Membangun Ekosistem Digital

Senin, 03 Februari 2025 - 20:39:52


Sudaryanto dan Suhardi,
Sudaryanto dan Suhardi, /

Radarjambi.co.id-Inovatif. Itulah kesan penulis saat membaca berita KR (17/1) tentang rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjalin kerja sama dengan Surat Kabar Harian (SKH) Kedaulatan Rakyat.

Kerja sama antara Komdigi dan KR dalam rangka membangun ekosistem digital. Kelak, ekosistem digital itu akan berdampak terhadap masyarakat digital di Tanah Air. Apa dan bagaimana langkah Komdigi-KR membangun ekosistem digital ke depan?

Terhadap pertanyaan di atas, penulis menjawab: ada tiga langkah Komdigi-KR dalam membangun ekosistem digital. Tiga langkah itu berdasarkan acuan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) pada tahun 2023 dengan skala 0-100.

Pertama, infrastruktur dan ekosistem meliputi (1) akses dan adopsi teknologi digital, (2) ekosistem pembelajaran, dan (3) digitalisasi pemerintah. Dalam IMDI 2023, infrastruktur dan ekosistem digital baru mencapai skor 57,09.

Rendahnya Literasi Digital

Infrastruktur dan ekosistem digital masyarakat Indonesia terbilang rendah. Hal itu ditengarai, salah satu indikatornya adalah masih rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia.

Beberapa riset terkini, seperti Kurnianingsih, dkk. (2017), Rumata & Nugraha (2020), dan Raharjo & Winarko (2021), menunjukkan indikasi itu. Literasi digital masyarakat Indonesia masih rendah. Terkait itu, Komdigi-KR dapat berkolaborasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Kedua, keterampilan digital meliputi (1) komplementaritas, (2) pengenalan, dan (3) keamanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam IMDI 2023, keterampilan digital baru mencapai skor 56,59.

Selaras dengan infrastruktur dan ekosistem digital, keterampilan digital masyarakat Indonesia juga terbilang rendah. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya berita bohong/hoaks yang tersebar, terutama lewat media sosial, di kalangan masyarakat Indonesia.

Berita bohong/hoaks dan tindak kejahatan digital terjadi akibat masyarakat Indonesia tidak memiliki keterampilan digital yang baik. Keterampilan digital yang baik dimiliki berkat literasi digital yang baik pula.

Hal ini diperkuat dengan sejumlah riset terkini, seperti Rusmana (2020), Majid, dkk. (2022), Haddar (2023), dan Napu, dkk. (2024). Dengan begitu, aspek keterampilan digital menjadi salah satu poin dalam kerja sama Komdigi-KR nanti.

Ketiga, pemberdayaan digital meliputi (1) konsumen/pengguna digital dan (2) penjual/penyedia digital. Dalam IMDI 2023, pemberdayaan digital baru mencapai skor 

26,19. Seperti dua poin sebelumnya, pemberdayaan digital masyarakat Indonesia juga terbilang rendah. Rendahnya pemberdayaan digital masyarakat Indonesia mendorong sejumlah dosen/kampus melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di sekolah, desa, hingga UMKM.

Riset-riset terkini, seperti Sanjaya & Hartati (2020), Ginting, dkk. (2021), Lianardo, dkk. (2022), dan Alfiana, dkk. (2023), menunjukkan hal itu. Pemberdayaan digital perlu diinisiasi oleh dosen/kampus, kemudian dilanjutkan oleh pemerintah daerah dan pusat.

Pemerintah daerah dapat melaksanakan kegiatan sosialisasi pemberdayaan digital di sekolah, UMKM, dan desa. Kegiatan itu dapat dikolaborasi dengan organisasi masyarakat dan media massa lokal. 

Fondasi Kerja Sama

Tiga hal di atas (infrastruktur dan ekosistem digital, keterampilan digital, dan pemberdayaan digital) dapat menjadi fondasi kerja sama Komdigi-KR. Sebagai koran tertua di Indonesia, KR sudah memiliki infrastruktur dan ekosistem digital, seperti e-paper KR dan KR versi cetak.

Terkait itu, perlu diusulkan adanya perpustakaan digital (e-library) KR yang dapat diakses secara mudah. Hal ini dapat menjadi rintisan awal kerja sama Komdigi-KR pada 2025 ini.

Berikutnya, KR perlu memiliki rubrik cek berita hoaks guna membendung banyaknya berita bohong/hoaks saat ini. Rubrik itu akan mengasah keterampilan digital pembaca KR 

khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Kemudian KR dapat melaksanakan program pemberdayaan digital bagi sekolah, UMKM, dan desa. Lewat program itu, kelak bertumbuh Sekolah Digital, UMKM Digital, dan Desa Digital. Dengan begitu, ekosistem digital juga bertumbuh baik.(*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI dan PPG Calon Guru FKIP UAD

Prof. Dr. Suhardi, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD