Pernah Di Bantu M Syukur. Poktan Di Pamenang, Bantah Pernyataan Mantan Ketua DPRD Herman Efendi

Senin, 14 Oktober 2024 - 21:30:18


Suasana penuh keakraban Kelompok Tani Mekar Jaya (TKMJ)  Kecamatan Pamenang dengan Calon Bupati Merangin M Syukur.
Suasana penuh keakraban Kelompok Tani Mekar Jaya (TKMJ) Kecamatan Pamenang dengan Calon Bupati Merangin M Syukur. /

Radarjambi.co.id-MERANGIN-Perjuangan dan pengorbanan Calon Bupati Merangin Nomor urut Dua (2) M Syukur dalam Membantu dan membela kepentingan rakyat yang selama ini tidak pernah di expos akhirnya terkuak, hal ini di ungkapkan oleh "Abu Hasan" salah satu anggota Kelompok Tani Mekar Jaya (KTMJ) Kecamatan Pamenang Pada Senin, (14/10)

Rahasia yang selama ini tertutup rapat, perlahan dibuka sendiri oleh masyarakat penerima manfaat atas perjuangan dan pengorbanan Bang Syukur,.Mereka tidak rela, orang yang telah berjasa dalam hidupnya dihina dan dipandang rendah oleh orang lain, Jelasnya.

Aksi ini sekaligus menjawab tudingan dan pernyataan mantan Ketua DPRD Kabupaten Merangin, Herman Effendi yang menilai kinerja Bang Syukur selama di DPD RI tidak pernah terbukti berbuat dan membantu masyarakat Merangin.

Anggota Kelompok Tani Mekar Jaya (KTMJ) Kecamatan Pamenang, Abu Hasan menganggap, Herman Effendi sebagai tokoh Merangin seharusnya memberikan tauladan dan contoh yang baik terhadap masyarakat. Bukan malah sebaliknya  tidak memberikan contoh politik yang baik kepada masyarakat, dengan Menghujat, Menghasut dan menjelekkan salah satu Paslon.

Pernyataannya cenderung meremehkan orang lain dan seolah-olah menganggap dirinya yang paling hebat. Padahal, tindakannya itu tidak selayaknya sebagai seorang Mantan Pejabat yang seharusnya jadi panutan dan tauladan terhadap masyarakat.

"Kita boleh saja mendukung salah satu Paslon, akan tetapi Mari lah kita berpolitik yang santun, dengan tidak merugikan salah satu Paslon dengan hujatan, hasutan bahkan sampai merendahkan Kinerja salah satu Paslon. 

Saya saja yang orang biasa tahu perbedaan kewenangan DPD dan DPR RI. Terlepas dari jabatannya, bagi kami, Bang Syukur sudah sangat membantu keberlangsungan kehidupan kami. Maaf Bang Syukur, terpaksa kami buka kebaikan Abang," ujar Abu Hasan.

Pada tahun 2008 yang lalu, lanjut Abu Hasan mengawali kisahnya, sebanyak 480 warga Merangin dan ratusan warga Sarolangun berperkara dengan perusahaan perkebunan PT. JAW dengan luas lahan lebih dari 3.000 hektar.

Waktu itu, kebun kelapa sawit milik warga dirobohkan, tanaman dihancurkan dengan alasan bahwa lahan itu adalah lahan HGU. Padahal, warga sudah menggarap lahan tersebut sejak tahun 1990-an. Sementara, HGU perusahaan diterbitkan pada tahun 2000.

Kami sudah mengadukan masalah kami ke pemerintah daerah, namun tidak membuahkan hasil hingga pada tahun 2012 Bang Syukur memfasilitasi Kami untuk bisa langsung melaporkan masalah kami ke BPN Pusat. Alhamdulillah, atas bantuan Bang Syukur, kami dan rombongan dapat berjumpa dengan BPN Pusat. Semuanya difasilitasi oleh Bang Syukur, kami tinggal berangkat saja tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun." kenang Abu Hasan. 

Hal senada juga diutarakan oleh Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Datuk H. Syamsudin.

"Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bang Syukur yang telah memperjuangkan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit kami di kawasan Simpang Meranti sehingga kami bisa memiliki kebun dan anak-anak kami bisa sekolah. Yang mendapatkan manfaat ini bukan hanya masyarakat Pamenang, tetapi juga sebagian masyarakat Kabupaten Sarolangun," ungkapnya.

Kami lanjut Datuk H. Syamsudin, merasakan sendiri seperti apa perjuangan Bang Syukur untuk kami. Beliau ikhlas tanpa pamrih dan bahkan mengorbankan semuanya demi memperjuangkan lahan kebun sawit kami. Bang Syukur membiayai seluruh keperluan kami selama di Jakarta hingga akhirnya perjuangan itu membuahkan hasil.

Bahkan, ketika bersengketa dengan pihak perusahaan, ada warga yang dipenjara selama 6 bulan. Bang Syukur lah yang menjaminkan dirinya untuk membebaskan anggota kami tersebut.

"Jujur saja, ketika ada orang yang memandang remeh Bang Syukur, Kami merasa tersinggung. Kami marah. Karena Bang Syukur sudah membantu kami dan manfaatnya sudah kami rasakan. Bang Syukur membuat anak-anak kami bisa sekolah. Hanya saja, Bang Syukur tidak pernah mau mempublish atau memberitakan perjuangan ini.

 Sekarang, ketika mereka menyinggung kinerja Bang Syukur, kami lah saksi dari perjuangan Bang Syukur yang membela rakyatnya dan bukan membela perusahaan," tegas Datuk H. Syamsudin. (mrs/akd)