Radarjambi.co.id-Asesmen sebagai bentuk proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, kemampuan dan pencapaian hasil belajar peserta didik, yang hasilnya kemudian dapat digunakan sebagai bahan refleksi serta landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Kebutuhan peserta didik, perkembangan, dan kemampuan peserta didik haruslah diakomodasi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menerapkan asesmen yang sesuai dan berpusat pada peserta didik.
Pada realitanya di lapangan, peserta didik memiliki tingkat kemampuan dan pemahaman belajar yang berbeda-beda, mulai dari kemampuan yang baru berkembang, sedang berkembang, dan kemampuan anak yang telah mahir/sangat mahir.
Dengan kata lain, selama proses pembelajaran terdapat siswa yang cepat belajar dan ada yang lamban dalam memahami pembelajaran. Hal tersebut tentunya turut memengaruhi tingkat kompleksitas asesmen yang diberikan dan perlu disesuaikan dengan tingkat capaian siswa yang beragam.
Meskipun peserta didik berada pada fase perkembangan yang sama, bukan berarti mereka memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang sama pula. Beberapa siswa mungkin memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan belajar yang berbeda dari peserta didik lainnya.
Penyusunan asesmen yang disesuaikan dengan tahap kemampuan peserta didik yang beragam dapat dilakukan dengan pendekatan pembelajaran Teaching at The Right Level (TaRL).
Teaching at the Right Level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang lebih berfokus pada tingkat kemampuan peserta didik, yang terdiri dari tingkatan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi bukan berdasarkan tingkatan kelas maupun usia.
Hal tersebut tentunya sebagai bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian, tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk merancang pembelajaran, maka kita melakukan segala upaya kita untuk berpusat pada peserta didik.
Sintak pendekatan TARL pada pembelajaan dan penyusunan assesmen dapat diawali dengan tahapan sebagaimana berikut:
(1) melakukan assesmen awal diagnostik untuk menggali kemampuan peserta didik. Kemampuan dasar tersebut dibagi menjadi 3 diantaranya rendah (belum mahir), sedang (mahir), dan tinggi (sangat mahir).
(2) Selanjutnya guru melaksanakan grouping atau mengelompokkan peserta didik sesuai dengan kemampuan mereka. Apabila peserta didik dapat dikelompokkan berdasarkan level kemampuannya, maka dapat disesuaikan dengan assesmen yang diberikan kepada peserta didik.
Peserta didik diarahkan untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing dengan mengerjakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang diberikan oleh guru dengan tingkat kompleksitas yang berbeda.
Dengan kata lain, pada pendekatan TaRL, setelah siswa melakukan asesmen diagnostik, siswa dikelompokkan sesuai level (asesmen diagnostik) yang dimiliki dan mendapatkan perlakuan sesuai level tersebut. guru dapat memberikan asesmen yang berbeda berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik sebagaimana berikut:
Kelompok 1: kelompok yang kemampuannya sudah berkembang, sangat mahir, memiliki pengetahuan awal terkait materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Pada kelompok 1 ini mendapatkan LKPD yang kompleksitas bacaan yang lebih tinggi dan lebih panjang diantara yang lainnya. Oleh sebab itu, siswa yang memiliki kemampuan sangat mahir/sudah berkembang diberikan asesmen yang lebih menantang dari pada kelompok lainnya.
Kelompok 2: kelompok dengan kemampuan sedang berkembang dan cukup mahir. Adapun asesmen yang diberikan adalah LKPD yang memiliki bacaan lebih rendah dan bacaannya tidak terlalu kompleks.
Kelompok 3: kelompok yang kemampuannya belum berkembang dan tidak memiliki pengetahuan awal terkait materi pembelajaran yang akan diajarkan. Adapun asesmen yang diberikan adalah LKPD yang memiliki bacaan yang tidak panjang dan bahasa yang mudah dipahami.
Dengan demikian, peserta didik dapat belajar sesuai dengan tahap kemampuan mereka. Selain itu, guru pada kelompok 3 memberikan dampingan dan bimbingan yang penuh dalam proses belajarnya.
Kemudian langkah (3) guru melakukan mentoring dan monitoring. Kegiatan mentoring dan monitoring ini dilaksanakan selama pembelajaran agar peserta didik tetap mendapatkan informasi belajar yang tepat dan di akhir kegiatan pembelajaran guru melaksanakan mentoring dan monitoring dengan cara refleksi dan memberikan kesimpulan selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peserta didik dari hasil assesmen yang telah dikerjakan pada masing-masing kelompok.
Dalam melakukan mentoring, guru dapat melihat di setiap kelompok dengan merekam aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik sehingga guru dapat memantau aktivitas mereka dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Dengan demikian, melalui pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL), guru dapat memberikan variasi cara mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. sehingga setiap kemampuan mereka akan sepenuhnya terakomodasi dengan baik.
Guru tidak dapat memaksakan peserta didik untuk menjadi apa yang dikehendaki oleh guru, tetapi peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai dengan qodrat dan kemampuannya masing-masing.
Penggunaan metode TaRL (Teaching at the Right Level) bukan lagi peserta didik yang harus mengejar pemahaman mengenai semua materi yang diberikan, tetapi proses belajar dan konten permasalahan yang diberikan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan capaian peserta didik.
Penulis: Sofi Andri Yani, S.Pd.
Mahasiswa PPG Prajabatan Bidang Bahasa Indonesia
Universitas Ahmad Dahlan/ Gelombang 1 Tahun 2023
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada