Jatmiko Beberkan Kunci Tranformasi Palmco di Palmex Internasional 2025

Sabtu, 17 Mei 2025 - 09:50:28


/

Radarjambi.co.id-JAMBI-Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo Jatmiko Santosa membeberkan secara gamblang langkah transformasi yang dijalankan oleh PalmCo dalam ajang Palmex Indonesia 2025 yang digelar di Jakarta Internasional Expo (JIEXPO), Kamis (15/5).

Dalam forum internasional industri sawit yang dihadiri oleh berbagai pelaku industri hingga regulator global ini, Jatmiko memaparkan langkah transformasi dengan mengangkat tema Enhancing Productivity While Maintaining Sustainability Standards in Palm Oil Plantation.

Mengawali paparannya, Jatmiko menjelaskan bahwa fondasi transformasi PalmCo bermula dari keputusan pemerintah pada Desember 2023 untuk menggabungkan sejumlah entitas PT Perkebunan Nusantara ke dalam satu entitas besar bernama PTPN IV PalmCo.

Merger besar ini membawa konsekuensi perubahan masif, baik dari sisi sistem, budaya, hingga operasional di lapangan.

“Kami menghadapi tantangan besar di awal, mulai dari disparitas budaya kerja, sistem manajemen yang tidak seragam, hingga realita bahwa industri ini sangat bergantung pada tenaga kerja atau labor intensive. Transformasi ini harus dilakukan dari hulu ke hilir,” ujar Jatmiko dalam paparannya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa saat ini PTPN IV PalmCo merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan luas areal terbesar di dunia. Aset perkebunan perusahaan tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga sebagian kecil di Papua.

Namun, menurut Jatmiko keberhasilan pengelolaan perkebunan tidak semata ditentukan oleh luasan lahan, jenis tanaman atau iklim melainkan ini tentang manusia, bagaimana cara kita menyikapi dan merawat tanaman, serta mengelola sumber daya secara bijak, jelasnya.

Sebagai bagian dari transformasi, manajemen PalmCo sejak awal telah mendorong digitalisasi proses bisnis secara menyeluruh

Salah satu terobosannya adalah pengembangan sistem PalmCo Business Cockpit, sebuah platform digital berbasis ERP SAP yang menyatukan data operasional perusahaan dan memungkinkan pengambilan keputusan secara real-time.

“Sistem ini kami rancang sebagai single source of truth, yang memastikan bahwa seluruh data dan keputusan manajerial memiliki dasar yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” ungkap Jatmiko.

Lebih lanjut, PalmCo juga mengemban peran strategis sebagai BUMN yang berpihak pada masyarakat. Salah satunya diwujudkan dalam dukungan terhadap program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Jatmiko menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan PalmCo untuk mendukung penanaman kembali 60.000 hektare lahan plasma hingga 2026 sebagai dukungan terhadap sekitar 120.000 petani dan keluarga. Hingga tahun ini, perusahaan telah berhasil merealisasikan penerbitan rekomendasi atas 20.000 hektare program PSR bersama petani mitra.

“Transformasi kami tidak bisa dilakukan sendirian. Kami menyadari pentingnya keterlibatan masyarakat, terutama petani sawit. Karena itu, kami juga aktif memerangi peredaran bibit palsu dengan mendorong penggunaan bibit unggul bersertifikat. Ini kami lakukan untuk memastikan produktivitas petani bisa meningkat secara signifikan,” tegasnya.

Menurut Jatmiko, langkah ini sangat menguntungkan semua pihak. Bagi petani, peningkatan hasil panen berarti peningkatan pendapatan. Sementara bagi pelaku industri, mereka akan menerima Tandan Buah Segar (TBS) dengan kualitas prima yang mendukung produktivitas dan efisiensi pabrik kelapa sawit.

Tidak hanya itu, PalmCo juga memberdayakan UMKM lokal melalui program penyediaan alat panen. Jatmiko menyebut bahwa saat ini sebagaian alat panen di salah satu Regional PalmCo diproduksi oleh para pandai besi lokal yang tergabung dalam koperasi binaan.

PalmCo juga mencatatkan tonggak prestasi dalam inisiatif dekarbonisasi dan circular economy. Hingga saat ini, PalmCo telah mengoperasikan 11 unit Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dengan total kapasitas 12,05 MW. Ke depan, Perusahaan akan membangun 29 unit fasilitas Bio-CNG hingga 2030 dan satu unit Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2027.

“Beberapa waktu lalu, kami juga mendapat apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup yang bekunjung ke salah satuuni amiyaiu KS Lubuk Dalam yang berada di iak, Riau karena menjadi Perusahaan perkebunan pertama di Indonesia yang meraih Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK). Ini merupakan bentuk pengakuan atas upaya serius kami menjalankan agenda dekarbonisasi,” ucap Jatmiko.

Ia menambahkan bahwa inisiatif dekarbonisasi ini tidak hanya berdampak pada penurunan emisi karbon, tetapi juga berkontribusi besar terhadap peningkatan citra industri sawit Indonesia di mata global khususnya Eropa.

“Dekarbonisasi sangat penting untuk memperkuat persepsi bahwa industri kelapa sawit kita adalah industri yang peduli lingkungan, berkelanjutan, dan siap memenuhi tuntutan pasar global yang makin ketat. Ini penting untuk keberlanjutan industri dan juga untuk keberlangsungan lingkungan hidup kita bersama,” pungkas Jatmiko menutup paparannya.(*)