Radarjambi.co.id - JAMBI - Intensitas hujan yang mengguyur beberapa daerah di Provinsi Jambi membuat beberapa pemukiman warga terendam. Seperti di Kabupaten Batanghari dalam sepekan terakhir berdasarkan laporan harian BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batanghari Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Batanghari hari ini pukul 17.30 WIB Sabtu (08/12) berada di angka 294 cm.
Dalam kurun waktu 10 jam ketinggian air meningkat 6 cm, terhitung sabtu pagi pukul 7.30 WIB posisi ketinggian air 288 cm. Sedangkan hari ini ketinggian air berada pada posisi 294 cm.
Sekretaris BPBD Batanghari Syamral Lubis menuturkan status Sungai Batanghari di lihat dari APKA Dermaga Muarabulian, mulai meransek naik ke level Siaga. Air juga mulai merendam halaman sejumlah fasilitas pendidikan.
"Laporan dari regu B TRC BPBD Batanghari tim pemantau APKA Agus Ardiansyah dan Likik Marjoni, ketinggian air berada di angka 294 cm,"ungkap Syamral.
BPBD Batanghari masih terus terjun langsung melakukan pendataan ke sejumlah titik wilayah yang mulai terendam banjir. Salah satunya wilayah Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari.
"Dari musim kemarau tanah banyak yang retak, sehingga di musim hujan kita khawatir terjadi longsor. Rasa khawatir lagi ketika penduduk tidur malam, ikut hanyut dengan rumahnya yang berada di pinggir sungai,"jelas Syamral.
Perubahan musim bisa memicu bencana lain seperti angin puting beliung yang menyebabkan beberapa kayu bisa menimpa rumah. Ini juga akan dipantau serius BPBD Batanghari.
Tujuh dari delapan kecamatan se-Kabupaten Batanghari merupakan potensi banjir dan 86 Desa/ Kelurahan sepanjang bantaran sungai. Kecamatan Bajubang yang selama ini tidak pernah tersentuh banjir, kata Syamral, pada tahun ini berpotensi banjir.
"Ada potensi baru yang kita anggap bakal terkena banjir di Kecamatan Bajubang yaitu Desa Bungku," ungkapnya.
Potensi banjir ini muncul karena dalam wilayah Desa Bungku ada pemukiman baru bersebelahan dengan Kecamatan Sungai Bahar Utara.
"Itu ada namanya Sungai Bahar. Disana sudah menjamurnya pemukiman baru yang penduduknya sebagian penduduk Batanghari dan sebagian ber KTP luar Batanghari," pungkas Samral.
Selain itu, di Kabupaten Tebo di sekitaran aliran Sungai Batanghari juga ikutan kebanjiran, yakni di kawasan wisata Lubuk Tembesu, Bungkal, Tebo Tengah. Kondisi itu membuat banyak pengunjung tempat wisata tersebut harus berputar arah dan membatalkan kunjungannya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tebo mencatat, sejumlah desa memang rawan terhadap banjir ketika memasuki musim penghujan di wilayah Tebo.
Sementara itu, ratusan rumah warga di Desa Tanah Garo, Kecamatan Muara Tabir, dilaporkan sejak sepekan terakhir mulai terendam banjir hingga satu setengah meter.
Warga desa setempat Yarani mengatakan, bahwa air yang merendam pemukiman warga berasal dari limpahan air Sungai Batang Tabir. “Hujan beberapa hari ini membuat Sungai Batang Tabir meluap,” kata Yarani.
Menurut dia, Desa Tanah Garo seringkali terendam banjir apabila Sungai Batang Tabir meluap.
Setahun bisa sampai 3 atau 4 kali. “Memang desa kami daerah rawan banjir,” kata dia.
"Di sini memang sudah sering, ini justru belum parah. Kalau biasanya dataran yang tinggi bisa terendam satu meter, belum lagi yang paling dalam sana," ujarnya.
Yarani berharap, permasalahan banjir yang terjadi di desanya dapat cepat teratasi sehingga masyarakat tak lagi khawatir saat hujan lebat melanda daerah mereka. Dia juga meminta agar pemerintah membuat program bantuan perumahan sosial untuk di relokasi ke dataran tinggi, terutama di RT. 06.
“Program relokasi ini pernah dilaksanakan, tapi tidak menyeluruh. “Maunya semua rumah di RT. 06 di relokasi. Biar tidak terendam banjir lagi,” tutup dia.
Catatan BPBD setempat, sejumlah desa di Tebo memang rawan banjir, utamanya yang berada di pinggiran Sungai Batanghari. Dimana, ketika debit air naik pada ketinggian tertentu maka rumah warga banyak terendam.
Beberapa kawasan tersebut diantaranya berada di Kecamatan Muara Tabir di desa Tabun Arang, Olak Kemang, Lintas Tuo dan Bangko Pintas Kecamatan Tebo Ilir di desa Kunangan, Kecamatan Tengah Ilir di desa Lubuk Madrasah dan Kecamatan Tebo Tengah yakni Desa Aburan Batang Tebo, Mangunjaya, Sungai Alai.
"Ini akan terjadi banjir jika debit Sungai Batanghari mengalami kenaikan. Sebab pemukiman masyarakat yang berada di kawasan itu berada di lokasi rawan banjir," ujar Kepala BPBD Kabupaten Tebo, Hari Sugiarto.
Curah hujan tinggi biasanya terjadi di November dan Desember hingga mencapai puncaknya pada Januari. "Kalau sekarang memang kenaikan debit air Sungai Batanghari belum signifikan," kata Hari Sugiarto.
Nantinya BMKG akan memberitahukan secara rinci hasil pengamatan dan disampaikan ke BPBD yang ada di kabupaten/kota.
Informasi dari BMKG tersebut, akan menjadi acuan BPBD dalam menghadapi musim penghujan.
Banjir juga mengguyur di ruas jalan depan Amik Depati Parbo, Ruas jalan simpang RSU MHA Thalib Kabupaten Kerinci.
Aswir, salah seorang pedagang di depan kampus AMIK Depati Parbo mengatakan, hujan yang mengguyur wilayah Sungai Penuh hampir 2 jam tersebut menyebabkan ruas jalan terendam setinggi betis orang dewasa, mulai dari Simpang Panik hingga menuju depan kampus Amik.
"Banyak kendaraan roda Dua yang tidak bisa lewat, karna air terlalu tinggi menggenangi jalan. Bahkan, banyak motor yang mati, dan terpaksa didorong," ujar Aswir.
Dijelaskannya, bahwa ini bukan kejadian yang pertama kalinya. Akan tetapi, sudah berulang kali ketika hujan terjadi. "Kalau hujan, jalan selalu mendadak menjadi Sungai," bebernya.
Bukan hanya jalan yang terendam banjir, akan tetapi Ratusan rumah di beberapa Desa di Kecamatan Tanah Kampung juga terendam banjir, yakni Desa Koto Pudung, Desa koto Dumu, Desa Mekar Jaya, dan Desa Tanjung Bungo.
Jon Afrizal, warga Tanah Kampung, dikonfirmasi membenarkan bahwa terdapat Ratusan rumah di Kecamatan Tanah Kampung terendam banjir.
"Sudah Dua hari rumah warga yang terendam, meskipun air tidak terlalu tinggi, namun juga menyebabkan barang yang ada dirumah terendam," ujarnya.
Pada hari Jum'at kemarin, air sempat surut. Namun pada Sabtu ini, wilayah Kota Sungai Penuh diguyur hujan deras, sehingga rumah warga kembali terendam.
"Terendamnya rumah warga, diakibatkan naiknya dbeit Sungai Batang Merao dan Sungai Batang Sangkir yang ada di Kecamatan Tanah Kampung," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sungai Penuh, Abrardani, dikonfirmasi membenarkan sejumlah titik diwilayah Kota Sungai Penuh dilanda banjir, setelah diguyur hujan deras. "Benar hujannya lebat, akibatnya beberapa ruas jalan terendam banjir," ungkapnya.
Dikatakannya, bahwa saat ini anggota BPBD telah turun, untuk melihat kondisi dilapangan. "Tidak ada korban jiwa, anggota masih mendata dilapangan," bebernya.
"Melihat dengan terus meningkatnya debit air Sungai, saya menghimbau kepada warga agar tetap selalu waspada," tandasnya.
Reporter : Iwan, Didi & Soni
Editor : Ansori
Fachrori Komit Tetap Lanjutkan Jambi Tuntas 2021, Tangapi Vonis Zumi Zola
KPU Sarolangun Optimalisasikan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024