Radarjambi.co.id-Kesenjangan antara perguruan tinggi dan dunia industri menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Oleh sebab itu, kerja sama antara keduanya mutlak dilakukan.
Hal ini agar perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang sesuai kebutuhan industri. Melalui kolaborasi dengan dunia industri, keterserapan lulusan perguruan tinggi di industri dapat ditingkatkan.
Kerja sama antara perguruan tinggi dan industri dapat dilakukan dalam beragam bentuk.
Mulai dari integrasi kurikulum, penelitian kolaboratif, magang mahasiswa, pengabdian kepada masyarakat, praktisi mengajar, dan bimbingan karir untuk alumni.
Kerja sama dapat dilakukan di tingkat universitas, fakultas, sampai ke program studi.
Kerja sama yang dilakukan dapat saling menguntungkan. Industri dapat memiliki sumber daya manusia berkualitas dari perguruan tinggi dan sebaliknya, perguruan tinggi dapat menyiapkan lulusan yang sesuai kebutuhan industri.
Kerja sama pada tahap awal dapat dilakukan dengan menghadirkan praktisi dari dunia industri dalam penyusunan kurikulum di perguruan tinggi.
Pandangan dan pengalaman praktisi dapat memberikan sumbangan dalam penyusunan profil lulusan perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Selain itu, praktisi dapat memberikan arahan mengenai materi pembelajaran yang dibutuhkan dunia industri saat ini dan beberapa tahun ke depan.
Dengan demikian, kurikulum yang disusun di perguruan tinggi dapat terhubung dan diintegrasikan dengan perkembangan di dunia industri.
Kerja sama berikutnya dapat berupa program magang mahasiswa di industri sesuai dengan bidangnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kolaborasi program studi dengan industri yang sesuai dengan bidang program studi terkait.
Program magang memberikan mahasiswa kesempatan untuk merasakan bekerja di industri.
Selain itu, program magang memberi peluang mahasiswa menerapkan teori dan ilmu yang diperoleh di kampus untuk diaplikasikan di dunia industri.
Penelitian juga dapat menjadi peluang kolaborasi lainnya. Penelitian antara akademisi yang melibatkan dosen serta mahasiswa dengan praktisi di dunia industri berpeluang menghasilkan temuan-temuan yang tepat guna.
Temuan dari penelitian dapat berupa produk yang dapat diujicoba dan diaplikasikan di dunia industri. Penelitian juga berpotensi menghasilkan produk yang sesuai dengan standar industri serta dikembangkan menjadi paten.
Kegiatan perkuliahan atau lokakarya dengan mendatangkan praktisi juga dapat membantu mengurangi kesenjangan antara perguruan tinggi dan dunia industri.
Pengalaman dan ilmu yang dibagikan praktisi dapat memberi pandangan dan gambaran kepada mahasiswa mengenai profesi di industri yang akan ditekuni.
Selain itu, materi-materi yang disampaikan praktisi dapat membuat perguruan tinggi selalu terkoneksi dengan beragam perubahan mutakhir serta kebaruan dan perkembangan yang terjadi di dunia industri.
Pengabdian kepada masyarakat dapat menjadi ruang kolaboratif lainnya antara akademisi dengan praktisi.
Program pengabdian kepada masyarakat dari perguruan tinggi dapat diintegrasikan dengan program CSR dari industri.
Kerja sama ini akan menghasilkan program pengabdian yang tepat sasaran, bermanfaat, berdampak luas, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Program semacam ini dapat dilakukan dengan kolaborasi yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan praktisi.
Kerja sama juga dapat dilakukan dengan menyusun modul dan materi perkuliahan yang sesuai dengan dunia industri.
Materi perkuliahan yang terintegrasi dengan perkembangan di dunia industri akan membekali mahasiswa menjadi lulusan SDM unggul dan terampil serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan di dunia industri.
Perkuliahan dengan model problem dan project based learning juga menjadi pilihan untuk menerapkan atau mengaplikasikan hasil perkuliahan di dunia industri.
Kerja sama antara perguruan tinggi dan dunia industri dapat menjadi langkah bersama mengatasi masalah yang dihadapi keduanya.
Perguruan tinggi dapat mengatasi masalah ketertinggalan kurikulum dan ketidaksesuaian kompetensi lulusan dengan dunia industri.
Sementara dunia industri dapat mengatasi masalah kekurangan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri.(*)
Penulis: Dr. Muhammad Ardi Kurniawan, Dosen PBSI dan PPG FKIP UAD; Koordinator Tim Kerja Bidang Kerja Sama Dalam Negeri FKIP UAD_
Begini Strategi Kementerian Tingkatkan Kualitas pendidikan di Indonesia
KPU Gelar Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Merangin