Radarjmbi.co.id-Tanggal 25 November 2024 terasa istimewa bagi semua guru di Indonesia. Betapa tidak, pada tanggal itu dirayakan Hari Guru Nasional (HGN) sekaligus Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Tema HGN 2024 juga terasa istimewa, yaitu “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema itu diambil sebagai satu bentuk apresiasi terhadap peran penting guru. Berkat guru hebat, kita mampu menjadi bangsa Indonesia yang kuat di masa depan.
Menyambut HGN 2024, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu’ti meluncurkan Bulan Guru Nasional (BGN) 2024. BGN hadir sebagai rangkaian menuju HGN.
Kegiatan BGN dilakukan untuk mengapresiasi peran guru di seluruh pelosok negeri, yang telah mendidik dan membersamai anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang. Atas hal itu, pemerintah mengapresiasi peran dan kiprah para guru hebat di Tanah Air.
Syarat Guru Hebat
Muncullah pertanyaan, apa syarat-syarat menjadi guru hebat? Ada tiga syarat menjadi guru hebat. Pertama, syarat keterampilan teknis. Guru memiliki keterampilan teknis dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM) di kelas.
Keterampilan teknis guru meliputi kemampuan mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan membuat perangkat pembelajaran, hingga kemampuan evaluasi hasil pembelajaran.
Kemampuan mengajar terasah dalam pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I dan II saat kuliah S-1. Ditambah dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 1 dan 2 saat kuliah PPG Calon Guru (d/h PPG Prajabatan).
Demikian halnya dengan kemampuan mengelola kelas, membuat perangkat pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Kini, para lulusan S-1 pendidikan telah memiliki bekal keterampilan teknis sebagai guru hebat.
Kedua, syarat keterampilan konseptual. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi VI menyebut, konseptual bermakna ‘berhubungan dengan (berciri seperti) konsep’. Keterampilan konseptual guru meliputi kemampuan menjelaskan materi ajar, kemampuan menginstruksikan tugas, hingga kemampuan berkomunikasi dengan orang tua/wali siswa. Guru dituntut memiliki keterampilan konseptual karena hal itu berdampak luas terhadap dirinya dan sekolahnya.
Kemampuan menjelaskan materi ajar dan menginstruksikan tugas terasah melalui kuliah Pengajaran Mikro atau Microteaching. Sementara itu, kemampuan berkomunikasi dengan orang tua/wali siswa terasah saat menjadi guru wali kelas.
Selama ini, keterampilan konseptual para guru masih perlu ditingkatkan lagi, mengingat tantangan pembelajaran saat ini dan mendatang sangat kompleks. Terutama pembelajaran bagi generasi/gen Z dan Alpha.
Ketiga, syarat keterampilan manusiawi. Keterampilan manusiawi guru meliputi kemampuan kolaborasi dengan sesama kolega dan kemampuan empati terhadap siswa. Para guru mestinya proaktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Melalui MGMP, para guru dapat mengasah keterampilan kolaborasi dengan sesama kolega. Terkait itu, guru hebat adalah guru yang berkolaborasi dengan koleganya untuk berinovasi di sekolah/kelas.
Guru Hebat Menginspirasi
Berikutnya, kemampuan empati guru terhadap siswa dapat terasah melalui kegiatan ekstrakurikuler, kokurikuler, dan intrakurikuler di sekolah. Para siswa gen Z dan Alpha antusias saat belajar di luar kelas melalui kegiatan mancakrida (outbound) dan kelas manca (outing class).
Dua kegiatan itu bersifat variatif, edukatif, dan adaptif dengan siswa gen Z dan Alpha. Dengan begitu, kemampuan empati guru terhadap siswa dapat lebih baik lagi.
Jika ketiga syarat di atas terpenuhi, guru hebat terwujud. Guru hebat memiliki keterampilan teknis, keterampilan konseptual, dan keterampilan manusiawi. Bila ketiga keterampilan tadi telah mumpuni, guru hebat akan menginspirasi.
Guru hebat akan menginspirasi para siswanya di kelas. Guru hebat akan menginspirasi para koleganya di sekolah, MGMP, komunitas belajar, dll. Guru hebat akan membuat Indonesia hebat. Selamat Hari Guru Nasional!.(*)
Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 Ilmu Pendidikan Bahasa UNY; Pengajar PPG Prajabatan FKIP UAD
Sosialisasi Pembuatan Ekoenzim oleh Mahasiswa KKN UAD Alternatif-94
Internasionalisasi Bahasa Indonesia : Perspektif Pengajar BIPA
Analisis Wacana Kritis dalam Membentuk Pengaruh Sosial Kontemporer