Radarjambi.co.id-Bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih dan paling baik serta bahasa yang paling kaya diantara banyaknya bahasa yang ada di dunia.
Dikatakan begitu karena dalam satu kata saja ia bisa memiliki banyak makna sesuai dengan konteks kalimat itu sendiri, dan yang tak kalah penting adalah bahwa bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an yang menjadi pedoman umat islam.
Bahasa Arab juga merupakan bahasa penduduk surga.Mempelajari dan memahaminya menjadi wasilah (perantara) kita memahami Islam secara sempurna karena buku-buku turats (buku-buku para ulama') ditulis dengan menggunakan bahasa arab.
Maka mustahil seseorang yang tidak memahami bahasa Arab untuk bisa memahami ilmu agama secara maksimal. Oleh karena itu, tidak perlu diragukan lagi, sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk mempelajari Bahasa Arab dan berusaha menguasainya.
Pada awalnya bahasa arab adalah bahasa asing yang telah lama diajarkan di Indonesia dengan tujuan agar memudahkan umat islam untuk memahami ajaran agama islam khususnya dalam mempelajari Al-Qur'an dan ilmu hadits.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan adanya perkembangan zaman juga teknologi bahasa arab menjadi bahasa yang penting untuk diajarkan kepada semua siswa dari segala tingkatan.
Pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing ini tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang muncul terutama karena adanya kegiatan komunikasi dua arah dengan menggunakan bahasa arab yang mana siswa dituntut untuk mempraktikkan berbicara secara langsung.
Pembahasan
Sebagaimana telah disebutkan secara ringkas pada bagian pendahuluan, maka pada bagian pembahasan ini peneliti akan membahas secara detail mengenai salah satu problematika yang harus dihadapi siswa baru dalam pembelajaran bahasa arab.
Pada saat komunikasi dua arah yaitu permasalahan yang bersifat teoritis seperti morfologi dan sintaksis.
Menurut Zaenuddin(2000) morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari mengenai asal usul suatu kata serta perubahan-perubahan bentuk kata.
Dalam bahasa arab morfologi disebut juga dengan ilmu sharaf yaitu ilmu yang mempelajari seluk beluk bentuk kata, Zaenuddin(2000) juga menjelaskan pengertian ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari akar kata.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk kata dalam bahasa arab diluar pembahasan mengenai i'rab dan bina'. Adapun sintaksis yang dikenal dengan ilmu nahwu mempelajari tentang hukum atau kedudukan suatu kata yang terdapat dalam kalimat atau teks, pembagian kalimat atau semisalnya(Nurkholis, 2018)
Untuk membuat karangan dan komunikasi dalam bahasa arab tidak akan pernah terlepas dari penggunaan morfologi dan sintaksis.
Keduanya menjadi bagian penting dalam bahasa arab karena memiliki peran dalam pembentukan kata sebagai dasar pembentukan kalimat, paragraf serta wacana.
Dalam arti luas morfologi dan sintaksis merupakan bagian dalam sistem bahasa arab karena struktur kata yang senantiasa membentuk kalimat-kalimat tentu mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan jenis kata dan makna yang diinginkan oleh penulis atau penuturnya(Nurhayati, 2021)
Pada dasarnya bahasa arab adalah bahasa yang mudah, perubahan kata-katanya sangat sistematis contohnya dalam penggunaan kata kerja, penutur tidak perlu menambahkan perhitungan waktu seperti saat ini, kemarin atau esok.
Karena pendengar sudah mafhum secara langsung apa yang diucapkan oleh penutur, begitu juga apabila penutur ingin mengatakan sudah melakukan sesuatu.
Ia tidak perlu mengatakan sudah sebagaimana bahasa indonesia, oleh karena itulah seorang ahli linguistik bahasa arab diharuskan memahami imbuhan apa yang dapat diletakkan dalam suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar.
Terutama pada saat komunikasi secara langsung contohnya pada kalimat Ana Khalas Akulu(aku telah makan) maka penutur cukup mengucapkan akaltu dengan menambahkan fiil madhi(kata kerja lampau) di akhir kata.
Apabila kita menelaah problematika yang ada, maka solusi dari problematika ini adalah dengan memfokuskan pembelajaran pada kaidah gramatikal(Qawaid nahwu dan sharaf) untuk menghafal dan memahami isi bacaan(Nurkholis, 2018).
Guru juga diharuskan untuk menemukan metode yang sesuai dalam pembelajaran bahasa arab yang aktif, efektif, komunikatif dan inovatif.
Dengan demikian kondisi belajar siswa menjadi menyenangkan dan problematika yang ada dalam mempelajari bahasa arab bisa teratasi.
Mukhroji(2014) menjelaskan metode yang sesuai untuk mengatasi problematika yang ada adalah dengan dengan mempraktikkan metode gramatika tarjamah(Grammar Translation Method).
Dengan metode ini siswa didorong untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa arab dan terjemahnya dalam bahasa pelajar, juga dengan menerapkan metode-metode yang biasa digunakan di pesantren seperti metode membaca(Mutholaah), metode dikte(imla'), metode mengarang(mahfudzat), dan memperbanyak metode bercakap-cakap(muhadatsah). (*)
Penulis : Adelia Rahma Putri Mahasiswi
Universitas Ahmad Dahlan
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada