Radarjambi.co.id-Pendidikan mempunyai banyak fungsi yang membantu masyarakat dan individu. Bagi individu, pendidikan membantu mengembangkan potensi bawaan, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, serta membentuk karakter dan pertumbuhan pribadi.
Di sisi lain, pendidikan bagi masyarakat dapat berperan dalam mendorong perubahan dan pengelolaan sosial, mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memperkuat nasionalisme masyarakat dan tanggung jawab sosial.
Akan tetapi di Indonesia ini masalah pendidikan masih menjadi PR yang harus segera di benahi, karena masih banyak masyarakat di Indonesia ini yang belum terjamin pendidikanya.
Menurut hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 baru-baru ini diumumkan pada 5 Desember 2023, dan Indonesia berada di peringkat 68 dari 81 negara.
Teori,a da beberapa permasalah yang di hadapi di dunia pendidikan Indonesia.
rendahnya Kualitas Pendidikan Masih banyak gedung-gedung yang rusak baik dari tingkat dasar hingga universitas yang masih jauh dari kata layak, kurangnya perpustakaan di sekolah-sekolah, bahkan masih banyak sekolah yang belum memiliki gedung sendiri.
Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat.
Rendahnya kualitas guru
Kualitas guru di Indonesia amat menghawatirkan. Masih banyak guru-guru yang jauh dari kata profesional untuk menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Walaupun guru bukanlah satu-satunya penentu berhasil tidaknya pendidikan, akan tetapi guru merupakan titik utama pendidikan sebagai penanggung jawab akan kualitas pendidikan.
Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
Rendahnya Kesejahteraan Guru
Masih banyak kehidupan guru yang masih jauh dari kata layak. Berdasarkan data dari yang dihimpun Databooks dari situs lowongan kerja jobstreet, rata-rata terendah gaji guru di Indonesia pada Oktober 2023 adalah RP2,4 juta per bulan.
Bagaimana seorang guru dapat memenuhi tuganya sebagai guru apabila hanya untuk memenuhi kebutuhan perutnya saja seorang guru masih bingung untuk memikirkanya.Oleh karena itu upaya menyejahterakan guru harus menjadi catatan yang perlu di perhatikan.
Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan yang baik memerlukan biaya.Istilah ini sering kali seolah-olah membenarkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Karena mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi (PT), masyarakat miskin tidak mempunyai pilihan untuk tidak bersekolah. Dan masalah biaya inilah yang menjadi alasan utama masyarakat putus sekolah.
“Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat terbatas kabinet di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (3 Desember 2007).
Presiden menguraikan langkah-langkah berikut yang akan diambil pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia.Patokannya adalah jumlah peserta.
Langkah kedua adalah menghilangkan kesenjangan akses terhadap pendidikan, Ketimpangan di desa dan kota serta kesenjangan antara laki-laki dan perempuan.
Langkah ketiga adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kualifikasi guru dan dosen serta peningkatan rata-rata nilai kelulusan ujian nasional.
Pada tahap keempat, pemerintah akan meningkatkan keragaman pendidikan di bidang sekolah teknik dan kejuruan. Penyiapan memerlukan catu daya siap pakai.
Pada langkah kelima, pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah.
Pada langkah keenam, pemerintah juga akan meningkatkan anggaran pendidikan.
Langkah ketujuh adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk tujuan pendidikan.
Langkah terakhir adalah menyediakan dana untuk fasilitas pendidikan bagi masyarakat miskin (Agustang, 2021).
Argumentasi
Pendidikan sebagai pondasi sebuah individu maupun masyarakat masih menjadi PR di negara Indonesia ini banyaknya permasalahan yang ada pada pendidikan ini menjadi catatan yang dikhususkan oleh pemerintah masalah-masalah tersebut di antaranya:
Kualitas pendidikan yang tidak sesuai, Kualitas tenaga pengajar, kesejahteraan tenaga pengajar yang kurang dan yang terakhir masalah biaya pendidikan yang mahal.
Dalam masalah ini pemerintah mengambil langkah-langkah strategis yaitu dengan cara: meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk memperoleh pendidikan di Indonesia, menghilangkan ketidak merataan akses pendidikan, meningkatkan kualitas guru, membangun infrastruktur, menggunakan teknologi dalam pembelajaran, dan pembiyayaan bagi masyarakat miskin di Indonesia. (*)
Penulis : Hasby Azam Muttaqi Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan
Pengaruh Etika profesi Akuntan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan
Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa
Bangun Sinergi dan Kolaborasi, Pemkot Gelar Forum Satu Data Kota Jambi