Radarjambi.co.id-Proses belajar dan mengajar dari tahun ke tahun telah mengalami banyak inovasi oleh guru untuk mencapai sebuah tujuan belajar yang baik, benar serta sistematis.
Selain itu, inovasi pembelajaran juga dijadikan terobosan baru dalam sebuah pembelajaran agar proses pembelajaran memiliki suasana baru, menarik dan tidak membosankan.
Terlebih lagi terdapat beberapa mata pelajaran yang terkesan kurang menarik dan terlihat sangat membosankan di mata peserta didik, sebut saja salah satunya yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia mengharuskan peserta didik untuk lebih banyak membaca bacaan yang terdiri dari beberapa paragraf, selain itu peserta didik juga terkadang diminta untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimana peserta didik harus dapat menguasai komponen komponen materi yang ada pada pembelajaran tersebut.
Salah satu materi yang ada dalam pelajaran Bahasa Indonesia yaitu mengenai analisis unsur unsur pembangun sebuah teks cerpen.
Sesuai dengan pengalaman saya ketika melakukan praktik belajar di bangku SMA Kelas 2, untuk menganalisis unsur pembangun teks cerpen diperlukan waktu yang cukup banyak untuk peserta didik agar dapat membaca serta menganalisis isinya dengan baik.
Namun pada kenyataan di lapangan proses pembelajaran memiliki keterbatasan waktu.
Untuk itu sebagai calon guru professional, saya menemukan sebuah metode pembelajaran untuk membantu dan memfasilitasi peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran mengenai analisis unsur pembangun teks cerpen dalam satu kali pertemuan.
Metode pembelajaran tersebut adalah metode Windows Shopping
Metode pembelajaran Windows Shopping merupakan sebuah metode pembelajaran dimana peserta didik membentuk menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 – 6 peserta didik.
Cara kerja metode Windows Shopping ini sendiri yaitu dalam satu kelompok terdapat peserta didik yang bertugas sebagai penjaga stand, sedangkan peserta didik lainnya berkeliling ke kelompok lain untuk bertanya kepada petugas stand tersebut guna menanyakan materi atau jawaban pada LKPD yang telah dibuat oleh guru.
Peran guru dalam hal ini hanya berperan sebagai pengarah dan fasilitator bagi peserta didik.
Adapun pengertian menurut Kurdi (2017) yang mengatakan bahwa metode pembelajaran Windows Shopping merupakan model pembelajaran yang kegiatannya berkeliling dan melihat hasil pekerjaan kelompok lain untuk menambah pengetahuan dan saling bertukar pikiran satu sama lain.
Lalu bagaimana metode pembelajaran ini berperan atau berjalan di dalam sebuah pembelajaran Bahasa Indonesia yang cenderung membebani siswa dan membutuhkan waktu yang banyak untuk mencapai tujuan pembelajaran mengenai analisis unsur unsur pembangun pada teks cerpen di dalam sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan menarik?
Pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi cerpen, peserta didik dituntut untuk dapat memahami serta menganalisis struktur (abstrak, orientasi, komplikasi, pencapaian konflik, klimaks, koda) dan unsur unsur pembangun (tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa) dalam teks cerpen dalam waktu yang cukup singkat.
Sedangkan peserta didik harus memerlukan waktu untuk membaca serta memahami isi teks cerpen tersebut.
Selain itu terdapat satu hal yang perlu kita sorot bahwa pada dasarnya peserta didik memiliki kemampuan belajar dan gaya belajar yang berbeda beda.
Jika kita sebagai seorang guru tidak memvariasikan proses belajar maka hal tersebut dapat mempengaruhi tujuan belajar karena memberatkan peserta didik dan hasil akhirnya tidak mendapat hasil yang maximal.
Di dalam proses metode pembelajaran windows shopping peserta didik dapat dengan bebas untuk menggali informasi mengenai materi dengan gaya belajar apapun.
Metode pembelajaran Windows Shopping memudahkan peserta didik untuk menggunakan cara serta gaya belajar apa yang mereka minati.
Sebagai contoh, seorang peserta didik yang gemar membaca akan memilih untuk membaca teks cerpen lebih dulu ketimbang dengan langsung menanyakan kepada teman pada kelompok lain, setelah membaca maka peserta didik tersebut juga dibebaskan untuk menanyakan kepada teman sebayanya mengenai materi materi yang belum ia pahami.
Berbeda lagi dengan peserta didik yang cenderung lebih mudah menangkap isi materi dengan penjelasan audio atau suara.
Peserta didik disini mungkin merasa lebih mudah untuk memahami sebuah materi bila langsung mendengarkan penjelasan dengan teman sebaya ketimbang harus memahami sebuah bacaan yang ada, setelah itu baru peserta didik tersebut mencocokkan dengan teks yang sudah dibaca.
Adapun cara yang berbeda lagi, yaitu tidak lupa guru sebagai sebuah fasilitator sangat direkomendasikan kepada peserta didik untuk bertanya langsung kepada guru mengenai hal hal yang belum peserta didik kuasai.
Metode Pembelajaran Windows Shopping yang dilakukan di dalam kelas menghasilkan hasil belajar yang baik dan berjalan sistematis serta efisien waktu.
Hal tersebut terbukti dengan hasil belajar peserta didik melalui LKPD dan pemaparannya melalui hasil presentasi yang dipresentasikan di depan kelas.
Selain itu peserta didik jadi terlihat lebih memahami materi dengan baik terlihat dari lancarnya memaparkan materi serta menanggapi dan menjawab pertanyaan dari teman kelasnya. (*)
Penulis : Azzahra Sukma Diyani
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas : Ahmad Dahlan
Kontribusi Pemerintah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
Pengaruh Etika profesi Akuntan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada