Radarjambi.co.id-Beberapa bulan belakangan ini kita banyak melihat konten-konten yang membahas tentang el nino, yang katanya tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas dalam sejarah.
Banyak fenomena saat ini yang membuktikan bahwa suhu udara memang sedang panas-panas nya, seperti halnya di semarang diperlihatkan dalam sebuah video traffic cone yang hampir meleleh.
Bahkan di Antartika sampai tumbuh bunga, ini menunjukan bahwa suhu udara saat ini sangat panas sampai bisa mencairkan es yang katanya es abadi itu.
Mungkin bagi beberapa orang istilah el nino masih cukup asing, tetapi saat ini kita sudah bisa merasakan dampak dari el nino sendiri.
Kenapa akhir-akhir ini khususnya di Indonesia suhu udara terasa sangat panas sampai menyebabkan kekeringan di berbagai daerah dan apa sebenarnya el nino itu?
Menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) el nino didefinisikan sebagai anomali pada suhu permukaan laut di samudera pasifik, diambil dari bahasa Spanyol yang berarti "anak laki-laki", el nino digunakan untuk menandai kondisi arus laut hangat tahunan yang mengalir ke arah selatan di sepanjang pesisir pantai ekuador dan Peru saat menjelang natal.
Dikutip dari situs BMKG sederhananya, el nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Jika suhu muka laut terus meningkat maka meningkat pula potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik Tengah.
Sehingga curah hujan akan semakin berkurang. BMKG melaporkan suhu di Indonesia bisa mencapai 35 sampai 39 derajat, dengan begitu dapat dikatakan bahwa el nino ini berpengaruh kuat pada iklim di Indonesia terutama pada curah hujan yang sangat penting dalam sektor pangan mengingat Indonesia adalah negara agraris.
El nino memberikan berbagai dampak di indonesia. Di antaranya gagal panen, kekeringan, kekurangan air bersih, dan kebakaran lahan.
Mengutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta, dampak lain el nino adalah anomali cuaca sehingga menyebabkan banjir dan badai hebat. Daerah basah bisa mengalami kekeringan dan daerah kering bisa banjir. Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi bahan pangan.
Perubahan cuaca sangat memengaruhi produksi bahan pangan. Cuaca panas yang ekstrem dapat membuat tumbuhan-tumbuhan layu karena kekeringan.
Curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan banjir dan badai yang mengakibatkan gagal panen. Situasi seperti itu dapat mengancam kondisi ketahanan pangan lokal maupun global.
El nino adalah fenomena alam yang kita sebagai manusia biasa tidak bisa untuk mencegahnya agar tidak terjadi. Tetapi ada beberapa cara agar kita dapat beradaptasi dengan peristiwa ini khususnya dalam sektor pangan.
Beberapa cara untuk mengatasinya yaitu pertama, dengan penghematan air dan pengelolaan sumber daya air. Karena air adalah sumber kehidupan yang paling terasa terkena dampaknya, jadi sebisa mungkin kita mulai memanajemen penggunaanya.
Kedua, dengan peningkatan pertanian yang tahan kekeringan, yaitu dengan menanam bahan-bahan pangan yang membutuhkan sumber air lebih sedikit atau tanaman yang lebih tahan kekeringan, contohnya seperti terong dan ubi.
Terakhir adalah dengan pengurangan risiko kebakaran hutan dan lahan, ini adalah poin yang sangat penting mengingat suhu saat ini yang sangat panas kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan sejenisnya dapat meningkat.
Cara mengatasinya dapat dengan menjaga lingkungan, tidak membakar sampah sembarangan dan hal semacamnya.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa fenomena el nino adalah fenomena alam yang tidak bisa kita kendalikan, jadi penting bagi setiap orang untuk mengetahuinya, terutama cara mengatasi dan beradaptasi dengan fenomenanya, agar dapat bersiap dengan apa yang akan terjadi.(*)
Penulis : Ainin Nuzha Izzatin Fauzia dan Amiresti Hakimatul Mahira, Mahasiswa Ahmad Dahlan Jogya
Mengenal IQF Fruits Sebagai Penganti Buah Segar, Bagaimana Kandungan Gizinya ?
Dukung Inklusi Keuangan, OJK Resmikan 552 TPAKD di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota