Setiap tahun, pasti ada momen yang dinanti-nanti oleh siswa kelas XII yaitu wisuda. Momen antara suka dan duka menjadi satu. Suka bisa sampai di titik ini dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Duka karena akan berpisah bersama teman-teman yang dicintai dan menentukan akan melanjutkan pendidikan nanti.
Banyak dari mereka berpikir “Apakah aku bisa masuk ke perguruan tinggi impianku?”.
Ya, karena yang awalnya bersaing dengan satu kelas, akan bersaing se-nusantara. Banyak upaya dan usaha dilakukan agar mendapat hasil yang terbaik.
Dalam proses mewujudkan impian tersebut, ada banyak macam seleksi, mulai dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), hingga Ujian Mandiri.
Terkadang semua usaha yang dilakukan memiliki probabilitas untuk mengalami kegagalan atau tidak membuahkan hasil yang maksimal. Setelah berjuang dengan pilihannya, ternyata dia tidak diterima di perguruan tinggi impian yang diharapkannya.
Masa itu, menjadi masa yang terasa rapuh dan tidak ada harapan untuk masuk ke perguruan tinggi impian. Serta malu melihat teman-teman bisa diterima di perguruan tinggi yang mereka mimpikan.
Meskipun di perguruan tinggi negeri (PTN) belum beruntung, masih terdapat perguruan tinggi swasta (PTS) yang siap menampung walau bukan perguruan tinggi impian.
PTS tidak didirikan oleh pemerintah atau negara. PTS menjadi salah satu sarana calon sarjana untuk mrnimba ilmu. Namun, pamor "tidak masuk perguruan tinggi negeri" tetap ada, karena masih banyak stigma bahwa PTS tidak lebih baik dari PTN dan hal itu tidaklah benar.
Secara keseluruhan, baik itu PTN maupun PTS, terdapat kesamaan yang salah satunya adalah setelah kelulusan sebagian diantaranya menjadi seorang pelamar kerja pada sebuah perusahaan dari lulusan dengan nilai terbaik atau lulusan dengan nilai seadanya.
Maka dari itu, tidak masuk PTN bukan akhir dari segalanya kan? Percayalah pada kemampuanmu sendiri, karena hanya diri sendiri yang tahu apa potensi diri. Yakin dengan usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Tetapi perlu dingat bahwa tidak ada yang instan di dunia ini. Semuanya butuh kerja keras dan pengorbanan.
Saat ini juga lulusan PTN dan PTS banyak yang berlomba-lomba untuk unjuk kemampuan mereka, namun perbedaan PTN dan PTS bukan poin penting yang harus diributkan. Keduanya dapat mencetak orang-orang sukses dan berilmu dari penjuru dunia.
Bukan hanya berharap mendapatkan pekerjaan, mereka berusaha menciptakan lapangan kerja, karena mereka tahu, pengetahuan mereka cukup mumpuni untuk diterima oleh perusahaan ternama.
Namun, dengan adanya kualifikasi dan lain-lain membuat mereka merasa bahwa apa yang mereka kuasai menjadi batas. Sedangkan jika mereka membuka lapangan pekerjaan, mereka berusaha untuk meruntuhkan batasan itu. (*)
Penulis : Zulhi Herwinda Oktavia, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Mewakili Pj Wali Kota, Staf Ahli Moncar Tutup Diklat PKA Pemerintah Kota Jambi