Diabetes Melitus Gestasional

Selasa, 07 November 2023 - 21:31:26


/

Radarjambi.co.id-Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah kondisi di mana wanita mengalami peningkatan kadar gula darah selama kehamilan.

Kondisi ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi selama kehamilan, dan sangat penting untuk dikenali dan dikelola dengan baik.

Diabetes melitus gestasional (DMG) adalah gangguan toleransi glukosa yang pertama kali ditemukan pada wanita yang sedang hamil.

DMG merupakan keadaan pada wanita yang sebelumnya belum pernah didiagnosis diabetes kemudian menunjukkan kadar glukosa tinggi selama kehamilan.

Diabetes melitus gestasional berkaitan erat dengan komplikasi selama kehamilan seperti meningkatnya kebutuhan seksio sesarea, meningkatnya risiko ketonemia, preeklampsia dan infeksi traktus urinaria, serta meningkatnya gangguan perinatal (makrosomia, hipoglikemia neonatus, dan ikterus neonatorum).

Di kutip dari Jurnal Medika Hutama (Vol 03No 01, Oktober2021), 1545-1551.
Menurut World Health Organization (WHO) diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan.

Estimasi kasus diabetes mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun 1995 adalah kira-kira 135 juta orang manakala projeksinya ke tahun 2025 akan menunjukkan angka peningkatan yaitu kira-kira 300 juta.

Kira-kira 135,000 wanita hamil yang mengalami DMG setiap tahun yaitu kira-kira 3-5%. Prediabetes dan diabetes melitus gestasional menjadi masalah global dilihat dari angka kejadian dan dampak yang ditimbulkannya (Osgood, 2011).

Prevalensi diabetes di Amerika Serikat pada semua kelompok usia secara luas saat ini diperkirakan 2,8% pada tahun 2000 dan akan mencapai 4,4% pada tahun 2030. Di kutip dari Jambura Nursing Journal,( 2(1), 124-130. 2020)
Faktor Risiko

Kasus kejadian DMG selama ini dipicu oleh beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya DMG pada ibu hamil.

Faktor risiko ini dari beberapa yang dimana terdapat faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.

Sehingga dengan diketahuinya jumlah faktor risiko yang dimiliki oleh ibu yang sedang hamil, dapat meningkatkan kewaspadaan terutama pada faktor risiko yang dapat dimodifikasi terdiri sebagai berikut:

Usia ibu hamil sangat mempengaruhi kesehatan ibu selama kehamilan. Salah satu aspek kesehatan yang perlu diperhatikan pada ibu hamil usia lanjut adalah DMG.

Selanjutnya faktor risiko lain adalah indeks massa tubuh (IMT) sangat mempengaruhi angka kejadian DMG.

Sebagaimana telah diketahui, bahwa berat badan ibu sebelum dan selama kehamilan sangat berpengaruh terhadap tingkat kejadian DMG, hal ini berhubungan dengan resistensi insulin.

Seorang ibu dengan kategori overweight dan obesitas pada sebelum atau selama kehamilan akan lebih berisiko terkena DMG dibandingkan dengan ibu yang memiliki IMT normal dan kurang/underweight, bahkan pada ibu yang underweight dapat lebih mencegah terjadinya DMG karena dihubungkan dengan penurunan jumlah sel-B.

Sedangkan pada ibu dengan overweight dan obesitas selain dapat mengakibatkan DMG, berdampak juga pada pertumbuhan janin yang berlebih sehingga bayinya makrosomnia.

Riwayat penyakit dahulu dan keluarga tidak kalah penting, seperti riwayat diabetes melitus dan hipotiroid. Fakktor risiko yang tidak kalah penting yaitu gaya hidup ibu hamil pada sebelum dan selama kehamilan.

Gaya hidup yang sangat berpengaruh yaitu asupan nutrisi dan aktifitas fisik ibu hamil. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan intensitas lebih tinggi sebelum dan selama kehamilan dikaitkan dengan pengurangan 20% dalam risiko relatif diabetes melitus gestasional.

Sedangkan aktivitas fisik yang lebih tinggi sebelum kehamilan dikaitkan dengan penurunan risiko relatif diabetes gestasional sebesar 36%, sedangkan hubungan aktivitas fisik total selama kehamilan mengarah pada penurunan risiko, tetapi tidak signifikan secara statistik.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik menurunkan risiko diabetes mellitus gestasional. Faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi risiko terjadinya DMG seperti riwayat bayi makrosomnia, ras/etnik kaukasoid, dan merokok.

Riwayat merokok tidak harus pada ibu hamil, namun pada keluarga dan orang tuanya apabila memiliki riwayat merokok dapat meningkatkan risiko DMG.

Pencegahan dan Terapi

Diabetes melitus gestasional dapat dicegah dengan cara mendeteksi faktor risiko yang dimiliki dan mencegah timbulnya faktor risiko baru. Perawatan awal untuk DMGadalah intervensi gaya hidup, yang meliputi terapi nutrisi medis dan olahraga sehari-hari. Pasien diharuskan untuk sering memeriksa kadar glukosa mereka di rumah untuk memastikan bahwa target glikemik tercapai.

Wanita dengan DMG dianjurkan untuk memulai perubahan gaya hidup, serta pengobatan farmasi, jika diperlukan. Untuk wanita non-obesitas dengan DMG, diet yang mengandung 30-35 kkal per kg berat badan, dengan 33-40% kalori dari karbohidrat, disarankan.

Juga, latihan praktis sebelum dan selama kehamilan dapat mempertahankan homeostasis glukosa dan memperbaiki patologi DMG. Secara khusus, olahraga sedang (30 menit—5 kali/minggu) telah menunjukkan penurunan resistensi insulin, DMG, dan makrosomia janin pada wanita obesitas dan non-obesitas.

Namun, aktivitas yang lebih intens (>60 menit) dapat memicu hipoglikemia.
Terapi nutrisi dengan intervensi diet sangat baik dimulai sejak awal kehamilan. Hal ini dapat menurunkan angka kejadian DMG secara signifikan.

Diet yang dianjurkan adalah seperti diet mediterranean, dietary approaches to stop hypertension(DASH), dan Alternate healthy eating index diet(AHEI).

Asupan makanan tambahan berupa vitamin (A, B kompleks, dan C), serat, asam folat, kalsium, dan kalium sangat berkaitan juga dengan penurunan angka terjadinya kejadian DMG

Faktor kunci dalam pengelolaan DMGadalah kontrol glikemik yang ketat, termasuk pemantauan kadar glukosa darah yang sering dilakukan setiap hari.

Level target adalah 5,0–5,3mmol/L atau lebih rendah (90–95mg/dL) untuk glukosa puasa, 7,8mmol/L atau lebih rendah (140mg/dL) 1 jam setelah makan, atau 6,7 atau lebih rendah mmol/L (120mg/dL ) 2 jam setelah makan.

Kontrol diet biasanya merupakan pengobatan lini pertama dan umumnya melibatkan pembatasan asupan karbohidrat antara 35% dan 45% dari total kalori. Jika kontrol nutrisi tidak berhasil dalam 2 minggu pertama, farmakoterapi dimulai.

Sampai saat ini, banyak pedoman yang menggunakan terapi farmakologis penurun glukosa darah, dan tergantung pada negaranya, agen hipoglikemik oral yang berbeda, khususnya metformin atau glyburide, dan/atau analog insulin dan insulin, digunakan.

Pencegahan DMG dapat dilakukan yang utama adalah perubahan gaya hidup, seperti memperhatikan diet dan juga aktifitas fisik. Apabila pengobatan dan pencegahan secara perubahan gaya hidup belum berhasil, maka pengobatan secara farmakologi dimulai.(*)    

 

 

Penulis : Lista Khumairah
Assyifa Triedania Mahasiswa UAD JOGYA