Multimanfaat Penelitian Dosen

Kamis, 08 Februari 2024 - 12:49:55


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Menarik, pernyataan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Prof. Dr. Ambar Rukmini, tempo hari.

Ia menyatakan, bagi seorang dosen, penelitian merupakan kewajiban karena menjadi salah satu dari Tridarma Perguruan Tinggi (PT). Penulis sepakat dengan pernyataan tersebut.

Bagi dosen, penelitian memiliki multimanfaat yang berdampak luas. Apa dan bagaimana desain penelitian dosen multimanfaat itu?

Kata penelitian dalam Bahasa Inggris ditulis research. Kata research dibagi menjadi re- artinya ‘kembali’ dan search artinya ‘mencari’.

Lewat riset, seorang peneliti berusaha mencari kembali kemungkinan teori baru atau hal-hal baru dalam bidang keilmuannya.

Setelah itu, ia sampaikan atau diseminasi melalui publikasi artikel jurnal, prosiding seminar, buku ajar, monografi, dsb. Dengan begitu, hasil riset yang dikerjakannya tadi diketahui oleh masyarakat luas.

Rajin Meneliti

Beragam luaran hasil penelitian, seperti artikel jurnal, prosiding seminar, buku ajar, monografi, dll. dapat digunakan oleh dosen untuk keperluan kenaikan jabatan fungsional.

Terkait itu, ada empat jenjang jabatan fungsional dosen di Indonesia, yaitu Asisten Ahli (angka kredit: 100-150), Lektor (angka kredit: 200-300), Lektor Kepala (angka kredit: 400-550-700), dan yang terakhir, Guru Besar (angka kredit: 850-1050).

Apabila ada seorang dosen rajin meneliti, kelak dia juga rajin mengurus kenaikan jabatan fungsionalnya.

Sebaliknya, apabila ada seorang dosen malas meneliti, kelak dia juga malas mengurus kenaikan jabatan fungsionalnya.

Dengan begitu, penelitian dan bentuk-bentuk luarannya menjadi salah satu indikator dari rajin-tidaknya dosen mengurus kenaikan jabatan fungsionalnya.

Di sinilah letak pentingnya penelitian bagi dosen, seperti pernyataan Prof. Ambar di atas.

Di samping itu, penelitian dosen juga berimplikasi pada mahasiswa dan program studi terkait. Penelitian dosen berimplikasi bagi mahasiswa, terutama semester 7 dan 8.

Melalui penelitian payung, dosen dapat mengajak 8-10 mahasiswa untuk meneliti sekaligus menulis tugas akhir skripsi.

Topik penelitian payung dosen memiliki keterkaitan dengan topik tugas akhir skripsi. Alhasil, mahasiswa menjadi lebih cepat dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.

Penelitian payung dosen-mahasiswa dapat dituliskan dalam penyusunan borang akreditasi program studi.

Jika ada 24 dosen di sebuah program studi, kelak ada 24 buah penelitian payung dosen-mahasiswa.

Dalam 24 buah penelitian payung itu, terdapat sekitar 192-240 mahasiswa yang terlibat.

Ditambah lagi dengan terbitnya artikel jurnal, prosiding seminar, buku ajar, dan monografi yang kelak dihasilkan dari penelitian kolaboratif dosen-mahasiswa itu.

Jika sebuah program studi memiliki capaian penelitian dosen-mahasiswa banyak, kelak program studi itu layak dikatakan unggul.

Artinya, penelitian dosen dan penelitian payung dosen-mahasiswa bersifat multimanfaat.

Selain dapat digunakan untuk keperluan kenaikan jabatan fungsional, penelitian dosen dan penelitian payung dosen-mahasiswa, serta luaran hasilnya dapat mendorong mahasiswa lebih cepat menyelesaikan studinya di kampus.

Pengembangan Bidang Keilmuan
Bagi dosen, penelitian merupakan sarana efektif dalam pengembangan bidang keilmuannya.

Melalui penelitian yang dikerjakan sendiri atau kolaboratif (dosen-dosen atau dosen-mahasiswa), kelak dapat menambah wawasan bidang keilmuan.

Hal itu, setidaknya, tecermin pada akun Google Scholar yang dimiliki oleh para dosen/peneliti. Dosen yang rajin meneliti dan menulis publikasi, kelak jumlah sitasi karyanya pada Google Scholar akan tinggi.

Artinya, karya penelitian dan publikasinya sangat bermanfaat bagi para dosen/peneliti lainnya.

Terkait itu, pihak pengelola PT (program studi dan fakultas) dapat menyediakan dana penelitian bagi para dosennya secara internal.

Selain itu, mereka dapat pula mendorong para dosen untuk berkompetisi di tingkat nasional guna meraih dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi per tahun. Semoga iklim penelitian di semua PT di Tanah Air dapat lebih kondusif. (*)

 

 

Penulis: Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 UNY; Anggota Majelis Tabligh dan Pustaka Informasi PRM Nogotirto