Jalan Renah Pametik Rusak Parah, Warga Harapkan Perhatian Pemerintah

Selasa, 24 Maret 2015 - 13:30:15


Kondisi jalan Renah Pemetik yang rusak parah.
Kondisi jalan Renah Pemetik yang rusak parah. /

RADARJAMBI.CO.ID,KERINCI -Jalan Renah Pemetik, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci, dikeluhkan warga dan pengguna jalan. Pasalnya yang belum diaspal ini mengalami rusak parah dan berlumpur dibeberapa titik.

Padahal jalan ini merupakan satu-satunya jalan akses masyarakat Desa Renah Pemetik dan petani, untuk membawa hasil perkebunan ke Sungaipenuh, namun hingga saat ini, nampaknya belum terlihat bantuan dari Pemeritah untuk memperbaikinya.

Salah seorang warga Desa Renah Pemetik, Angga mengatakan, bahwa jalan ini sangat memprihatinkan, karena selain berlobang jalan ini belum dilakukan pengaspalan dari Pemerintah.

"Jalan ini sudah lama seperti ini. Padahal jalan besar tapi masih tanah, belum di aspal. Ini membuat kami yang mau melewati jalan ini harus pelan-pelan, tidak bisa cepat,"katanya.

Bahkan, menurutnya ketika terjadi musim penghujan jalan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan roda empat, karena jalan ini lincin dan berlumpur. Sedang kendaraan roda dua harus didorong untuk bisa melewatinya jalan ini.

"Kalau hujan itu, kami tidak bisa lewat jalan ini, paling-paling hanya motor saja bisa lewat, itu pun harus dibantu dorong dulu baru bisa, karena jalan berlumpur dan menempel di ban motor,"ujarnya.

Selain itu, kondisi yang sama dikeluhkan pengguna jalan, Riki. Menurutnya jalan yang rusak itu tidak hanya terjadi di Desa Renah Pemetik, Kecamatan Air Hangat Timur, namun juga terdapat Desa Pasir Jaya, Kecamatan Siulak Mukai yang lokasinya tidak jauh dari Desa Renah Pemetik tersebut.

"Banyak jalan yang rusak saya lihat, di Desa Pasir Jaya itu ada juga, bahkan ada beberapa titik rusaknya jalan tersebut mencapai 50 CM, karena jalannya licin dan berlumpur kami tidak bisa," sebutnya.

Agar bisa melewati jalan tersebut, lanjutnya, terpaksa harus menimbun sendiri dengan menggunakan tanah dan koral, supaya tidak licin dan berlumpur.
"Karena tidak ada ditembun terpaksa kita timbun sendiri, karena ini merupakan satu-satunya jalan untuk membawa hasil perkebunan, seperti kentang dan kopi,"tandasnya.(son)