Tranformasi PPG

Senin, 27 Mei 2024 - 09:20:55


Sudaryanto, Destri Ratna Ma'Rifah dan Hani Irawati
Sudaryanto, Destri Ratna Ma'Rifah dan Hani Irawati /

Radarjambi.co.id-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali membuka program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Tahun 2024.

Program PPG Prajabatan Tahun 2024 ditawarkan kepada lulusan sarjana kependidikan dan nonkependidikan.

Diharapkan, setelah lulus dari program itu, kelak lahirlah generasi baru guru Indonesia yang inovatif, berorientasi pada siswa, adaptif teknologi, dan berwawasan keindonesiaan.

Transformasi PPG, baik Prajabatan maupun Dalam Jabatan/Daljab, dilakukan karena dua hal. Pertama, PPG Prajabatan/Daljab merupakan model baru dalam seleksi rekrutmen guru guna memperoleh sertifikat pendidik (serdik).

Bedanya, PPG Prajabatan dilaksanakan secara bauran, sedangkan PPG Daljab dilaksanakan secara daring. Bedanya lagi, PPG Prajabatan dilaksanakan satu tahun, sedangkan PPG Daljab dilaksanakan sekitar tiga bulan.

Model Baru

Kedua, terkait poin pertama, PPG Prajabatan/Daljab juga merupakan model baru pendidikan profesi bagi guru. Sebelumnya, pernah dilaksanakan Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) bagi guru yang tidak lulus dalam penilaian portofolio.

Baik PLPG maupun PPG, sesungguhnya memberikan nilai tambah bagi para guru, terutama aspek keilmuan, pedagogi, dan keterampilan.

Dengan begitu, guru yang lulus dari PPG idealnya telah mumpuni pada tiga aspek tadi.

Daya transformasi PPG Prajabatan lebih kuat karena diikuti oleh generasi Z. Dalam catatan penulis, daya transformasi PPG Prajabatan berdampak atas empat hal. Pertama, daya inovatif guru.

Daya inovasi para peserta PPG Prajabatan terasah melalui perkuliahan yang ditempuh dalam dua semester.

Misalnya, dalam mata kuliah Praktik Pengajaran Lapangan (PPL) 1, mereka praktik mengajar di sekolah dengan inovasi media pembelajaran, strategi pembelajaran, dll.

Kedua, daya orientasi pedagogi guru. Beberapa tahun silam, para guru banyak mempraktikkan model pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered learning).

Model itu dinilai sudah kuno dan ketinggalan zaman. Kini, peserta PPG Prajabatan dididik untuk mempraktikkan model pembelajaran terpusat pada siswa (student centered learning).

Dengan begitu, daya orientasi pedagogi guru perlu diubah, awalnya terpusat pada guru menjadi terpusat pada siswa.
Ketiga, daya adaptasi guru terhadap teknologi.

Beberapa tahun silam juga, para guru kurang menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran.

Kini, saat teknologi pesat, ditambah adanya kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI), idealnya peserta PPG Prajabatan bersikap adaptif terhadap teknologi.

Mereka dapat menggunakan sejumlah aplikasi guna menunjang pembelajarannya di kelas, seperti Youtube, Google Classroom, hingga Zoom.

Keempat, daya wawasan keindonesiaan guru. Peserta PPG Prajabatan didorong memiliki daya wawasan keindonesiaan yang baik.

Daya itu diperoleh saat mereka mengikuti pelatihan bela negara (bersama TNI) dan proyek kepemimpinan. Khusus proyek kepemimpinan, peserta PPG Prajabatan didorong aktif dalam kegiatan masyarakat, seperti pelatihan kecakapan literasi digital, pelatihan ekonomi kreatif berbasis UMKM, dan penyuluhan masalah stunting.

Guru Transformatif

Empat daya transformasi di atas, kelak dapat menghasilkan para lulusan PPG Prajabatan yang transformatif. Mereka kelak menjadi guru transformatif dalam aspek inovasi, orientasi pedagogi, adaptasi terhadap teknologi, dan wawasan keindonesiaan.

Dengan berbekal empat aspek tadi, mereka akan menjadi generasi baru guru Indonesia. Ke depan, generasi baru guru Indonesia semoga lebih baik dari sisi kompetensi dan kesejahteraannya.

Akhir kata, melalui PPG Prajabatan Tahun 2024, kelak terlahir generasi baru guru Indonesia. Untuk itulah, mari kita dorong Kemendikbudristek dan perguruan tinggi (PT) penyelenggara PPG Prajabatan guna melaksanakan PPG Prajabatan secara optimal.

Dengan begitu, kita tidak lagi punya potret guru seperti lagu Oemar Bakrie-nya Iwan Fals.

Lebih dari itu, kita mendamba potret guru Indonesia yang unggul, inovatif, adaptif terhadap teknologi, dan berwawasan keindonesiaan.(*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD
Destri Ratna Ma’rifah, M.Pd., Dosen Pendidikan Biologi FKIP UAD
Hani Irawati, M.Pd., Sekprodi Pendidikan Biologi FKIP UAD