Radarjambi.co.id-Tanggal 20 Maret 2025 kita rayakan sebagai Hari Dongeng Sedunia (World Storytelling Day). Dilihat dari aspek historisnya, perayaan Hari Dongeng Sedunia bermula dari momentum Hari Dongeng Nasional di Swedia, atau dikenal dengan sebutan Alla Berattares Dag pada 1991.
Kemudian para pendongeng asal Australia juga mulai merayakan hal serupa pada 1997. Hal itu diikuti para pendongeng asal Amerika Latin. Nah, apa relevansi Hari Dongeng Sedunia bagi kita saat ini?
Perayaan Hari Dongeng Sedunia amat relevan dengan kondisi bidang literasi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja. Sebagai contoh, hasil PISA 2022 menunjukkan Indonesia berada di peringkat 63 dari aspek matematika (skor 366), membaca (skor 359), dan sains (skor 383).
Kita kalah dengan sejumlah negara jiran kita, seperti Singapura (1), Vietnam (28), Brunei Darussalam (37), Malaysia (49), dan Thailand (52). Entah hasil PISA 2025 nanti, kita tidak tahu pasti.
Literasi Dongeng
Hasil PISA 2022 selaras dengan hasil survei Perpustakaan Nasional (Perpusnas) 2022. Survei itu menunjukkan rata-rata waktu membaca orang Indonesia hanya 1 jam 37,8 menit per hari. Bisa dibilang waktu membaca orang Indonesia masih rendah.
Demikian pula dengan temuan UNESCO yang menyebut, indeks minat baca masyarakat Indonesia mencapai 0,001%, atau dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Miris bukan?
Data-data statistik di atas menyiratkan pesan: literasi bangsa kita masih rendah. Terkait itu, perayaan Hari Dongeng Sedunia seolah menjadi cahaya kecil di tengah gelapnya literasi bangsa.
Dongeng, secara semantik, bermakna ‘cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh)’. Dongeng menjadi bacaan awal bagi anak-anak usia dini sehingga internalisasi karakter-karakter positif, termasuk minat baca, bertumbuh.
Minat baca anak-anak Indonesia dapat dimulai dari dongeng, cerita rakyat, fabel, legenda, hingga mite. Selanjutnya, minat baca tadi dapat ditumbuhkan dan diarahkan ke literasi baca tulis di tingkat sekolah dasar (SD/MI), sekolah menengah pertama (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK/MA).
Kemudian dilanjutkan di tingkat perguruan tinggi (PT). Singkat kata, literasi baca tulis seseorang dimulai dari literasi dongeng.
Dongeng tak sekadar hiburan, tetapi juga memiliki pengaruh positif bagi perkembangan anak dan keharmonisan keluarga. Melalui dongeng, anak-anak dapat belajar banyak hal tanpa merasa digurui.
Selain itu, melalui dongeng pula, kemampuan bahasa dan literasi anak-anak dapat berkembang. Dengan demikian, anak-anak yang memiliki daya kognitif, lingual, dan literasi yang baik, pastilah mereka memiliki kebiasaan dan pembiasaan berdongeng yang baik pula.
Di samping itu, berkah dari Hari Dongeng Sedunia juga untuk melestarikan budaya dongeng yang merupakan warisan berharga dari nenek moyang kita. Para orang tua dulu sering mendongengi anak-anaknya.
Melalui dongeng itu, orang tua menyisipkan nasihat, petuah, dan pesan untuk anak-anaknya. Lewat dongeng si Kancil yang Cerdik, orang tua memberikan nasihat agar kecerdikan/kepandaian dimanfaatkan untuk hal-hal positif/kebaikan.
Buku Digital
Guna menunjang pembiasaan berdongeng, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) merilis laman Buku Digital (Budi).
Di laman itu terdapat buku digital, buku komik, buku audio, buku video, dan buku braile. Buku-buku itu diperuntukkan untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan umum. Orang tua zaman now dapat mudah mengakses laman terkait, dan mulai mendongengkan anak-anaknya.
Akhirnya, melalui perayaan Hari Dongeng Sedunia, para orang tua zaman now dapat kembali mendongengkan anak-anaknya. Kita berharap, dongeng yang memuat nilai-nilai kejujuran, toleransi, dan kebaikan, akan bertumbuh pada diri anak-anak Indonesia.
Alhasil, potret Indonesia pada 10-20 tahun ke depan ialah potret Indonesia yang penuh nilai kejujuran, toleransi, dan kebaikan pula. Bukan Indonesia yang gelap lagi kelam.(*)
Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Anggota Majelis Tablig dan Pustaka Informasi PRM Nogotirto
Mahasiswa KKN Reg 138, Bantu Posyandu Lansia dan Cek Gula Darah di Dukuh Kwalangan
PKM UAD Mengadakan Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Digital
Pelatihan Budaya Literasi Tingkatkan Semangat Pemuda Karangtaruna Kwalangan
Jangan Main-main! Pemkot Jambi Siapkan Sanksi bagi Agen LPG Nakal