Radarjambi.co.id-Masalah sampah yang berserakan di lingkungan menjadi perhatian serius bagi masyarakat Dukuh Gesikan IV.
Permasalahan lainnya yaitu Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menutup TPA Piyungan kurang lebih tiga bulan mulai 23 juli hingga 5 September 2023 akibat overload atau kelebihan muatan sampah.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, kembali dibuka secara terbatas. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab dari masyarakat yang membuang sampah-sampah plastiknya sembarangan di beberapa jalan di Dukuh Gesikan IV.
Saat ini juga masih belum adanya pengolahan serta pemanfaatn sampah plastik. Sampah plastik kebanyakan hanya dibakar, padahal hasil pembakaran tersebut menghasilkan polusi serta emisi rumah kaca.
Namun, Melalui kerjasama yang luar biasa antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Ahmad Dahlan, warga dukuh, dan pemuda pemudi setempat bersama-sama dengan masyarakat mengumpulkan botol dan sampah plastic serta membuatnya menjadi tempat sampah Ecobrick.
Dalam program kerja tematik dari Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan yang berlangsung satu bulan berhasil melaksanakan program pemanfaatan limbah plastik menjadi ecobrick dalam bentuk tempat sampah.
Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa inggris, yaitu “ecology” dan “brick”. Di mana ecology menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya).
Adapun brick berarti bata, batu, batu merah/tembok Dua kata ini jika digabungkan menjadi “ecobrick” dapat diartikan bata ramah lingkungan.
Pembuatan ecobrick ini menggunakan teknik pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari botol-botol plastik bekas yang di dalamnya telah diisi berbagai sampah plastik hingga penuh.
Setelah botol penuh, botol-botol tersebut bisa dirangkai dengan kawat dan dikaitkan dalam kerangka tempat sampah yang sudah dibuat. Pembuatan ecobrick ini membutuhkan sekitar 512 botol plastik dan 200-300 gram sampah plastic perbotolnya.
Tempat sampah ecobrick ini ditempatkan di titik lokasi strategis yang berada di dukuh Gesikan IV. Melibatkan kolaborasi aktif antara mahasiswa dan warga dukuh Gesikan IV, program ini bertujuan untuk mengurangi limbah plastic dan menciptakan lingkungannyang lebih bersih dan sehat.
Tidak hanya sekedar membuat tempat sampah ecobrick, program ini juga mengedukasi warga dukuh Gesikan IV mengenai pentingnya memilah dan membuang sampah dengan benar.
Melalui penyuluhan dan kampanye sosial di media sosial serta poster, Mahasiswa KKN berhasil mengedukasi warga mengenai manfaat daur ulang serta cara yang tepat untuk memilah sampah organic dan non-organik.
Sejak dimulainya program ini, dampak positif sudah mulai terlihat. Jumlah sampah yang berserakan di sekitar desa semakin berkurang, memberikan gambaran nyata tentang keseriusan dan efektivitas dari program KKN
"Kami merasa sangat beruntung memiliki tim mahasiswa KKN UAD yang sudah berinisiatif membuat ecobrick tempat sampah. Pembuatan ecobrick ini dapat mengurangi sampah plastik dan sekaligus membuat lingkungan menjadi lebih bersih.
Program ini dapat menjadi inspirasi bagi warga Padukuhan Gesikan IV khususnya Ibu-Ibu PKK untu memanfaatkan botol bekas menjadi barang yang memiliki dan harapannya program ini dapat menjadi keberlanjutan" ujar Tatang Subagya Kepala Dukuh Gesikan IV, Desa Wijirejo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul.
Program pemanfaatan limbah plastik melalui ecobrick ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengahadapi permasalahan sampah. Dengan tindakan yang nyata dan penyuluhan yang tepat, prubahan positif dapat diraih dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. (*)
Penulis : Dian Ariyani
Pro Kontra Putusan MK yang Membolehkan Kampanye Ditempat Pendidikan
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Era 4.0
KPU Sarolangun Optimalisasikan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024