Radarjambi.co.id-Sering didapati label BPA Free pada plastik makanan maupun minuman. Tapi beberapa diantara masyarakat belum tahu tentang bahan kimia yang terdapat diplastik yang digunakan oleh konsumen.
Apa Arti BPA Free?
Sebelum membahas lebih lanjut, kamu perlu tahu pengertian dari BPA itu sendiri. Melansir Green Matters, BPA atau bisphenol A merupakan sebuah bahan kimia industri yang digunakan pada pembuatan plastik polikarbonat serta resin epoksi tertentu.
Ternyata, BPA telah digunakan sejak tahun 1960-an, lho. Dulunya, plastik yang mengandung BPA sering digunakan sebagai wadah untuk makanan atau minuman. Tak hanya itu, resin BPA juga kerap jadi bahan pelapis permukaan kaleng makanan, tutup botol, hingga komposit gigi.
BPA (Bisphenol A) adalah bahan kimia yang digunakan dalam produksi berbagai produk plastik dan resin epoksi. BPA memberikan kekuatan, keawetan, dan kekakuan pada produk plastik.
Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa BPA dapat mengganggu sistem hormonal manusia dan memiliki efek negatif pada kesehatan. BPA dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak dengan produk yang mengandung BPA, seperti botol plastik, kaleng makanan, wadah makanan, dan peralatan dapur.
Paparan jangka panjang terhadap BPA telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan hormonal, penurunan kualitas sperma, risiko keguguran, gangguan perkembangan pada anak-anak, dan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Oleh karena itu, banyak negara dan badan pengatur telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi penggunaan BPA dalam produk-produk konsumen. Banyak produsen juga telah beralih ke produksi produk "BPA free" atau menggunakan alternatif yang lebih aman seperti BPS (Bisphenol S) atau BPF (Bisphenol F).
Namun, perlu dicatat bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengganti BPA seperti BPS dan BPF juga dapat memiliki efek yang serupa dengan BPA. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memperhatikan label dan mencari produk yang telah diuji secara independen dan terbukti aman.
Selain itu, sebagai tindakan pencegahan yang lebih luas, disarankan untuk mengurangi penggunaan plastik secara keseluruhan, terutama dalam konteks pengemasan makanan dan minuman.
Alternatif yang lebih baik adalah menggunakan bahan lain seperti kaca, stainless steel, atau kertas. Selain itu, menghindari pemanasan makanan dalam wadah plastik, terutama dalam microwave, juga dapat membantu mengurangi risiko paparan bahan kimia berpotensi berbahaya.
Mengapa Free BPA itu penting?
Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mempelajari BPA secara ekstensif pada model hewan dan hasilnya menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut berperan dalam keguguran dini, penyakit plasenta, dan berbagai dampak kesehatan negatif setelah kelahiran.
Karena dampak buruk terhadap kesehatan ini semakin diketahui secara luas, perusahaan-perusahaan beralih menggunakan bahan kimia alternatif untuk mengembangkan produk plastik.
Misalnya botol air dan wadah makanan -- dan sering kali memberi label pada produk tersebut "bebas BPA". Namun, ilmuwan MU Cheryl Rosenfeld memperingatkan bahan kimia alternatif ini, seperti bisphenol S (BPS), masih belum aman untuk digunakan manusia.
Dalam studi tersebut, Rosenfeld dan rekan-rekannya fokus meneliti efek BPS pada plasenta tikus. Ia mengatakan plasenta berfungsi sebagai catatan sejarah tentang apa yang menghadap bayi dalam kandungan saat berada di dalam rahim; Plasenta juga dapat mentransfer apa pun yang mungkin terpapar oleh ibu ke dalam darahnya, seperti bahan kimia berbahaya, ke janin yang sedang berkembang.
Tujuan ditambahkannya BPA dalam pembuatan wadah atau kemasan, terutama yang berbahan plastik, adalah untuk membuat kemasan tersebut lebih kuat dan kokoh. Wadah atau kemasan yang mengandung BPA biasanya memiliki nomor kode segitiga daur ulang 3 atau 7.
Label BPA free menandakan bahwa produk plastik yang dijual sama sekali tidak mengandung bahan BPA. Produk yang bebas BPA dianggap paling aman karena tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan.
Paparan BPA yang melebihi dosis aman dan terus-menerus bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit, seperti:
Tidak hanya itu, paparan BPA juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya endometriosis,sindrom polikistik ovarium(PCOS),hingga beberapa jeniskan ker, sepertikan kerkolon,kanker prostat,kanker payudara dankan kerovarium.
Cara Mengenali Produk BPA Free yang Aman
Sebelum membeli atau memakai produk plastik, sebaiknya kamu memahami bagaimana cara mengetahui apakah produk tersebut sudah BPA free. Simak beberapa alternatif cara berikut ini:
Via Label BPA Free
Cara paling gampang untuk mengenali produk plastik BPA free adalah dengan mencari label BPA free di produk tersebut. Biasanya, label BPA free terletak di luar kemasan produk atau di sisi bawah produk.
Via Kode BPA Free
Selain mencari label BPA free, kamu juga bisa memilah produk yang berpotensi mengandung bahan turunan BPA, seperti BPS dan BPF, melalui kode produk plastik. Kode ini berupa angka yang terletak di sebuah arah panah berbentuk segitiga dan umumnya terletak di bagian bawah produk.
Pertama, kode 1, 2, 4, dan 5 berarti produk tersebut bebas dari BPA dan bahan turunan berbahaya. Kode botol BPA free ini akan sering kamu temui pada produk plastik lainnya juga.
Lalu, kode 7 berarti produk tersebut mengandung BPA dan wajib kamu hindari penggunaannya.
Kemudian, kode 3 dan 6 berarti produk tersebut tak mengandung BPA, namun mengandung bahan turunan berbahaya lain yang juga perlu kamu hindari penggunaannya.(*)
Kasus Jessica Wongso : Apakah Bukti Yang Ada Sudah Membuktikan?
Siswi SMA 2 Tebo Bicara Tentang Krisis Iklim Di KTT Iklim PBB