Radarjambi.co.id-Baru- baru ini sedang ramai di bicarakan baik di publik atau secara langsung ternyata memiliki kebijakan oleh seorang gubernur Jawa barat yaitu bapak Dedi Mulyadi dalam permasaalahan masuk sekolah jam 6 pagi dengan jalan kaki.
Dari sini dapat saya lihat kalau membahas soal pendidikan ya. ada banyak aspek kebijakan yang sering kali terlupakan selain membahas soal teknologi ataupun kurikulum yang ada di ruang lingkup pendidikan yaitu karakter siswa, tidak hanya itu sekolah ini bisa membentuk karakter baik dan disiplin untuk para siswanya.
Namun, apa yang menjadi pro dan kontra adalah dampak dari menyampaikan penetapan kebijakan ini kepada masyarakat yang telah merasakannya.
Hal ini terutama mencakup kondisi siswa, siswa sudah siap atau tidak, serta keamanan siswa.
Latar belakang dan tujuan kebijakan. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yakin bahwa mempercepat jam masuk sekolah menjadi pukul 06.00 lebih baik untuk meningkatkan disiplin.
Oleh karena itu, siswa akan menjadikan hal ini sebagai bekal di kehidupannya. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi said (texas bar republic.com 2020).
Hal ini bertujuan agar anak siswa tumbuh berkembang dengan baik dan dapat membentuk karakter yang lebih baik manakala saat dewasa nanti.
Maka dari itu di bawah moi ini bukan hanya betujuan untuk meluluskan keterlambatan akan tetapi untuk menjalankan nilai nilai itu sendiri. Kebijkan ini tidak hanya ada di jawa barat dan bahkan di NTT pernah.
Menurut kepala dinas pemdidikan NTT mengatakan bahwa kebijakn ini untuk membiasakan siswa hidup mandiri dan bisa mengatur waktu sehingga meminimalisir acekan dampak dari keterlambatan itu.
serta berjalan kaki ini sebagai pembiasaan agar membiasakan siswa untuk hidup sehat dan menumbuhkan rasa secara kemandirian.
Tanggapan masyarakat
Mengenai kebijakan penerapan masuk sekolah pada pukul 06.00 atau lebih di jawa barat dinilai sulit untuk diterapkan.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya jarak yang harus ditempuh baik oleh siswa maupun guru, dengan lokasi rumah mereka yang jauh dari aekolah serta akses transportasi yang terbatas.
Beberapa warga NTT di kota Kupang berpendapat bahwa kebijakan pemerintah seharusnya tidak membuat masyarakat merasa tertekan.
“yang paling krusial adalah menghindari pengambilan keputusan berdasarkan dorongan emosi sementara, setiap langkah harus melalui pertimbangan yang matang” tambah salah seorang warga.
Dampak kebijakan
Ketika anak-anak harus berangkat lebih awal dari kebiasaan, banyak hal yang menjadi pertimbangan, terutama bagi orang tua.
Dari segi kesehatan, anak mungkin perlu beradaptasi dengan kebijakan baru ini, hal ini dapat menyebabkan efek negatif seperti kelelahan selama jam pelajaran dan ketidakmampuan untuk fokus pada materi yang diajarkan oleh guru, kurang tidur juga berkontribusi dengan rasa lelah ini.
Selain itu, dari segi suasana hati, keadaan ini dapat mempengaruhi emosi siswa secara keseluruhan.
Kebijakan untuk memulai sekolah lebih awal, yaitu pada pukul 06.00 dan dengan berjalan kaki, adalah langkah strategis dalam meningkatkan karakter pendidikan serta disiplin.
Namun kebijakan ini juga perlu disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat (*)
Penulis: Endang Istiqomah Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Saat Wartawan Disangka LSM: Menjaga Ruang Publik Tetap Sehat
Tambah 68 Ribu Tabung, Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Pastikan Stok LPG Aman Selama Libur Panjang