Radarjambi.co.id-Kata 'sains (ilmu) sendiri berasal dari kata science, scientia, scine yang berarti 'pengetahuan". Kata tersebut memiliki sinonim dengan kata logos yang artinya 'ilmu.
Menurut Sudjana, sains dapat dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencari kebenaran berdasarkan fakta atau fenomena alam.
Sementara makna agama, argumen yang disampaikan oleh Scharf bahwa mendefinisikan agama,tentu setiap individu memiliki nuansa dan khidmat sendiri dalam memaknainya.
Namun, dalam makna terbatas, nampaknya Scharf menyetujui pendapat Yinger sebagai pendekatan sosiologis antropologis, yakni "agama merupakan sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berrbagai bangsa (masyarakat) dalam perjuangan mereka dalam mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan manusia".
Mengenai budaya atau kebudayaan, dalam hal ini Selo Soemardjan dan Soclaiman Soemardi menjelaskan secara ringkas bahwa kebudayaan adalah hasil karya,rasa, dan cipta manusia/masyarakat.
Dengan demikian, memahami definisi antara ilmu, budaya, dan agama, dimana ketiganya sebenarnya merupakan entitas yang berpadu dalam diri individu/masyarakan.
Jika boleh digambarkan. bahwa ilmu sebagaiteori atau konsep atau ide bagaimana kita membuat sesuatu, sementara budaya sebagai langkah, peralatan. dan identitas dalam menciptakan sesuatu, sementara agama sebagai jiwa/ruh/moral/intuisi dalam memberikan sebuah arah pasti.
Sehingga ketiganya saling melengkapi dalam membentuk suatu peradaban yang memiliki falsafah kokoh, berkemajuan (teknologi) dan bermoral.
Pendekatan 'keterujian intersubjektif menjadikan antara sains, budaya, dan agama sebenarnya merupakan satu- kesatuan, meski berbeda dalam ranah.
Jika dilihat da sudut pandang keislaman misalnya, konsep tentang kebenaran itu mutlak hanya dimiliki Tuhan.
Sementara ayat ayat Tuhan itu kita kenal menjadi dua bagian, yakni ayat al-kauniyah (yang berupa alam semesta ini beserta isinya, termasuk kebudayaan manusia), dan ayat al- qauliyah (yang tertulis dalam Al-Quran).
Hubungan antara agama, budaya, dan ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan kompleks. Agama dan budaya saling mempengaruhi, namun sains seringkali memiliki hubungan yang kontradiktif dengan agama.
Namun, upaya terus dilakukan untuk mengintegrasikan dan menyelaraskan keduanya. Sains dan budaya saling menguatkan, dan sains memberikan bukti ilmiah yang dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
Hubungan antara agama, budaya, dan ilmu pengetahuan dengan demikian merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan dinamis yang memperkaya kehidupan manusia.
Agama dan budaya mempunyai keterkaitan yang erat. Agama seringkali mempengaruhi budaya melalui nilai, tradisi, dan adat istiadat yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Di sisi lain, budaya dapat mempengaruhi agama melalui interpretasi dan adaptasi sosial. Misalnya, dalam budaya Islam, praktik seperti ziarah ke makam Nabi dan salat berjamaah merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Budaya ini telah membentuk identitas dan kehidupan masyarakat Muslim di seluruh dunia.
Sains dan Agama juga mempunyai hubungan yang rumit. Sains sering kali menantang agama dan memperluas pemahaman, namun agama dapat menambah konteks dan makna pada penemuan ilmiah.
Misalnya, teori evolusi Charles Darwin mempertanyakan pandangan tradisional tentang penciptaan manusia, sementara agama, meskipun asal usulnya berbeda, menjelaskan bagaimana manusia dapat mengembangkan hubungan dengan Tuhan.
Misalnya saja dalam Islam, teori evolusi sejalan dengan gagasan penciptaan manusia, karena Allah menciptakan manusia dari tanah liat dan mengembalikan ruhnya pada hari kiamat.
Sains dan budaya juga berkaitan erat. Sains dapat mempengaruhi budaya melalui penemuan-penemuan baru yang mengubah cara kita memandang dunia.
Misalnya, penemuan televisi dan Internet mengubah cara kita mengirimkan dan menerima informasi. Di sisi lain, budaya dapat mempengaruhi ilmu pengetahuan melalui minat dan dukungan yang ditunjukkan kepada para ilmuwan.
Misalnya, budaya Islam telah menciptakan dukungan dan minat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang astronomi dan matematika.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan hubungan antara agama, budaya, dan ilmu pengetahuan merupakan interaksi yang kompleks dan dinamis.
Agama dan budaya dapat membentuk identitas dan nilai-nilai masyarakat, dan sains dapat memberikan pengetahuan objektif tentang alam semesta.
Interaksi ketiga elemen ini menciptakan pandangan dunia yang lebih luas dan mendalam.
Memahami hubungan ini memberi kita pandangan yang lebih holistik dan mendalam tentang kehidupan dan alam semesta.(*)
Penulis : Cici mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan.
Kurikulum Merdeka Jawaban dari Pembinaan Peserta Didik di Era Modern
Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Menuju Lingkungan yang Berkelanjutan
Menyemai Kesadaran dan Keyakinan di Asrama Mahasiswa Sumatera Barat
Ribuan Warga Sungai Manau Bergelora Menyambut Bang Syukur Dan Khafid Muin