Sulitnya Bahasa Indonesia

Kamis, 28 April 2022 - 13:42:42


Asy Syifa Dhewi
Asy Syifa Dhewi /

Radarjambi.co.id-Beberapa rekan baik dari universitas yang sama maupun berbeda setelah mengikuti mata kuliah bahasa Indonesia mengatakan bahwa, “Bahasa Indonesia ternyata sulit ya.”

Terbilang rumit memang, bahkan Bahasa Indonesia beberapa kali masuk nominasi bahasa tersulit di dunia.

Seperti dalam TribunJogja.com pada tahun 2017 yang mengemukakan bahwa bahasa Indonesia masuk ke dalam 10 bahasa tersulit di dunia.

Selanjutnya, dalam Tribuntravel.com tahun 2018 mengatakan bahwa bahasa Indonesia masuk ke dalam 10 bahasa paling sulit dipelajari di dunia.

Kemudian, SUARAMERDEKA.COM pada tahun 2021 yang menuliskan bahasa Indonesia termasuk 10 besar bahasa tersulit dikenali melalui rekaman audio yang hal ini diteliti oleh London School of Science and Technology yang dipimpin oleh Hedvig Skirgard.

Selain itu dalam Media Indonesia, Ivan Lanin yang merupakan sosok pejuang bahasa Indonesia mengatakan pada tahun 1990 dilakukan penelitian oleh Alm. Prof. Moch. Tadjudin mengenai kesalahan berbahasa Indonesia di dalam skripsi mahasiswa.

Dikatakan bahwa terdapat paling tidak ada dua kesalahan berbahasa dalam satu halaman. Padahal, dua belas tahun lewat para mahasiswa sudah lulus pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Hal ini dapat dijadikan bukti bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sulit dalam penulisannya.

Contoh sederhananya, ketika masa “di sekolah” bukan “disekolah” tidak banyak siswa mendapatkan nilai yang baik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang dimana bahasa ibu, bahasa yang digunakan sehari-hari.

Tidak ada yang mendapatkan nilai sempurna dalam mata pelajaran bahasa Indonesia seperti halnya mata pelajaran lain karena selain sulit, kebanyakan para pengguna bahasa Indonesia meremehkan mata pelajaran bahasa Indonesia.

Lingkup bahasa Indonesia sebenarnya cukup luas. Mahasiswa dengan basis program studi bahasa Indonesia pasti mengenal cabang-cabang linguistik seperti mikrolinguistik umum, yakni fonetik yang menjelaskan tentang bagaimana bunyi-bunyi tertentu dihasilkan dari segi kuantitas dan kualitasnya,

Fonologi yang mempelajari fungsi bunyi untuk membedakan kata; semantik yang mempelajari makna bahasa; morfologi yang menganalisis struktur, bentuk, dan pembentukan, hingga klasifikasi kata-kata; sintaksis yang membicarakan hubungan suatu kata dengan kata-kata dan unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Adapula mikrolinguistik untuk bahasa tertentu seperti linguistik deskriptif, struktural, historis, komperatif, historis komperatif, diakronis, sinkronis, dan kontranstif.

Satu cabang lain dengan nama makrolinguistik yang mempelajari hubungan bahasa dengan faktor lain diluar bahasa seperti hubungan bahasa dengan faktor sosial, kejiwaan, pengajaran, pengobatan, dan filsafat. Cabang ini dibagi lagi dalam kajiannya menjadi bidang interdisipliner dan bidang terapan.

PUEBI dan KBBI

Dalam bahasa Indonesia terdapat Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau dikenal dengan singkatan PUEBI. PUEBI mengatur tentang ejaan yang menggantikan ejaan lama seperti EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Dengan memperhatikan ketepatan dalam pemakaian huruf seperti huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal. Terdapat juga aturan mengenai penulisan kata seperti kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan, kata ganti, serta kata sandang.

Tidak sampai disitu, PUEBI juga mengatur tentang pemakaian tanda baca seperti tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat.

Terakhir adalah aturan dalam penulisan unsur serapan karena bahasa Indonesia juga menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing.

Aturan penulisan unsur serapan dibagi menjadi dua, yakni unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia sehingga penulisan serta pengucapannya tetap mengikuti cara asing dan unsur yang kedua penulisan serta pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Selain PUEBI, aturan lain terdapat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)yang menjadi acuan tertinggi bahasa Indonesia yang baku karena merupakan kamus bahasa Indonesia yang terlengkap dan akurat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia juga memiiki hak cipta dari pemerintah Republik Indonesia. Fungsi Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri adalah memperkaya kosakata terkhusus Warga Negara Indonesia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia tersedia secara cetak dan daring serta selalu melakukan pembaruan setiap 5 tahun sekali untuk versi cetak dan setiap 6 bulan sekali untuk versi daring. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring termuat kelas kata seperti nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, partikel, numeralia, klitik, bentuk terikat, prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.

Kemudian terdapat ragam yang terdiri dari arkais, klasik, hormat, cakapan, dan kasar. Adapula bahasa-bahasa daerah maupun asing serta bidang seperti antropologi, botani, demografi, dan bidang-bidang lainnya.

Tebak-Tebak Bahasa Indonesia

Pertanyaan: Di dalam kandang ada bebek 10 dikali 2, jadibebek di dalam kandang jumlahnya berapa?

Jawaban: 20

Pertanyaan: Di dalam kandang ada bebek 10 di kali 2, jadi bebek di dalam kandang
jumlahnyaberapa?

Jawaban: 8

Mengapa dua pertanyaan yang terdengar sama menghasilkan jawaban yang berbeda? Itulah bahasa Indonesia.

Sekalipun bahasa Indonesia sulit dan terkesan membosankan dalam pembelajarannya. Namun, dengan mencoba mengenal bahasa Indonesia melalui membaca, menulis, atau rasa penasaran bagaimana bahasa Indonesia jika dikupas hingga dalam dan intinya.

Bahasa Indonesia itu menyenangkan, unik, dan luar biasa. Bahkan, ketika bahasa Indonesia dicampur aduk dengan bahasa daerah dan bahasa asing malah terlihat keren, tetap membenang, dan dapat dimengerti.

Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam isi dan penulisan. Selamat mencintai bahasa Indonesia!. (***)

 

Penulis: Asy Syifa Dhewi, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan.