematuhi protokol kesehaatan yang berlaku.
“Pada bulan puasa ini kita bisa menghindari terjadinya lonjakan, karena potensi ada gelombang (berikutnya) yang akan terjadi, saya melihat, kalaupun ada paling cepat di 4 bulanan ke depan, itu beberapa waktu setelah bulan puasa,” kata Dicky seorang Epidemiolog dari Griffith University kepada Kompas.com, sabtu (19/2/2022).
Dicky menyebutkan memang ada kemungkinan gelombang lanjutan setelah gelombang ketiga pandemic covid-19 ini, namun ia mengatakan bahwa gelombang itu nantinya akan bersifat lebih kecil dan terjadi secara lokal.
Terlepas dari hal itu ia juga mengatakan selagi masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan dan pengendalian pandemic terus dipertahankan atau syukur ditingkatkan, kondisi ke depannya akan lebih mudah dikendalikan.
“Secara bertahap resiko dampak pandemic covid-19 itu akan berkurang seiring dengan landskap imunitas yang semakin ditingkatkan,” jelas Dicky.
Oleh karena itu, ia menyampaikan bahwa pada bulan Ramadhan nanti masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam, sebenarnya sudah bisa melakukan aktivitas dengan relative kondusif, asal tetap mematuhi peraturan yang berlaku.(***)
Penulis :Nama: Ryanetta Octavia, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Dukung Inklusi Keuangan, OJK Resmikan 552 TPAKD di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota