Konsep , Strategi dan Inovasi Learning

Selasa, 31 Desember 2024 - 12:39:41


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Tahun 2025 mendatang, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI akan menerapkan pendekatan deep learning (DL) di kelas/sekolah.

Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, DL bukanlah kurikulum, melainkan jenis pendekatan pembelajaran. Terkait itu, muncullah sejumlah pertanyaan: apa konsep DL, apa saja strategi DL, bagaimana inovasi DL diterapkan di sekolah, dsb. Tulisan ini akan berusaha menjawabnya.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menjelaskan, DL atau pembelajaran mendalam adalah pendekatan belajar untuk meningkatkan kapasitas siswa (Kompas.com, 11/11). Tujuan dari DL adalah memberikan pengalaman belajar lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

Terkait itu, DL memiliki tiga elemen utama, yaitu Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning. Ketiga elemen utama DL akan dibahas pada tulisan yang terpisah dari tulisan ini.

Strategi Deep Learning

Kembali ke DL. Jika melihat infografis pada Instagram @ryan.oktapratama, ada 7 strategi pengajaran DL. Uraian tentang 7 strategi pengajaran DL diadaptasi dari buku School Features and Student Opportunities for Deeper Learning: What Makes a Difference? (2016) karya Huberman, dkk.

Pertama, strategi kesempatan internship. Strategi ini meniscayakan siswa terjun langsung ke dunia nyata, memahami konteks lapangan, dan mengaitkan teori dengan praktik.

Kedua, strategi pemberian feedback. Strategi ini mendorong siswa menerima umpan balik tertulis dan lisan secara rutin dari guru, teman sebaya, atau pihak lain. Melalui umpan balik itu, siswa akan belajar memperbaiki tugas dan sikap belajarnya di masa mendatang.

Ketiga, strategi project based learning (PjBL). Strategi ini membantu siswa memiliki pengalaman belajar memecahkan masalah dan mengeksplorasi materi secara kolaboratif dengan teman sebayanya.

Keempat, strategi asesmen jangka panjang. Strategi ini mendorong siswa memiliki portofolio/pameran hasil karya sendiri. Berkat portofolio/pameran hasil karya tadi, siswa akan mengembangkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar yang lebih komprehensif.

Kelima, strategi refleksi proses dan hasil belajar. Strategi ini menciptakan atmosfer siswa merefleksi proses dan hasil belajar sehingga tidak menempuh cara instan, seperti plagiat atas karya orang lain.

Keenam, strategi pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Strategi ini mendorong siswa menyelesaikan masalah kompleks dan berpikir kreatif dengan cara menganalisis ide, menciptakan solusi baru, dan menggunakan imajinasi dalam berinovasi.

Terakhir, ketujuh, strategi pembelajaran multidisiplin. Strategi ini mengondisikan siswa berpikir integratif atau keterkaitan antarbidang ilmu, seiring sejalan dengan kompleksitas masalah di luar kelas/sekolah.

Semua strategi pengajaran DL sebagaimana diuraikan di atas, dapat diwujudkan menjadi inovasi pembelajaran oleh guru di kelas. Sekadar contoh, siswa kelas X SMAN 1 Pleret, Bantul praktik menulis puisi akrostik dalam kegiatan Praktik Pengajaran Lapangan (PPL) II PPG Prajabatan FKIP UAD pada Februari-April 2024.

Praktik menulis puisi akrostik itu, secara tak langsung, merupakan perwujudan dari strategi refleksi proses dan hasil belajar siswa.

Inkubator Pembelajaran Bermutu

Masih dalam kegiatan serupa, para guru praktikan (baca: mahasiswa PPG Prajabatan FKIP UAD) juga melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Melalui PTK, para guru praktikan itu melaksanakan strategi pemecahan masalah dan berpikir kreatif.

Kedua strategi itu dielaborasikan dengan media pembelajaran interaktif berupa aplikasi tertentu. Baik para guru praktikan maupun siswa sama-sama antusias dalam pembelajaran di kelas.

Akhirnya, konsep, strategi, dan inovasi DL dapat dijalankan seperti tujuan awal yang disampaikan oleh Mendikdasmen di atas. Secara didaktik, DL dapat membuat siswa belajar banyak hal.

Di antaranya, siswa belajar multidisiplin, refleksi proses dan hasil belajar, serta asesmen jangka panjang. Peran serta guru, pimpinan sekolah, dan orang tua/wali siswa amat ditunggu dalam penerapan DL di sekolah. Semoga DL menjadi inkubator pembelajaran bermutu di Tanah Air.(*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI dan PPG Calon Guru FKIP UAD; Mahasiswa S-3 Ilmu Pendidikan Bahasa UNY; Anggota PRM Nogotirto