Radarjambi.co.id-Sebagian besar orang di Indonesia mungkin berpikir bahwa jurusan bahasa Indonesia hanya berkutat pada pembelajaran menyusun kalimat, dan merupakan suatu pelajaran yang dianggap mudah bahkan tidak perlu untuk dipelajari.
Padahal jika dilihat lebih dalam, mahasiswa jurusan bahasa Indonesia ini bukan semata-mata hanya mempelajari dan menyusun kalimat bak anak kecil, mahasiswa jurusan bahasa Indonesia juga harus mempelajari dan menguasai ilmu semantic, ilmu sintaksis, ilmu prakmatik, ilmu morfologi, dan kaidah-kaidah kebahasaan pun perlu diperhatikan dalam menulis dan berbicara.
Jurusan bahasa Indonesia kerap kali dipandang sebelah mata dan dianggap tidak berguna, padahal didalamnya terdapat banyak hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang mengenai jurusan bahasa Indonesia.
Bidang yang mempelajari keterampilan berbicara, membaca, dan menyimak yang baik dan efektif. Stigma positif dan negative kepada mahasiswa jurusan bahasa Indonesia banyak ditemukan pada kalangan anak muda pada umumnya.
Berbagai stigma seperti halnya jurusan bahasa Indonesi adalah jurusan buangan dan santai, sebagian dari mereka mungkin berpikir hanya belajar bahasa sehari-hari.
Suatu ketika saya berkumpul bersama teman-teman, kami pun bercerita tentang jurusan kuliah yang masing-masing kami ambil.
Ada salah satu tanggapan teman saya mengenai jurusan yang saya ambil yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dia mengatakan bahwa jurusan yang saya ambil hanya sebatas sastra yang cuma-cuma dan jurusan yang sangat mudah.
Seketika perasaan hati saya seperti tercabik-cabik mendengar stigma negative tersebut. Karena, jurusan ini saya pilih bukan semata-mata hanya agar saya diterima oleh sebuah perguruan tinggi, melainkan benar-benar karena minat saya.
Beralih dari stigma negative, tidak sedikit pula ditemukan stigma positive terhadap jurusan bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil survei, beberapa dari mereka beranggapan bahwa jurusan bahasa Indonesia ini sangat penting dan berguna sebagai pondasi untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki pola berpikir kritis dan efektif.
Bagi sebagian orang ketepatan penulisan dan pengucapan yang harus memperhatikan EYD ini menjadi hal yang dianggap sulit untuk dibiasakan. Sebagai upaya memajukan dan melestarikan kebudayaan bahasa Indonesia diperlukan pelopor bahasa, maka dari itu bagaimana mungkin ini dianggap tidak penting.
Perlu diketahui pula bahwa saat ini banyak orang asing yang minat untuk mempelajari bahasa Indonesia. Apabila banyak apresiasi, maka tandanya bahasa Indonesia dianggap penting oleh kancah internasional.
Dikutip dari idntimes.com, ada 6 universitas ternama di luar negeri yang membuka jurusan bahasa Indonesia, yaitu Hankuk University of Foreign Studies (Korea Selatan), Tokyo University of Foreign Studies (Jepang), University of Shouthern Queensland (Australia), Taras Shevchenko National University of Kyiv (Ukraina), Hong Bang University (Vietnam), dan Universitas Mohammed V (Maroko).
Melihat banyak orang asing yang tertarik terhadap bahasa Indonesia menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi warga negara Indonesia. Banyak pula lagu artis Indonesia yang disukai bahkan dicover oleh orang asing.
Dikutip bahasa dari akun bipakemdikbud, kesan orang asing terhadap bahasa Indonesia adalah suatu hal yang rumit dan menarik, banyak kosa kata dan logat yang beragam. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi orang asing untuk mempelajari bahasa Indonesia. Mereka menyukai bahasa Indonesia karena menyukai pula sejarah kebudayannya, dan bermanfaat untuk berinteraksi dengan orang Indonesia.
Orang asing saja berharap bahasa Indoneisa untuk menjadi bahasa yang mendunia, bagaimana dengan kita sebagai warga negara Indonesia yang masih berpikir bahwa bahasa Indonesia ini tidak penting.
Sebagai orang Indonesia yang notabenenya pemilik sah harus mencinta bahasa Indonesia. Mulai dari hal-hal kecil seperti menggunakan kosa kata yang baik dan benar. Memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan dalam penulisan dan pengucapan.
Jurusan bahasa Indonesia dihadirkan untuk mendalami sejarah dan budaya bahasa Indonesia yang patut untuk dipelajari. Kalo bukan kita dan sekarang lantas siapa dan kapan lagi. (***)
Penulis : Elrida Syafa Qurrota A’yun
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Satgas PASTI Lakukan Soft Launching Indonesia Anti-Scam Centre