RADARJAMBI.CO.ID-Masih ingat dengan program Sentusa ? Namanya hampir sama dengan pulau buatan di Singapura.
Namun yang di Jambi ini beda. Merupakan gagasan Gubernur Jambi Al Haris program kerja unggulan Jambi Mantap, tepatnya membuat kawasan ekonomi baru Sengeti - Tungkal - Sabak (Sentusa).
Namun sayangnya, rencana membuat sentusa yang terdapat pembangunan fasilitasnya umum seperti rumah sakit, sekolah kemaritiman dan perguruan tinggi di 3 Kabupaten itu tak akan terwujud hingga habis periode pertama Al Haris - Sani. Hal itu lantaran seretnya dana APBD Provinsi Jambi pada tahun 2023 dan 2024.
Terkait belum rampungnya pembangunan kawasan ekonomi baru di Muaro Jambi, Tanjabbar dan Tanjabtim ini diakui oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi Agus Sunaryo.
"Berakhirnya bukan di 2024 ya, karena ini masuk dalam Program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi hingga 2026. Itu yang akan dikejar, sedangkan pada 2024 besok kita akan menganggarkan untuk persiapan rerencanaan lebih lanjut," ucap Agus
Hal ini cukup spekulasi, lantaran bisa saja kepala daerah tak terpilih lagi untuk periode mendatang. Terkait itu, Agus menyebut program itu seharusnya berjalan karena telah digariskan dalam RPJMD.
Menurut Agus, dalam program kerja unggulan Jambi Mantap Pemprov memang kita hanya menyiapkan perencanaan di tahap awal. "Setelah perencanaan itu ada, ya mungkin itu bertahap. Sampai berkembang. Karena kawasan itu kan tidak bisa selesai begitu saja. Sebenarnya kan menginginkan ada semacam koridor-koridor untuk meningkatkan atau memberdayakan potensi yang ada di wilayah itu sehingga menjadi wilayah pertumbuhan-pertumbuhan ekonomis baru Itu tujuannya sebenarnya," katanya.
"Ya, otomatis akan memberdayakan, memaksimalkan, mengoptimalkan potensi yang ada. Seperti di Muara Jambi, Sengeti itu kelapa sawit, bagaimana di situ nanti tercipta uonektivitas untuk meningkatkan pertumbuhan dari tiga Kabupaten ni. Makanya harapannya untuk pengolahan industri segala macam nanti di Muara Jambi," terangnya.
Begitu juga nanti pengembangan berikutnya untuk komunitasnya akan juga dilanjutkan di Tanjab Timur atau Tanjab Barat juga. Sesuai dengan potensi sana kelapa dan kelapa sawit ada industri juga yang mau dibangun di sana. "Nanti ekspornya itu melalui tanjab. Harapannya kan begitu. Luar biasa. Pengumpulan, distribusi, pengolahan, baru keluarannya," terang Agusm
Secara umum, Agus mengakui dari Bappeda belum bisa mengukur capaian kajian Sentusa sejauh ini. Lantaran belum diukur secara kuantitatif.
Berbeda dengan penelitian di Balitbangda pada semester awal tahun 2023. Agus menyebut penelitian itu bisa diukur lantaran hanya sampel komunitas unggulan. Dan sifatnya belum lengkap.
"Disitu hanya menyasar pada komunitas keunggulan. Jadi tidak ada perencanaan nanti industri-nya di mana, industri apa yang cocok, kemudian kawasannya mana saja untuk mengkonektifitas antar daerah itu seperti apa juga belum ada, ini yang belum lengkap," katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi sudah mulai melakukan kajian potensi pusat perekonomian baru Sengeti - Tungkal -Sabak (Sentusa) pada Semester 1 tahun 2023. Hanya saja kajian belum rampung lantaran terdampak anggaran Pemprov yang di refocusing akibat defisit.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi Sri Argunaini mengatakan, kajian baru dilakukan pihaknya sebanyak 50 persen. "Kajian sentusa sudah dibuat tetapi baru kajian sektor pertanian," katanya.
Ia menyebut, Kabupaten Muaro Jambi, Tanjab Barat dan Tanjab Timur yang termasuk program sentusa ini dominan pertanian. Yang artinya jika sudah dilakukan pengkajian sektor ini maka sudah selesai setengahnya.
Hasil pengkajian sektor pertanian, menurutnya sesuai komoditi pertanian di daerah itu. Seperti Tanjabbar seperti kelapa dalam dan pinang yang harus dikembangkan. Lalu untuk perikanan budidaya dan ikan tangkap dan hasil laut lainnya hasil kajian Tanjabbar dan Tanjabtim yang hampir sama.
Kajian yang belum dibuat, kata Dia seperti sektor pariwisata, potensi barang dan jasa serta lainnya.
Nantinya, ia mengakui kajian tak dilanjutkan di tahun anggaran 2023 karena keterbatasan anggaran. Atau dengan kata lain belum bisa dilanjutkan pekerjaan fisik langsung pada Semester 2 tahun 2023. "Kemungkinan akan dilanjutkan tahun 2025. Belum dilanjutkan 2024 karena ada mandatory spending untuk Pemilu, jadinya program lain belum bisa, " kata Sri.
Meski demikian, ia mengatakan jika OPD terkait akan menindaklanjuti bisa memakai kajian yang sudah ada. Lantaran bisa saja dilaksanakan menggunakan APBN atau investor. "Jika ada pelaksanaan dari OPD bisa mengacu pada kajian potensi yang sudah dibuat," terangnya.
Dikatakannya, seperti program Dinas pertanian kedepan bisa mengacu pada kajian yang telah dibuat. "Bisa diarahkan lokus pada daerah sentusa, juga Pemda Kabupaten harus mempedomani itu sehingga berangsur dan bertahap perencanaan sentusa bisa terlaksana dari sektor pertanian," akunya.
Terpisah, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jambi Abun Yani sejak awal memprediksi Sentusa bisa terealisasi sesuai dengan janji politik Gubernur dan Wakil Gubernur, Al Haris-Abdullah Sani.
“Sejak awal sudah diduga kajian ini tak bisa terwujud lantaran kesulitan dan anggaran terbatas lantaran kesibukan dan hiruk pikuk sudah masuk pemilu Pilkada, yang dampaknya anggaran dinas menjadi terbatas,” akunya.
“Jangankan untuk memikirkan daerah strategis ekonomi, anggaran pembangunan OPD Pemprov terkait juga sangat minim di tahun mendatang,” ucap Politisi Gerindra dapil Muaro Jambi dan Batanghari ini.
Sejatinya ia meminta apa yang telah disampaikan Pemprov Jambi agar bisa diwujudukan dan tidak membohongi rakyat.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani mengatakan pembangunan Kawasan Sentusa tetap menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam jangka panjang. “Karena waktu yang ada terlalu pendek untuk menyelesaikan dokumen perencanaan tersebut, maka perencanaan kawasan Sentusa akan dilaksanakan pada semester I Tahun Anggaran 2023 oleh Balitbangda Provinsi Jambi,” katanya.
“Setelah itu akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik secara bertahap mulai semester II Tahun 2023 dan seterusnya, sesuai hasil perencanaan,” terangnya.
Sebelumnya, terkait kajian kawasan yang menjadi salah satu program Jambi Mantap ini dipertanyakan Fraksi Nasdem-Hanura dan Fraksi Gerindra dalam sidang paripurna DPRD Provinsi Jambi dalam pandangan umum fraksi terhadap KUPA PPAS tahun 2022.
Kepala Bappeda Provinsi Jambi Agus Sunaryo saat ditanyakan apakah kawasan ekonomi baru ini terkejar di tahun 2024, Agus belum bisa memastikan. “Yang jelas (tahap awal nanti) kita siapkan pondasi perencanaan,” ucapnya.
Untuk bentuk kawasan ekonomi baru, seperti akan tumbuhnya daerah penyangga, kawasan industri, kampus (pendidikan). “Yang jelas juga seperti dengan adanya daerah Candi Muaro Jambi saja yang telah menjadi perhatian nasional dengan telah dikucurkan Rp209 Miliar saja telah menjadi hal yang luar biasa. Dan nanti kita usulkan tahun depan untuk penyelesaian kanal kuno, jika itu sudah klir semua saya yakin itu juga sudah menjadi daerah tumbuh kawasan ekonomi baru,” sebutnya.
Untuk anggaran yang dibutuhkan membentuk kawasan ekonomi ini, Agus menyebut wujudnya bisa dilihat pada ekonomi yang akan tumbuh mendukung Kota Jambi. “Nantinya diharapkan daerah yang selama ini tak berkembang akan mulai maju,” pungkasnya.(*)
Gubernur Al Haris Serahkan Peralatan Olahraga untuk Seluruh Desa Se-kabupaten Sarolangun
Polda Jambi Perkuat Strategi Personel Pengamanan Pemilu 2024
HUT ke-24 Sarolangun, Gubernur Al Haris: Mari Bersatu Mengembangkan Semangat Membangun Daerah
Gubernur Jambi kirim usulan nama PJ Wali Kota Jambi dan Bupati Kerinci
Gubernur Al Haris Tinjau Pengerjaan Jalan Khusus Batubara di Batanghari
Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Satgas PASTI Lakukan Soft Launching Indonesia Anti-Scam Centre