Radarjambi.co.idDunia terus bergerak, berbeda tahun sudah berbeda era-nya.
Saat ini kita sedang hidup di era modern, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang sangat cepat banyak memberi dampak positif khususnya untuk peserta didik yang sedang belajar memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Namun, di samping itu juga dapat menimbulkan hal-hal negatif seperti penyebaran berita hoax, atau bahkan konten-konten yang tidak pantas dilihat oleh peserta didik, khususnya peserta didik usia dini.
Globalisasi dan modernisasi juga seringkali membawa perubahan pada etos sosial dan budaya yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai Islami.
Misalnya saja, kewajiban menutup aurat dihiraukan akibat percampuran budaya barat yaitu pakaian yang terbuka.
Tidak terbuka tidak mengikuti tren kalau kata anak muda zaman sekarang. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibekali pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai Islam untuk mempertahankan identitas mereka di tengah arus modernisasi yang bergerak dengan cepat.
Semuanya bergerak serba cepat. Begitu pun dengan manusia-manusia yang saling berkompetisi karna adanya persaingan global.
Persaingan dalam dunia pendidikan semakin ketat. Tidak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya menjadi nomor satu.
Tekanan akademik yang tinggi tentu dapat menyebabkan stres dan berdampak pada sempitnya waktu peserta didik untuk melakukan kegiatan sosial dan spiritual.
Di sini lah pentingnya pendidikan islam, pendidikan islam akan menyeimbangkan pencapaian akademik dengan pengembangan karakter peserta didik.
Kurikulum merdeka hadir menjawab tantangan pembinaan peserta didik di era modern. Kurikulum Merdeka menjadi wujud solusi konkret untuk pendidikan islam.
Kurikulum yang bertujuan untuk memberikan kebebasan bagi sekolah dan pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan potensi peserta didik ini memiliki prinsip fleksibilitas, relevansi, dan juga partisipasi aktif peserta didik.
Salah satu ciri kurikulum merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek. Model pembelajaran seperti ini memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan keterampilan kreatif dan berpikir kritis serta kolaboratif.
Proyek-proyek seperti itulah yang kemudian dapat diarahkan ke dalam kegiatan sosial seperti bakti sosial, sehingga model pembelajaran tersebut tidak hanya mengasah keterampilan akademik peserta didik, melainkan mengandung nilai-nilai keislaman yang nantinya akan diimplementasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, kurikulum merdeka juga berfokus pada penguatan pendidikan karakter.
Sehingga pendidikan islam dapat memanfaatkan hal ini untuk menekankan pembelajaran akhlak dan adab pada setiap aspek pembelajaran.
Hal ini dapat diimplementasikan dalam bentuk program kelompok diskusi untuk membimbing peserta didik lebih intensif dalam mempelajari nilai-nilai keislaman.
Kurikulum merdeka juga menekankan pembelajaran berbasis digital sehingga pendidikan islam dapat kembali berperan, yaitu dengan cara pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengakses video pembelajaran yang mempunyai muatan islami, serta dapat mengakses Al-Qur'an versi digital.
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip kurikulum merdeka, pendidik dapat membina peserta didik tidak hanya unggul di prestasi akademik namun juga kuat di pembinaan karakter peserta didik.
Sehingga pendidikan islam yang adaptif dan inovatif itulah yang nantinya akan mampu mencetak generasi unggul yang siap menghadapi dinamika zaman tanpa kehilangan identitas keislaman. (*)
Penulis : Mawar Ledya Serli, Mahasiswa PBSI FKIP UAD
Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Menuju Lingkungan yang Berkelanjutan
Menyemai Kesadaran dan Keyakinan di Asrama Mahasiswa Sumatera Barat
Bangun Sinergi dan Kolaborasi, Pemkot Gelar Forum Satu Data Kota Jambi